Yuda sedang berbicara dengan Sistem-nya terkait kemunculan alam semesta baru yang diberi nama Systemverse. Dan fenomena Lost Brainware yang menculik para pengguna Sistem dari alam semesta lain.
[Fenomena ini diklasifikasikan sebagai bencana karena kita tidak pernah tahu orang seperti apa yang didatangkan oleh Lost Brainware.]
[Setidaknya ada 5 pengguna sistem lain yang berteleportasi ke dunia ini termasuk Otto Night.]
"Apa?! Dimana 4 orang lainnya?!"
[Itu tugas anda untuk menemukan mereka. Yang pasti mereka tidak jauh dari tempat anda saat ini. Dan berhati-hatilah dengan sistem mereka.]
"Hei, kenapa kau terburu buru sekali?"
[Apa maksud anda? Sistem selalu menemani anda, hanya Sistem kebaikan yang pergi.]
[Perbedaan Sistem dan Sistem Kebaikan adalah pemberian Quest dan kontrak dua pihak. Sistem Kebaikan sudah pergi dari tubuh anda setelah meninggalkan reward terakhir untuk Quest membasmi ketua perguruan hitam. Sekarang yang berada di tubuh anda adalah Sistem.]
"Aku mengerti, maksudmu Sistem Kebaikan adalah Brainware dan kau adalah Software dan Hardware."
"Aku kembali menjadi pengguna sistem tanpa Brainware dan Nostradamus."
Yuda dapat memahami kesibukan mereka. Mengurus pria yang sudah mapan sepertinya bukanlah hal yang pantas.
"Kalau begitu, Sistem, apa kau punya petunjuk mengenai keberadaan mereka?"
Sistem menunjukkan barang baru di toko. Barang itu bernama Miracle Detection, pusaka berbentuk jam tangan yang dapat mendeteksi anomali. Karena harganya murah Yuda membeli tiga.
***
Di suatu tempat yang tampak seperti gurun, seorang wanita berjalan tanpa alas kaki. Rambutnya perak panjangnya menuntunnya ke pelabuhan.
Anomali di tubuh wanita itu memancing aktifnya jam tangan Yuda. Tidak butuh waktu lama Yuda langsung pergi ke koordinatnya.
Pengguna Sistem itu terdeteksi berada di kapal pesiar. Yuda menemukannya di tengah ruang penumpang vip. Dia sedang berkencan dengan penumpang vip disana.
"Dia? Wanita berambut perak itu?"
Jejak Miracle mengarah ke wanita itu, tidak salah lagi, dialah wanita yang datang dari dunia lain.
"Apa yang harus aku lakukan? Haruskah ku culik dia?"
Yuda memikirkan tindakannya dengan santai sambil minum jus buah.
Saat wanita itu pergi bersama teman kencannya Yuda mengaktifkan Observernya.
[Berhati hati dengannya, Otto Night mampu mewujudkan apapun dengan ucapannya, wanita itu mungkin lebih kuat lagi.]
Yuda memutuskan untuk menculik wanita itu kemudian mengembalikannya jika diperlukan. Dia sudah menyiapkan tempat tinggal yang layak untuk para pengunjung dunia lain.
Wanita itu masuk ke kamar pribadi, situasinya mulai canggung dan semakin aneh.
Wanita itu masuk kamar yang di dalamnya penuh pria hitam, persis seperti yang sering muncul di film biru.
Yuda ingin menghentikan pengamatannya lalu si wanita menyerahkan dirinya.
Dikira si wanita menyerahkan diri ke para penumpang cabul ternyata tebakannya salah.
- Pov pengguna Sistem lain -
Ditelan oleh kegelapan dan mata mata mengerikan, penuh gigi dan lidah bergerigi, dia jatuh ke dalam lambung monster yang memberinya kekuatan maha dahsyat.
Wujudnya berubah seketika, menjadi monster humanoid bertubuh ramping bercakar kulit timah. Para pria yang bersamanya berteriak tanpa suara, tidak percaya dengan pemandangan yang dilihatnya.
Si wanita tidak pernah berniat memberikan tubuhnya, sebaliknya dialah yang memangsa mereka.
