Satu mingu berlalu bertepatan dengan datang nya lebaran idul adha, Rena sedang sibuk membantu sang ibu menata makanan di piring karena beberapa tamu yang tak lain adalah teman bapak tiri rena datang sekedar bersilaturahmi.
Makanan itu di susun di meja kayu di bawah batang pohon mangga yang memamg di buat oleh ayah tiri Rena untuk menerima tamu tamunya yang tak lain adalah preman wilayah itu, dan aturan dari ayah tiri Rena makanan itu harus tersedia sebelum teman temannya datang, karena setelah mereka datang ke dua anak tirinya itu tak boleh lagi keluar dari kamar. Mungkin itu salah satu caranya menjaga anak anaknya.
Sebenarnya Rena sangat muak demgan rutinitas kumpul para preman tersebut, karena itu sangat menganggu aktifitas nya, ia jadi tak bebas untuk keluar rumah, sedangkan kamar nya hanya petakan berukuran 3x3 meter yang di isi oleh satu lemari lusuh tanpa ada sesuatu yang menarik untuk sekedar penghibur.
Tiba tiba ponsel Rena berdering
Ting... Sebuah sms masuk
'Minal Aidin walfaidzin bang, salam sama seluruh keluarga.' isi pesan tersebut.
"Sms dari siapa ini, apa dia salah satu teman dari pemabuk itu." Batin Rena.
'maaf dengan siapa? Bapak lagi ada tamu jadi gak bisa balas sms nya' Jawab Rena di kotak pesan.
'o, saya Riki teman pak Agus di tempat kerja' jawab dari seberang.
'Baik lah pak nanti saya sampaikan pesan nya sama bapak.' jawab Rena kemudian.
'Maaf dek, saya masih muda dan imut panggil saja abang, belum bapak bapak kok " Rena tergelak membaca pesan dari nomor tak di kenal nya itu.
"Kenapa kak"Tanya Rani penasaran
"Ini ada sms dari teman bapak, namanya Riki aku pikir bapak bapak, pas aku bilang pak, dianya gak terima , katanya masih muda dan imut" Rena tertawa
"Lah ., " Rani mengerutkan dahinya Rena pun memperlihatkan isi pesan dari nomor tersebut yang membuat mereka tertawa..
"Lagian kakak langsung bilang pak saja " hahaha Rani tertawa kencang
"Lah terus kakak mana tau dia masih muda atau sudah tua" Tawa mereka tak henti henti membahas ha yang di anggap lucu.
*******
Sore harinya Semua preman anak buah Pak Agus gendeng sudah pada bubar, Rena pun memberitahu kan tentang sms teman kerjanya bapak tirinya tersebut.
"Kak bilang sana orang itu, salam dari bapak, dan ajak singgah semua anggota ke rumah" Titah pak Agus pada Rena.
"Ya pak" Rena pun mengetikan balasan sesuai perintah pak Agus.
'Assalamualaikum Riki, Minal Aidin walfaidzin , salam buat keluarga juga ya, sekalian ajak anak dan istrimu ke rumah " Ketik Rena di layar ponselnya sesuai titah sang ayah tiri, tapi ia menuliskan seolah olah pak Agus sendiri lah yang menulis pesan tersebut.
"Waalaikumsalam pak Agus, insyaallah salam nya sudah sampai pada keluarga besar di sini pak, nanti insyaallah kami akan bersilaturahmi, ke rumah bapak dengan teman teman di sini, masalah anak istri belum bisa di ajak pak, soalnya belum punya ,hehehe" jawab no tak di kenal itu.
Lagi lagi Rima tergelak dengan balasan si pengirim pesan.
"Kirian teman nya dah punya istri dan anak, rupanya bujangan tua toh, dari pada mikirin cari istri mending kamu pikirin liang lahat tu." Rena meletakkan ponselnya di lemari tanpa berniat membalas lagi.
Riki
"Lucu sekali pak Agus ini bukannya dia tau aku masih bujangan, ah.. jangan jangan ini kelakuan anak gadis nya itu, yah kata pak Agus ponsel itu kan untuk anak nya,hummm" Riki menggeleng gelengkan kepalanya.
