Motor yang di kendarai Riki dan teman temannya akahirnya sampai di halaman rumah papan berukuran 6x6 meter tersebut. Rumah yang sangat sederhana namun tampak asri karena di kelilingi kebun ubi dan tanaman hias di halaman rumah.
"Wah, masuk masuk..." Sapa pak Agus ramah pada teman teman kerjanya tersebut.
"Kami mengganggu nggak bang" Asep berbasa basi.
"Ah, kau ini ayo masuk" pak Agus mengajak tamu nya masuk dan duduk lesehan di lantai semen beralaskan tikar pandan.
"Ini lah rumah ku, sebentar aku minta istriku bikinin kopi, belum pada ngopi kan" pak Agus ke dapur yang hanya berbatas hordeng.
"Buk bikinin 5 gelas kopi buat anak anak" titah pak Agus pada istrinya.
Tak berapa lama kemudian lima gelas kopi tersedia di hadapan tamu mereka lengkap dengan kripik ubi dan juga talem ubi buatan buk Fatma.
"Wah, jadi merepotkan ini buk" Riki berbasa basi.
"Ah, tentu saja tidak silahkan di cicipi ,ini ubi kayu panen sendiri loh kalau kue lebaran kita gak punya" ucap buk Fatma ramah.
"Walah buk, kita kesini gak cari kue lebaran kok buk, tapi karena ada ini yah pasti kita makan, hahahha" canda Asep membuat semua tertawa.
"Loh buk, anak anak pada kemana kok sepi" Tanya pak Agus pada istrinya.
"Kalau Rena dan Fira ada di kamar pak, kalau Rani tadi di jemput temannya." Pak Agus menatap heran pada sang istri tak biasanya putrinya itu keluar malam tanpa meminta izin dari nya.
"Deket kok pak, di rumah si abah yang di ujung lorong." Buk Fatma sepertinya memahami ke khawatiran suaminya itu.
"Yah.. yah...," Mereka pun ngobrol panjang lebar hingga buk Fatma akhirnya menawarkan mereka untuk makan bersama.
Rena membantu buk Fatma menata makanan di tikar, gadis itu fokus pada pekerjaan mya tanpa memperdulikan 4 pria yang sedari tadi menatap nya saling senggol.
"A' apa dia yang berbalas pesan dengan mu." Tanya asep sambil berbisik.
"Aku juga gak tau" Jawab Riki berbisik.
"Ini anak saya yang paling tua, nama nya Rena" Rena menoleh pada para pria itu dan tersenyum seadanya, kemudian berlalu kembali ke kamarnya.
"Bussseeettt...., Cuek banget A'," Ucap asep sambil menyenggol lengan Riki.
"Yah, sangat cuek, mungkin dia gak pengen berkenalan sama kita para kuli." Ucap Riki kemudian fokus kembali pada pak Agus yang mengajak mereka makan.
"Ayok, kalian tau ini rendang khas dari padang, istri saya ini asli orang Minang, jadi rendang nya sangat khas dan lezat, berbeda dengan rendang di sini." Ucap pak Agus memuji masakan istrinya sambil terkekeh
" Wah, aroma nya bikin lapar ini bang, Ridwan pun mengences mencium aroma rendang daging dengan campuran kacang merah di depan nya itu.
"Lah iya, ayok..di coba." Mereka pun mulai menyendok makanan ke piring masing masing. Di saat mereka makan seorang gadis remaja masuk sambil tersenyum ramah.
"Assalamualaikum" Ucap Rani memberikan salam.
"waalaikumsalam, semua kompak menoleh pada gadis hitam manis di depan pintu.
"Ini anak ku yang no 2, namanya Rani" pak Agus memperkenalkan Rani pada semuanya.
"Makan dek, ucap Karno yang menatap Rani sambil tersenyum ramah."
"Ya, lanjut bang, Rani udah makan tadi di tempat abah" jawab Rani sambil duduk di samping sang ibu.
Rani menatap satu persatu tamu pak Agus sambil tersenyum dan seperti menilai mereka satu persatu.
