Pagi harinya semua keluarga sudah duduk hendak sarapan bersama, suara ponsel dari kamar membuat Rena mengurungkan niat nya untuk menyendok nasi. Ia bangun dan membuka pesan yang masuk ke ponsel nya.
'Selamat pagi, semoga pagi ini kamu bangun dengan tersenyum indah seindah matahari yang bersinar menerangi permukaan bumi ini'
"Apa apa an dia, " Rena tak membalas pesan yang menurutnya tak penting itu. Ia pun kembali ikut sarapan bersama keluarganya.
"Bapak berniat menjodohkan mu dengan Riki, Ren" Ucap pak Agus di sela sela makan nya. Rena menghentikan makan nya dan menatap tak suka pada pak Agus.
"Jangan berusaha menjodohkan ku, jika bapak gak suka aku di rumah ini, aku bisa pindah tapi jangan berharap untuk mengatur jodohku." Ucap Rena lalu mencuci tangannya dan kembali ke kamarnya.
"Emang yang namanya Riki itu yang mana pak" Tanya Rani tak peduli pada situasi yang terjadi.
" Yang duduk tepat di depan bapak semalam, yang rambut agak sedikt gondrong dan kurus."
Hahahaha, tanpa bisa di cegah Rani tertawa lebar hingga buk Fatma menepuk lengan gadis abg itu.
"Kamu kenapa tertawa," Tanya pak Agus heran. Rani hanya menggeleng kan kepalanya tak menjawab pertanyaan pak Agus
Sedangkan di kamar Rena membuka pesan pesan di ponsel nya.
"Hah...., Apa apa an ini, ini pasti kerjaan Rani, dasar adek gak ada akhlak." Rena melotot saat membaca pesan lesan alay yang di kirim Riki padanya.
"Ya ammpiuuunn, aku harus sms balik nih orang, nanti dia kira ini benaran aku lagi." Batin Rena
Namun baru saja Rena hendak mengirim sms pada Riki, Pria itu sudah mengirim pesan duluan.
'Kenapa gak di balas, apa kamu masih tidur memang nya kamu semalam tidur jam berapa, jangan suka bergadang gak baik loh buat kesehatan' lagi lagi Rena melongo membaca sms penuh perhatian dari cowok yang tak di kenal nya itu.
"Apa yang mesti aku jawab" Rena memilih memgabaikan pesan dari pria itu.
*****
"Fatma, apa kau sudah bicara dengan Rena tentang si Dimas itu." Tanya pak Agus pada istrinya itu.
"Belum bang, lagian aku perhatiin Dimas anak nya baik kok bang," jawab Fatma.
"Baik apa nya, aku tau setiap pemuda di kampung itu, aku tau betul anak itu bajingan, hanya saja karena Rena itu anak mu aku gak mau terlalu ikut campur urusan nya, tapi jika aku biarkan nanti di kira aku juga gak perduli sama dia. Aku ini serba salah Fatma." Jawab pak Agus sedikit emosi.
"Kalau dia gak mau jauhin si brengsek itu, jangan kau salah kan aku, jika anak mu itu nanti kenapa napa." Pak Agus pun meninggalkan buk Fatma yang masih terdiam tak tau harus berbuat apa.
"Sebaiknya aku bicara dengan Rena" batin Fatma
Tok.. tok... Tok..
"Rena?" Buk Fatma akhirnya mengetuk pintu kamar putri sulung nya itu.
"Ya buk, " Rena membuka pintu kamar dan buk Fatma pun memasuki kamar kemudian duduk di sisi dipan.
"Rena, ibuk perhatikan sudah satu bulan ini Dimas tak lagi ke sini." Tanya buk Fatma hati hati.
"Buat apa dia kesini buk, " jawan Rena cuek.
"Bukan nya, kalian itu..?"
"Gak kok buk, aku udah memutuskan meninggalakan nya, bukan nya ibuk bilang sama Ranu kalau kalian tak suka jika aku berhubungan dengan nya." Rena menatap wajah sang ibu. Buk Fatma merasa tak enak sama putrinya itu.
"Rena, kamu tau kan maksud bapak mu itu baik nak, dia tak ingin kamu celaka." Hiks..hiks.. buk Fatma mulai terisak.
"Gak usah nangis buk, aku udah mutusin gak akan ketemu dia lagi, dan ibuk gak usah cemas aku gak akan nyalahin bapak kok, Dia gak salah, aku emang udah lama gak berhubungan sama Dimas." Fatma menatap putrinya mencari kesungguhan di balik mata coklat Rena. Rena mengangguk seolah faham maksud dari ibunya itu.
*****
Sementara itu, di sebuah rumah dimana Dimas dan para sahabat nya yang sesama pemabuk berkumpul dengan rutinitas mereka di hari libur. Minum minuman keras wanita dan obat terlarang seolah menjadi hiburan yang sangat memuaskan.
"Dim, gak ikut gabung" Tanya seorang pria bernama Andri.
"Duluan, aku mo tidur bentar semalaman aku gak bisa tidur." Dimas membaringkan tubuhnya di kursi panjang rumah itu. Baru saja Dimas hendak memejamkan matanya terdengar suara Dayat memasuki rumah besar itu.
"Kak..., Kak Remon?" Teriak Dayat sambil berjalan.
"Apa sih yat, " Remon keluar dengan wajah kesal nya.
"Yah.. kak masih siang udah ngamar aja, hahahaha" Canda Dayat yang mendapat plototan dari Remon.
"Ada apa" Remon duduk di bangku di samping Reno.
"Dimas gak kesini kak" tanya Dayat yang memang tak melihat keberadaan Dimas, karena Dimas tidur memiringkan kepalanya sambil menutup dengan jaket.
"Tuh," Andri menunjuk dengan memonyongkan bibirnya. Dayat menatap kesal pada teman sekaligus mantan kekasih sahabat istrinya tersebut.
"Dasar buaya darat, aku lihat kemaren dia jalan sama cewek, apa itu cewek barunya." Tanya Dayat sinis.
"Ya iyalah, mana mungkin buaya kayak dia bisa bertahan sama cewek kayak Rena" Andri meneguk minuman di tangannya.
"Bangun kau Dimas" Dayat menarik jalet levis yang menutup wajah Dimas.
"Jangan ganggu aku yat, aku sama Rena sudah gak ada hubungan apa apa, jadi aku bebas mau jalan sama siapa saja" ucap Dimas yang ternyata tidak tidur sama sekali.
"Aku kesini bukan bicara soal Rena, aku malah bersyukur Rena gak nyariin kau lagi. Buaya macam kau memamg cocok nya sama lobang longgar." Ucap dayat yang membuat Dimas menatap sinis.
"Kenapa kau tak suka aku katakan buaya." Ledek Dayat.
"Ada apa?" Dimas pun duduk menghadap ke Dayat dan bang Remon.
"Anak buah bang Agus gendeng mulai mengintai mu" Sontak Remon dan Andri melebarkan matanya.
"Ahhhh, sudah ku katakan bukan, apa yang kau lakukan pada Rena" Andri mulai khawatir pada sahabat nya itu.
"Aku tidak melakukan apa apa?" Dimas tampak memikirkan sesuatu.
"Sepertinya tak mungkin bang Agus mencari ku karena pengaduan Rena, aku dan Rena tak melakukan hal yang tidak tidak" Batin Dimas.
"Kau dapat info dari mana?" Tanya Dimas kemudian.
"Johanes, tetangga bang Agus" Dayat menatap Dimas curiga.
"Jangan menatap ku seperti itu, aku tidak melakukan apa apa pada Rena, ini pasti ada yang tidak beres." Dimas memijit pelipisnya karena mulai merasa pusing.
"Kau yakin tidak melakukan kesalahan, kau tau sekali jika Agus gendeng bertindak kau bisa menyesal seumur hidup" Remon yang mengetahui sepak terjang Agus merasa sedikit khawatir.
"Tidak bang," ucap Dimas kemudian.
"Baiklah, Andri kau cari dan seret Johanes ke sini." Titah Remon pada Andri.
"Ok bang." Andri pun tidak menunda waktu lagi, ia segera berpamitan mencari keberadan orang yang di maksud.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
💞Amie🍂🍃
Masih mantau Thor, jangan lupa mampir juga ya
2023-11-20
1
Dewi Payang
10 iklan buat kak author
2023-10-27
0
Dewi Payang
walau pak Agus preman tp dia baik sama keluarganya
2023-10-27
1