1 Minggu kemudian
Satu Minggu telah berlalu, seperti yang dijanjikan minggu lalu saat ini Vano dan Nio sedang berada di perjalanan menuju rumah Candra.
5 jam perjalanan akhirnya Vano dan Nio sampai, mereka turun dan langsung jalan menuju pintu rumah bercat putih itu
Tok Tok Tok
"Permisi, pak Candra" panggil Nio
Ceklek
Pintu terbuka dan menampilkan seorang wanita yang tak lain adalah istri Candra yaitu Sita
"Maaf, bapak bapak ini siapa? dan ada perlu apa?" Tanya Sita
"Saya Nio dan ini bos saya Vano, saya dan bos saya kemari untuk membicarakan masalah sawah yang ingin kami beli untuk kebutuhan pembangunan pabrik terbaru kami" jelas Nio
"Masuk dulu kalau gitu bicara di dalam lebih enak" Ucap Sita
Vano dan Nio masuk ke dalam rumah itu lagi dan langsung duduk di kursi ruang tamu
"Sebentar ya saya panggilkan suami saya dulu" ucap Sita berjalan meninggalkan vano dan Nio
Tak lama Sita kembali dengan Candra dan juga dua cangkir teh di tangannya
"Maaf cuma ada teh, silahkan diminum" ucap Sita meletakkan dua cangkir teh itu di meja, lalu Sita berlalu pergi ke dalam rumah
"Baik pak Candra langsung saja, bagaimana apakah bapak mau menyerahkan sawah bapak ke kami untuk kami beli?" Tanya Nio to the point
"Seperti yang saya bilang sebelumnya den, saya tetap tidak ingin menjual sawah saya, mau itu dengan harga yang sangat mahal sekalipun" ucap Candra
Nio menghela nafas berat lalu menatap Vano dengan tatapan penuh tanya
"Saya minta tolong bapak untuk berfikir lagi, ini sangat menguntungkan bagi bapak" ucap Caca nio
"Tetap saja den saya tidak mau menjual sawah itu, mending Aden mencari yang lain saja" tolak Candra dengan halus
"Saya mohon pak Candra un_" ucapan Nio terpotong karena yang mengucap salam dari pintu
"Assalamualaikum" Ucap seorang anak perempuan yang tak lain adalah Caca
"Waalaikumsalam, sudah pulang nduk?" Tanya pak Candra
"Iya pak" ucap Caca menyalami tangan sang bapak
"Loh kok om kesini lagi?" Tanya Caca saat melihat Nio dan Vano
"Iya nduk aden aden ini ada kepentingan sama bapak, mending kamu masuk gih istirahat" ucap Candra
"Yasudah Caca kedalam dulu ya pak, Caca kedalam dulu om" ucap Caca sebelum berlalu dari ruang tamu
Nio hanya tersenyum tipis dan vano hanya menampilkan wajah datarnya seperti biasa.
Setelah Caca tidak lagi terlihat Nio melanjutkan kembali pembicaraannya.
"Pak Candra benar benar tidak ingin memberi sawah bapak ke bos saya? Atau bapak ingin harga yang lebih tinggi lagi, bos saya bisa kasi pak" ucap Nio masih berusaha untuk merayu Candra
"Tidak aden bapak benar benar tidak mau menjual sawah bapak itu" ucap Candra sedikit tegas
"Kalau memang bapak tidak ingin memberikan sawah bapak pada saya untuk saya beli, maka bapak harus menyerahkan salah satu anak perempuan bapak pada saya, untuk saya nikahi" ucap Vano tiba tiba
Mendengar itu tentu Nio dan Candra kaget, apalagi Nio dia sangat kaget dan bingung karena sebelumnya Vano tidak pernah membicarakan hal ini pada Nio
"TIDAK! saya tidak ingin mengorbankan anak saya hanya karena masalah ini" ucap Candra mulai emosi
"Tenang saja bapak Candra, anak bapak bakalan aman jika menjadi istri saya" ucap Vano
Sedangkan Nio dia hanya mendengarkan perkataan sang bos karena dia masih bingung dengan jalan pikir sang bos kenapa tiba tiba ingin menjadikan anak perempuan pak Candra sebagai istrinya
"Saya tetap tidak mau, anak saya masih sekolah mau itu Caca ataupun Vania mereka masih sama sama sekolah, saya tidak setuju!" Ucap Candra tegas
"Kalau gitu rahasiakan saja pernikahan ini dari anak bapak yang bernama Caca itu" ucap vano
Candra berfikir kembali sampai pada akhirnya Candra me.....