"Kira kira yang mana yah, di antara mereka yang bernama Riki," batin Ria.
"Apa jangan jangan yang gondrong itu yah, ahhh tubuh nya kerempeng, rambut gondrong, sangat cocok dia kan ngaku nya muda dan imut 🤣 batin Rani tertawa" Rani berusaha menahan tawanya saat matanya bertemu dengan mata Riki
"Gadis, ini terlihat lebih ramah dan baik, apa dia yang membalas sms ku, ah.. tapi kenapa dia menatap ku, seperti itu, apa ada yang lucu " Riki bermonolog.
Setelah selesai makan, buk Fatma meminta Rani merapikan lagi piring kotor dan lauk pauk ke dapur. Sementara para pria itu keluar sambil duduk di bangku kayu yang tersusun rapi di bawah batang mangga.
"Wah, bang , suasana di sini sangat nyaman yah," Asep mengeluarkan kotak rokok nya dan meletakkan di meja.
"Yah, di buat nyaman aja lah sep." Ucap pak Agus sambil memetik rokok nya.
Kembali mereka ngobrol hingga jam menunjukkan pukul 11 malam.
"Bang, ini sudah sangat malam, sebaiknya kami pamit dan terimakasih buat makan nan nya, masakan istri bapak sangat lezat." Ucap Riki berpamitan.
"Ya sudah, kalau begitu kalian hati hati di jalan." Mereka pun meninggalkan kediaman Agus gendeng
Sementara itu di kamar Rena dan Rani sibuk bergosip tentang Empat orang pria tamu bapak tirinya itu.
"Kak, memang nya kau tidak penasaran siapa di antara mereka yang bernama Riki, Tanya Rani sambil meraih ponsel kakak nya yang terletak di atas meja.
"Ngapain aku penasaran?" Jawan Rena cuek.
"Yah, siapa tau kan, dari sms nyasar bisa kau jadiin pacar." Ucap Rani asal. Rena hanya diam tak menangggapi ucapan adek nya itu dia sibuk membaca novel yang ia pinjam pada sahabat nya di TK tempat dia bekerja.
"Kak, kamu perhatikan gak, cowok hitam manis dengan rambut sebahu dan badan krempeng tadi, kayaknya dia lebih cocok deh dengan nama Riki, sesuai sama perawakan nya yang kecil dan pendek ." Rani terkekeh geli membayang kan kakak nya jadian sama cowok berpenampilan alay tersebut.
"Kamu itu yah, masih kecil tapi matamu itu jelalatan saja, sempat sempatnya kau memperhatikan mereka." Rena geleng geleng kepala.
Lima belas menit kemudian sebuah pesan masuk ke ponsel tulalit yang kini di pegang Rena.
'Terimakasih buat makan malam nya yang sangat lezat'
"Hahahaha kak.. lihat ini cowok itu kelihatan sekali sangat penasaran pada mu." Ucap Rani terbahak.
"Rani brisik ah.." Rena meraih ponsel itu dan membaca pesan tersebut yang membuatnya geli sendiri.
"Ini cowok nampak kali nyari bahan buat ngobrol, basa basi..." Rena meletak kan ponselnya di meja, dan ia pun menarik selimut hendak tidur. Rani yang melihat itu pun jadi tersenyum usil.
"Dari pada kak Rena galau terus mending aku comblangin aja dia sama cowok kunyuk ini, lumayam buat hiburan." Rani pun membalas semua pesan pesan dari Riki dengan mengatas namakan Rena.
Sementara itu di gudang, Riki merasa Rena adalah gadis yang sangat baik dan ramah, tak sesuai dengan yang dia lihat waktu di rumah pak Agus tadi, mereka berbalas pesan hingga tengah malam, tanpa dia tahu yang mebalas pesan tersebut adalah Rani.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
😁😄😃🤣🤣
2023-11-01
0
Dewi Payang
5🌹buaat kak author
2023-10-20
0
Dewi Payang
oh ya ampyun Rani....😁😁
2023-10-20
0