Observer Yuda turut menjadi korban. Dia menebas Observer dengan pedang yang muncul dari bokongnya, lalu mengancam para pria disana.
"Kalau masih ingin hidup serahkan tubuh kalian padaku."
"Tu-tubuh kami?"
"Ya.. tubuh kalian.."
Wanita monster membuka mulutnya lalu memakan jari kaki mereka satu persatu hingga tak bersisa.
Sistem berbentuk segitiga emas muncul di samping kirinya. Sistem itu bernama [ Sistem Lone Wolf ].
"Sistem, periksa kapal ini, kita harus menemukan pemilik kamera ini." ucap si Wanita sambil mengangkat Observer.
- pov si pengguna Sistem lain -
Yuda bingung mengapa Observernya bisa ketahuan.
Setelah berganti pakaian lebih rapi Yuda menemui wanita itu. Dia menerobos kamar itu dan menghampiri si wanita. Ternyata wanita itu bisa kembali ke wujud manusianya dengan sangat cepat.
"Nona, bisa kita bicara?" tanya Yuda tanpa memikirkan para pria yang ditawan oleh si wanita.
"Apa kau pemilik benda ini?" Si wanita bertanya balik ke Yuda.
"Iya, aku bekerja di kapal ini, tugasku adalah mengawasi para penumpang. Maaf jika anda merasa tidak nyaman." (Bohong)
"Tidak masalah." wanita itu tersenyum padanya.
"Tapi aku harus menghukummu karena masuk tanpa izin."
"Jangan seperti itu nona! Saya datang untuk mengajak anda bergabung ke PT IC YUDIS. Anda seorang pengguna Sistem kan...?"
Anda seorang pengguna Sistem kan...?
Anda seorang pengguna...
Anda seorang...
Anda...
Pengguna Sistem kan...?
Kalimat itu terngiang di kepala si wanita. Dia menurunkan pedangnya, kemudian bertanya dengan lirih. "Bagaimana kau bisa mengetahuinya?"
Yuda menunjukkan jam tangannya. "Jam ini disebut Miracle Detection. Bisa mendeteksi kemunculan dan pergerakan energi asing di seluruh dunia. Saya sudah berpengalaman menemukan pengguna Sistem yang tersesat."
"Aku tidak bisa mengikuti orang yang tidak kukenal,"
Yuda memperkenalkan dirinya. "Namaku Yudistira, Ilmuwan dan pakar teknologi dari PT PINDAD Indonesia. Aku juga seorang pengguna Sistem Kebaikan."
"Sistem Kebaikan..."
Mata si wanita berbinar mendengarnya. Ia lalu mengajukan beberapa pertanyaan tambahan yang harus dijawab dengan benar. Yuda memiliki 3 kesempatan untuk menjawab setiap soal yang diberikan.
"Aku akan mengikutimu setelah memastikan kewarasanmu."
"Pertanyaan yang aku berikan akan berhubungan dengan model sistem-mu."
"Pertanyaan pertama, apa yang akan kau lakukan jika melihat seorang perampok menghabisi nyawa seseorang?"
"Aku akan berteriak memanggil bantuan, dan mengejarnya sejauh mungkin. Intinya tidak akan ku biarkan dia lolos."
Si wanita mengangguk menananggapi jawaban Yuda.
"Pertanyaan kedua, anggaplah kau berhasil menangkap pembunuh itu. Lalu apa kau akan memanggil keluarganya atau orang yang dekat dengannya?"
"Itu sudah pasti." Yuda menjawab dengan percaya diri.
"Pertanyaan terakhir. Hukuman apa yang akan kau berikan padanya?"
Yuda mulai dapat menebak isi pikiran si wanita. Jawaban berikutnya pun dibumbui dengan kebohongan.
"Aku akan menyerahkan vonis kepada keluarga korban. Dengan begitu pihak korban bisa mendapat keadilan yang lebih baik. Sayangnya di negara demokrasi hal seperti itu mustahil terjadi."
Yuda menggaruk dagunya.
Wanita itu menilai jawaban itu Yuda, dan kata-kata itu pun terucap dari bibirnya. "Naif."
"Kau sangat naif. Aku tidak mau mengikuti orang yang naif."
Wanita itu mengusir Yuda dari kamarnya. Dia meminta Yuda berhenti mencarinya karena Yuda bukanlah tipe teman yang cocok dengannya.
"Tapi kenapa? Apa yang salah dari jawabanku?"
Wanita itu menyilangkan tangannya. "Untuk apa menyerahkan vonis hukuman kepada keluarga korban. Tugasmu adalah memutuskan hukuman yang pas untuk pembunuh. Seharusnya pembunuh diberi hukuman yang setimpal dengan perbuatannya, eksekusi mati!"
"Apa menurutmu seorang pembunuh layak untuk hidup?"
Yuda terdiam mendengarnya. Dia tidak menyangka wanita ini akan seserius itu menanggapi jawabannya.
Yuda menjawab dengan tegas. "Manusia selalu punya alasan untuk berbuat kesalahan, karena itulah persidangan dilakukan. Seorang hakim tidak boleh memvonis eksekusi mati tanpa tahu motif pelaku yang sebenarnya."
Mendengar itu si wanita semakin jijik dengan Yuda. Sebelum mereka berpisah si wanita memperkenalkan dirinya.
"Aku Kallen Krylshine. Siapa namamu dan dimana kau tinggal?"
"Yudistira, aku tinggal di pulau Jawa, di negara kepulauan Indonesia. Kenapa? Kau berubah pikiran?"
"Aku harus menghindari negara bernama Indonesia mulai hari ini. Selamat tinggal!"
Para pria yang ditawan menangis melihat kejadian itu. Yuda tidak mau menolong mereka.
Yuda menggaruk kepalanya dengan kuat, bingung bagaimana harus menghadapi Kallen yang jelas jelas bukan orang baik.
[Kallen Krylshine]
[Dia wanita seram yang punya nama indah]
[Anda harus membongkar kemampuan Sistem-nya]
"Menuntun para korban Lost Brainware ke jalan yang benar. Apa hal ini benar-benar perlu dilakukan? Kenapa kita tidak membiarkan mereka hidup tenang saja di dunia ini. Itu lebih baik bukan?"
Sistem mengatakan dengan tegas. Penumpukan korban Lost Brainware di sebuah dunia berpotensi menyebabkan kiamat.
Sebab mereka membawa jenis kekuatan yang berbeda-beda. Anggap saja udara dari planet Venus masuk ke bumi. Perlahan lahan udara bumi akan tercemar oleh udara Venus yang beracun.
Sistem punya cara untuk mengatasinya, asalkan Yudistira bisa menjabat tangan mereka.
"Sepertinya itu akan sulit. Wanita ini membicarakan keadilan di pertemuan pertama kami."
Yuda berpapasan dengan seorang wanita berbaju pantai. Wanita itu adalah Mithia Hana, teman smk nya.
"Hana? Kau sedang liburan?"
Hana terkejut melihat Yuda. Dengan gugup Hana menjawabnya. "Iya... sedang liburan bersama pasangan. Kau sendiri sedang apa disini? Pasti liburan kan?"
Yuda menggeleng. "Tidak, aku sedang menyelidiki sesuatu. Sebaiknya kau tidak mendekati kamar nomor 163."
"Sepertinya itu tidak mungkin, soalnya kamarku nomor 160, kalau mau turun tangga aku harus melewati kamar itu dulu."
"Kalau begitu ambil jalan memutar ke tangga sebelah sana. Walaupun jauh setidaknya kau tidak melewatinya!"
Yuda pun minta bantuan Hana mendaftarkannya sebagai pengunjung. Dengan membayar biaya yang lebih besar, sekitar 2 kali lipat harga tiket penumpang VIP Yuda berhasil menyusupkan satu Homunculus.
"Kallen Krylshine, mari kita lihat seberapa beracun dia!"
.................................................................................
Jangan jenuh dulu, saya akan menunjukkan imajinasi liar yang pastinya bukan Mimpi Basah Author di seri ini.
Seperti biasa, like, komentar, dan favoritkan novel ini jika kalian menyukai cerita yang unik dan Bukan Mimpi Basah Author!😁
.................................................................................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments