"Mer, tolong keruangan saya" panggil sasha pada asistennya
"permisi bu, " meri bergegas dan menghadap alesha
"bisa tolong jelaskan ini, saya rasa ini bukan tugas dan tanggung jawab bagian kita. kenapa saya harus tanda tangan"ucap alesha menunjukan beberapa file yang harus ia tanda tangani
"maaf bu boleh saya lihat dulu" ucap meri memeriksa filenya kembali
"ini untuk penggajian pegawai magang bu, semua datanya memang harus melalui tanda tangan ibu dulu. sama setiap devisi juga begitu khusus pegawai maggang. seperti pak ravi" ucap meri menjelaskan
"hemmm, baiklah nanti saya akan rapatkan dengan bagian HRD langsung. terima kasih kamu boleh kembali ke ruangan" ucap alesha dan meminta meri kembali keruangannya
"baik bu. maaf bu sebentar lagi makan siang, bu alesha mau makan di sini atau mau keluar" tanya meri sebelum pergi meninggalkan ruangan Alesha
"saya nanti ke kantin aja" alesha tak mau merepotkan asistennya untuk urusan pribadinya
"baik bu saya permisi dulu" ucap meri
diluar ruangan
"sepertinya bu alesha hampir mirip dengan bu reva ya" ucap Toni yang paling lama dibagian keuangan
"hemmm, iya tapi kita kan belum mengenal lebih jauh. bisa jadi beda" jawab meera
"ayo ke kantin" ajak oki
"cuss" meri juga ikut bergabung dengan teman se ruangannya
"saya mau chiken katsu dan jus jeruk" alesha ke kantin dan melihat sekeliling mencari rekan se ruangannya
"bu!" panggil meri
"ohh, iya" jawab alesha dengan membawa makanan pesanannya dan menghampiri yang lain
"bu awas!!" meera memperingatkan alesha yang hampir tertabrak oleh pria tampan salah satu pegawai yang bekerja di kantor milik gala subastian
"maaf pak!!" alesha meminta maaf pada pria tersebut yang nampak datar saja
"it's oke" jawab chiko dengan santai
ia selesai makan siang dan akan kembali ke ruangannya
"hampir saja bu bahaya, dia adalah keponakan bos yang sebentar lagi akan meneruskan perusahaan milik kakeknya" ucap meri memberikan informasi pada alesha yang nampak tak tertarik
"ohhh!!!" jawab singkat alesha
"kalian sudah selesai?" tanya alesha
"sudah bu, tapi saya masih ada urusan sebentar" ucap meri
dan yang lain juga mengangguk karena biasanya setelah makan siang, ada yang pulang atau bertemu kekasih hatinya di sela-sela waktu kerja
"oke, saya duluan" alesha meninggalkan kantin dan kembali ke ruangannya
namun sebelumnya alesha ke kamar mandi untuk mengambil wudhu dan menunaikan ibadahnya
"permisi" suara pria masuk keruangan alesha dengan membawa sebuah dokumen karena tak melihat ada pegawai lain chiko mengetuk dan masuk keruangan alesha
pegawain baru yang mengisi jabatan kepala bagian keuangan
"sudah mau jam masuk tapi belum ada yang kembali ke kantor" gumam chiko
"maaf pak, ada yang bisa saya bantu" alesha tak sempat membuka mukena yang ia pakai dan menjawab suara yang mencarinya
"maaf saya tidak tahu jika anda sedang beribadah" ucap chiko merasa tak enak hati
"emm, saya sudah selesai pak, makanya bisa jawab bapak. ada yang bisa saya bantu?" alesha mengulang pertanyaanya
karena pria dihadapannya kini seperti melamun tak menjawab pertanyaanya
"pak....pak ada yang bisa saya bantu?" alesha sedikit kesal karena pria itu seperti mempermainkannya
"iya,, ahhh tadi saya mau kasih formulir ini yang harus anda isi dan tolong kirimkan ke email saya, meri punya email saya. pemisi" chiko langsung meninggalkan berkasnya dan memberikan pada alesha
tanpa menunggu jawaban dari alesha,
"huuufffft, sabar sha!!" gumam alesha ia melepaskan alat ibadahnya dan menyimpannya kembali
"meri keruangan saya" alesha memanggil asistennya
"iya bu" meri masuk ke ruangan
"ini sudah saya isi, tolong kirimkan ke email pak....aduh saya lupa tanya nama lagi tadi.. emmm yang tadi hampir saya tabrak siapa namanya?" alesha bertanya pada meri
"ohh pak chiko bu? " meri memberitahukan pada alesha
"iya, kirimkan pada beliau! segera" ucap alesha
"baik bu" meri mengambil kertas yang diberikan alesha
********
"pa kenapa kecil banget sih kamarnya" mami nabila protes saat tiba di apartemen yang akan ditempati oleh ravi
"ngga apa-apa mi, kak chiko malah lebih parah sama om disewaain kontrakan mi. ini lebih dari cukup" ucap ravi
"ravi harus hidup sederhana mi, gajinya nanti ngga akan cukup kalau kita sewa kamar yang mahal" ucap papi gala
"apa pi, sewa? kita kan punya appartemen kenapa harus sewa?" ravi terkejut
"kamu sanggup bayar sewanya? karena papi ngga akan kasih gratis walaupun itu appartemen kita" lanjut papi gala
"sudah-sudah! rav kamu harus ingat pesan papi mulai semuanya dari bawah dan jangan sesekali sebut nama kakekmu dan papimu saat bekerja" pesan mami nabila
"iya mi, pi ravi akan ikuti semua pesan mami dan papi, tapi setelah lulus kayak kak chiko ravi bebas kan melakukan apapun?" tanya ravi memancing kemarahan papinya
"selama ini kamu sudah cukup ngga tahu aturan rav, jadi jangan buat papi mengirimmu ke luar negeri" ancan papi gala
"iya pi, iya gitu aja marah ngga inget umur" ledek ravi
"astaga anakmu mi!!!" gala murka
"sudah pi, ravi kamu bereskan barangmu dan masukan dalam lemari. untuk makan dan londry kamu bisa turun ke bawah jadi ngga usah terlalu repot" ucap mami nabila
"kita istirahat dulu pi, lalu makan malam dan pulang" ucap mami nabila
"iya sayang, rasanya anak satu ini tak bisa sejenak membuatku bernafas lega" ucap papi gala
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments