Bab 3

3 Tahun Kemudian

"CACA! BANGUNNN UDAH PAGIII" Teriak Sita

"Apasih buk, Caca masih ngantuk" Ucap Caca enggan untuk membuka matanya

"Bangun gak! Hari ini kan kita mau ke kota Caca" Ucap Sita berusaha membangunkan sang anak

"Besok ajalah bu Caca males" Ucap Caca dengan mata terpejam

"Enak aja kamu, gabisa udah ayo cepetan bangun"

Seolah tuli Caca tidak juga bangun dari tidurnya dia malah semakin mengeratkan pelukannya ke bantal gulingnya

"Astagaa anak ini, ayo Caca bangunnn jangan lelet dongg" Ucap Sita frustasi membangunkan sang anak

"Caca! Gabangun mama seret kamu ke kamar mandi ya" Ancam Sita

"Satu"

"Dua"

"Ti..."

"Iya iya buk ini bangun Yaampun" Ucap Caca terpaksa membuka matanya

"Gitu dong cepetan sana mandi, siap siap ibu tunggu di depan jangan lama lama"

"IYAAAA"

Sita pergi dari kamar Caca menuju ruang tamu

🍓🍓🍓🍓

15 menit berlalu saat ini Candra, sita, Caca dan Vania sudah berada di stasiun, mereka duduk di kursi tunggu menunggu giliran untuk dipanggil

"Buk kenapa kita harus ke kota sih, trus ngapain juga kita harus cari kerja di kota di desa juga bisa kok nyari kerja" Ucap Caca

"Udah kamu diem aja" Ucap Sita

"Tapi bu Caca males banget tau kerja, enakan tidur" Ucap Caca

"Kamu ini tidur terus pikirannya, sekali kali lah kerja" jawab Sita

"Emang kita kerja apa sih Bu?" tanya Caca

"Kerja sebagai pembantu" Jawab Sita

"WHAT!" Pekik Caca yang otomatis membuat orang di sekitarnya menatap Caca heran

"Heh suaranya, liat tuh pada ngeliatin kita bikin malu aja sih kamu" Ucap Sita

"Ya lagian masak kita kerja sebagai pembantu, ga banget gitu lohhh" Ucap Caca Centil

"Heh walaupun pembantu tapi gajinya gede tau" ucap Sita

"Serah ibu lah capek Caca" Ucap Caca pasrah

20 menit mereka menunggu akhirnya sekarang giliran mereka yang masuk ke dalam kereta, sampai di dalam kereta mereka mencari tempat duduk yang sudah ditentukan, setelah ketemu barulah mereka menaruh barang barang yang dibawa dan duduk dengan tenang di kursi masing masing.

Tak lama kereta berjalan meninggalkan stasiun. Kereta berjalan dengan cepat hingga tak sampai 5 jam mereka sudah sampai di kota

Mereka turun dan berjalan keluar dari stasiun

"Kok disini rame banget ya" ucap Caca

"Iyalah rame namanya juga kota, mbak ini gimana sih" Ucap Vania

"Ya kan gatau, mbak kan belum pernah ke kota" Jawab Caca

"Sudah ayo kita naik taxi dulu itu taxinya udah nunggu kita " Ucap Sita menunjuk Taxi yang berada di seberang jalan

"Iya Bu" Jawab Caca dan vania

🍓🍓🍓🍓

Kurang lebih 1 jam 30 menit mereka sudah sampai di rumah yang super besar dan itu menjadi rumah terbesar yang pernah Caca dan keluarga lihat

"Wahhhh, besar bangett bisa nih kalau dibuat hajatan satu desa" Ucap Caca ngelantur

"Sudah ayo masuk, kita udah ditungguin kayaknya" ucap Candra

"Iya yuk"

"Eits, inget Ca setelah ini kamu harus jaga sikap jangan seenaknya kayak dirumah" Sita menahan tangan Caca sebelum melangkah

"Iya bu, Caca paham kok" Caca mengangguk dan tersenyum tipis

"Yasudah yuk"

Mereka berjalan mendekat ke arah gerbang yang tak kalah besar, saat mereka semakin dekat dengan gerbang mereka dikagetkan dengan gerbang yang tiba tiba terbuka dan muncullah pria paru baya di depan mereka

"Maaf ini dari keluarga non caca?" Tanya pria tersebut

"Iya pak kita keluarga dari Caca" ucap Sita

Sedangkan Caca dibuat bingung kenapa bisa bapak di depannya ini bisa mengenali dirinya sedangkan seingat Caca, Caca tidak pernah bertemu dengan bapak yang berada di depannya itu

'Ini nama gue yang pasaran apa gimana sih' Batin Caca

"Yasudah silahkan masuk, kalian sudah ditunggu sama nyonya dan tuan"

"Baik pak kami permisi dulu" ucap Candra

"Iya silahkan"

Mereka akhirnya melangkah kembali mendekati ke arah rumah besar di depan mereka. Tak lama berjalan akhirnya mereka sampai di depan pintu bercat putih

Ting Nong Ting Nong

Candra menekan bel yang berada di samping pintu

Ting Nong Ting Nong

"Iya sebentar" Ceklek pintu terbuka menampilkan wanita sedikit paruh baya namun masih terlihat cantik

"Waaahh kalian sudah sampai, ayo masuk dulu" Ucap wanita itu yang tak lain adalah Rea mama Vano

"Siap nyonya" mereka semua masuk mengikuti Rea

"Duduk dulu ya, saya mau panggilkan suami saya sama anak saya dulu" ucap Rea

"Siap nyonya" ucap Sita

Rea melangkah pergi meninggalkan Caca dan keluarganya

"Buk, bapak bapak yang di depan kenapa bisa tau nama Caca?" Tanya Caca

Mendengar itu seketika tubuh Sita menegang, dan wajahnya terlihat gugup

"Na-nanti juga kamu tau sendiri" jawab Sita seadanya

"Ibuk mah, main rahasia rahasiaan muluk gaseru ah" Ucap Caca dengan nada ngambek

"Udahlah gausah sok ngambek ngambek gitu jaga sikap" ucap Sita

"Maaf ya menunggu lama" ucap rea tiba tiba

Rea berjalan mendekati Caca dan keluarganya namun Rea tidak sendiri melainkan ada sang suami, anak laki lakinya yang tak lain adalah Vano dan anak perempuannya yaitu Kai

"Ca Salim dulu gih ke nak Vano" Ucap Sita

"Hah?" Ucap Caca dengan nada bingung namun tetap melakukannya, Caca berdiri dan berjalan sedikit mendekat ke arah Vano lalu menyalami tangan Vano dan yang lainnya

Setelah itu Caca kembali ke kursi yang duduk kembali di kursi

"Ca masih inget nak vano ga kamu?" Tanya Candra

Mendengar itu Caca lagi lagi dibuat bingung dengan pertanyaan sang bapak

"Caca sempet pernah dengar nama itu tapi masa iya orang yang sama sih" jawab Caca

"Iya dia Vano yang dulu pernah ke rumah kita tiga tahun yang lalu" Jawab Candra

"Oooo jadi dia om Vano yang dulu, halo om ketemu lagi kita" ucap Caca menyapa Vano

"Hm" Jawab vano

"Ihhh jangan cuek cuek om, entar seret loo dapet jodohnya" ucap Caca

"Emang kamu tau saya masih jomblo atau nggak?" Tanya Vano

"Gatau sih" jawab Caca dengan menunjukkan gigi putihnya yang berjejer rapih

"Sudah sudah, nanti di lanjut lagi bicaranya" ucap Rea

"Kai tolong anterin mereka ke kamar pembantu ya" ucap Rea lagi

"Siap mah" jawab Kai

"Mari saya antar ke kamar belakang" ucap Kai

Keluarga Caca langsung berdiri dan tak lupa membawa barang barang merek

"Permisi nyonya, tuan," ucap Candra sambil berjalan meninggalkan ruang tamu dan diikuti oleh sita, Caca dan Vania

Selama berjalan menuju kamar pembantu Caca dan keluarga tidak habis habisnya terkagum dengan rumah yang bernuansa putih itu

"Mbak ini mewah banget ya, ga nyangka aku bisa masuk ke rumah sebesar dan sebagus ini"bisik Vania

"Iya mbak juga tidak menyangka bisa masuk ke rumah ini, besar banget rumahnya"ucap Caca sedikit berbisik

"Ini kamarnya, semoga betah ya disini" ucap Kai

"Amiin terima kasih" ucap Sita

"Sama sama, kalau gitu saya tinggal dulu" Kai langsung pergi dari hadapan mereka

"Ayo kita masuk, istirahat dulu karena kita mulai kerja masih besok jadi hari ini kita masih bisa istirahat" ucap Sita

Semua mengangguk dan masuk ke kamar yang menurut mereka itu bukanlah kamar pembantu melainkan kamar mereka di desa namun lebih mewah kamar ini

"Wahhh bagus banget" ucap Caca mengagumi kamar yang menjadi tempat tidurnya

"Bapak tinggal ya, bapak mau ke tempat bapak" ucap Candra

"Loh emang bapak gadisini?" Tanya Caca

"Nggak ini kan khusus pembantu sedangkan kalau bapak di tempat lain karena bapak memiliki tugas penjaga rumah" ucap Candra

"Oooo gitu yasudah dadaaaa bapakk" ucap Vania dan Caca

Candra pergi dari ruang pembantu menuju tempatnya. Begitupun dengan Caca, Vania dan Rea mereka masuk ke kamar mereka

Mereka tidak tidur bertiga dalam satu kamar melainkan Vania tidur bersama rea dan Caca tidur sendiri, Caca juga setuju jika dia tidur sendiri

Akhirnya mereka istirahat sebelum mereka mulai bekerja di esok hari

🍓🍓🍓🍓

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!