"Ada apa a" tanya seorang pemuda berusia kira kira 23 tahun.
"Gak, ini pak Agus minta kita silaturahmi ke rumah nya"
"O, lah emang a a' tau rumah nya" tanya pemuda itu lagi.
"Gak begitu tau sih, cuma katanya dia tinggal di sekitar daerah puskes atas, tepatnya di belakang SD samping bedeng Wak Hasanuddin" Riki
"Ada anak gadis nya nggak?" Pemuda itu menaik turunkan alisnya.
"Kau ini..." Riki melemparkan bantal yang ada di samping nya pada pemuda yang tak lain adik nya itu.
"Yah, gak papa lah a', sekalian cari cari jodoh buat a a', kalau aku mah udah pasti setia sama bebeb ku Salamah."
"Mana berani aku sep, kau tau sendiri pak Agus gendeng itu preman yang sangat terkenal di kampung ini, bisa di gorok leherku berani bermain main dengan anak gadisnya." Riki meninggalkan Asep yang masih menikmati rokok nya.
"Sep siap siap, habis mahgrib nanti kita bersilaturahmi ke rumah nya pak Agus, siapa tau makan rendang daging kita di sana." Pekik Riki dari luar gudang tempat tinggal mereka.
"Malas ah.., " jawab Asep asal.
Selesai solat mahgrib, para kuli bangunan itu berkumpul di depan gudang, sekedar menikmati angin malam karena di dalam gudang udara terasa panas.
"Karno kamu kenapa gak pulang, gak rindu sama anak dan istrimu?" Tanya Asep pada salah satu kuli.
"Mo balik gimana sep, sep... Kau kan tau sendiri gaji kita Minggu ini cuma di bayar separoh, buat ongkos di jalan juga udah habis, kasian istriku kalau gak kebagian duit, mending duit nya aku kirim saja." Ucap Karno sambil menghisap rokok di tangannya.
"Oh ya, itu bang Agus gendeng ngundang kita ke rumah nya, mau pada ikut nggak" Ucap asep kemudian.
"Wah, boleh juga tuh... Siapa tau dapat rendang daging qurban." Timpal Ridwan bersemangat.
"Kamu itu, makanan aja yang ada di otak mu." Karno terkekeh melihat kelakuan teman senasib nya itu.
"Jadi jam berapa kita berangkat" Sambung Ridwan.
"Tunggu a Riki dulu." Asep melongok le dalam gudang menunggu kehadiran abang nya itu.
"A, jadi pergi nggak" ucap asep berteriak.
"Iya jadi, bentar aku SMS anak nya pak Agus dulu, tar kita ke sana orang nya lagi pada keluar lagi." Riki mengambil hp tulalit nya dan mengirim pesan pada Rena.
'Assalamualaikum dek, bapak nya ada di rumah gak, kami mau mampir ke rumah' sms pun di kirim.
Tulalit.. tulalit.... Bunyi sms masuk ke ponsel nya Riki.
'Ada pak, iya di tunggu sama bapak' jawaban dari Rena.
"Ok, yok semua berangkat kita pakai dua motor aja, aku sama Asep kau boncengan sama Karno yah wan." Riki mengunci pintu gudang rapat memastikan aman agar barang barang di dalam tak di curi orang.
Di rumah Agus Gendeng.
"Itu teman teman bapak mu ada berapa orang sih kak?" Tanya buk Fatma pada Rena.
"Gak tau buk, tanya bapak aja langsung." Rena masuk ke kamarnya.
"Buk katanya teman bapak paling dua atau tiga orang, itu yang biasa jaga gudang tempat bapak kerja." Fira masuk sambil berteriak pada sang ibu.
"Oo, ya udah kakak mu suruh masak nasi, biar nanti pada makan bersama sekalian rendang nya di panasin, ibuk mau ke depan dulu" buk Fatma duduk di bangku kayu yang ada di bawah batang mangga menemaninya suaminya sambil ngobrol menikmati kopi hitam pahit nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
R.F
semangat
2024-02-01
0
💞Amie🍂🍃
Awal mula yang mengesankan😣
2023-11-20
0
Dewi Payang
secangkir kopi buat kak author
2023-10-16
1