🍓🍓🍓🍓
"Saya terima nikah dan kawinnya Bianca Zea Gavaputri binti Candra Malik dengan maskawin yang telah disebutkan dibayar Tunai!"
"Bagaimana para saksi sah?"
"SAH!"
"SAH!"
"Sah!"
"Sah!"
"Alhamdulillah, sekarang nak Vano sudah resmi menjadi suami dari nak Caca" ucap pak penghulu
Candra dan juga Sita menatap Vano dengan tatapan yang susah diartikan
"Den tolong jangan sakiti Caca, beri dia kasih sayang, kalau memang aden kepikiran untuk menyakiti Caca mending aden kembalikan Caca pada saya"Ucap Candra
"Iya pak saya akan berusaha untuk tidak menyakiti anak bapak bila nanti pernikahan ini sudah diketahui oleh Caca" ucap Vano
"Oh ya bapak jangan panggil saya dengan embel embel den lagi, bapak panggil saya langsung Vano saja" ucap Vano
"Siap nak Vano" ucap Candra tersenyum tipis
Candra berlalu dan sekarang giliran Sita yang ingin berbicara dengan Vano
"Nak Vano ibu minta tolong ya kamu jaga Caca" ucap sita
"Ibu tenang saja, tapi ibu harus jaga rahasia ini sampai waktu yang tepat untuk memberitahu Caca tentang pernikahan ini" ucap Vano
"Pasti ibu akan merahasiakan ini, tenang saja selama pernikahan ini bersifat rahasia ibu akan menjaga Caca dengan baik" ucap Sita
"Terima kasih bu" ucap Vano
"Sudah ayo kita pulang" ucap Candra
Akhirnya Candra, Sita, Vano, Nio dan yang lainnya pulang dari tempat Vano mengucapkan ijab Kabulnya yaitu di masjid besar di desa kembang sari
🍓🍓🍓🍓
Tak lama Candra, Sita, Vano dan Nio sampai di depan rumah Candra
"Nak Vano ga mau mampir dulu?" Tanya Candra
"Nggak pak, Vano langsung pulang ke kota saja, karena masih ada kerjaan di kota. Oh ya pak ini kartu nama saya di dalamnya berisi alamat rumah dan nomor telepon saya" ucap Vano mengeluarkan kartu namanya dan menyerahkannya pada Candra
"Ooo iya nak, nak Vano dan nak nik hati hati dijalan ya" ucap Candra menerima kartu nama yang disodorkan menantunya padanya
"Siap pak"
"Pamit ya om" ucap Nio
"Iya iya" ucap Candra
Nio kembali menyalakan mobilnya lalu menjalankannya meninggalkan halaman rumah Candra
Selama di perjalanan seperti biasa tidak ada yang bersuara, Vano sedang melamun entah apa yang di lamunkan sedangkan Nio fokus menyetir
"Kita langsung ke kantor" ucap Vano
"Gamau istirahat dulu boss?" Tanya Nio
"Tidak" ucap Vano singkat
"Jangan terlalu cuek boss entar istri boss gabetah lagi sama bos dan berakhir minta pisah deh" ucap Nio bermaksud meledek sang bos
"Enak aja, udahlah nyetir aja kamu gausah meledek saya" ucap Vano
"Cieee udah jadi suami nich" ucap Nio terus meledek sang bos
"Diam jika tidak ingin gajimu bulan ini saya kurangi lima puluh persen" ancam Vano
Mendengar itu nyali Nio langsung menciut "eh eh jangan bos, iya iya maaf ga ngeledek lagi deh "ucap Nio
"Kita pulang ke apartemen dulu saja sebentar saya ingin ganti baju" ucap Vano lagi
"Siap bos Vano" jawab Nio
"Boss saya boleh tanya?" Ucap Nio
"Silahkan" jawab Vano
"Kenapa bos tiba tiba ingin menikahi anak dari om Candra, mana mintanya Caca lagi kenapa tidak Vania?" Tanya nio
"Tidak usah kepo" ucap Vano singkat
Nio lagi lagi tidak puas dengan jawaban sang bos, padahal dia sudah kepo mengapa sang bos tiba tiba ingin menikahi seorang gadis karena Vano yang selama ini dikenal Nio adalah Vano yang anti wanita tapi ini tiba tiba saja sang bos melakukan pernikahan dengan wanita yang bahkan lulus sekolah saja belum.
🍓🍓🍓🍓
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments