Bab.18

...🌸🌸🌸...

...~Happy Reading~...

*

Di sepanjang perjalanan menuju ke kediaman kedua orang tua Hanan. Perjalanan itu terasa begitu menyenangkan dengan diisi berbagai cerita yang diceritakan oleh Aliya pada Hanan.

Hanan adalah pendengar yang baik untuk setiap cerita Aliya dan ibu nya, Aulia. Hingga membuat kedua wanita beda generasi itu merasa nyaman saat bersama dengan nya.

Sampai tanpa terasa, perjalanan mereka pun kini telah tiba ditempat tujuan nya, yaitu rumah keluarga Burhan. Yang tidak lain adalah rumah kedua orang tua Hanan.

Hanan Hanafi Burhan adalah anak tunggal dari pasangan Hamid Burhan dan Fatimah Julaeha. Abi Hamid adalah seorang pengusaha sukses dan menjadi salah satu donatur tetap untuk panti asuhan Bunda Ami dan juga Bunda Ane.

Kini, pria paruh baya itu sudah menyerahkan semua urusan perusahaan pada putra tunggalnya, Hanan. Sementara Abi Hamid sendiri kini lebih banyak menghabiskan waktu di rumah bersama dengan sang istri.

Baik Abi Hamid maupun Ummi Fatimah berharap agar putranya itu bisa segera menikah dan memberi mereka cucu yang banyak agar keduanya tidak lagi kesepian di usia senja mereka.

Tahun ini Hanan sudah berusia 30 tahun dan sudah cukup mapan. Hingga tidak ada lagi alasan bagi Hanan untuk menolak permintaan kedua orang tuanya untuk segera menikah.

Siapa pun wanita pilihan Hanan, akan mereka restui, yang terpenting wanita itu bisa membuat Hanan merasa bahagia. Hanya itu syarat yang diberikan oleh kedua orang tuanya pada Hanan, karena bagi Abi Hamid dan Ummi Fatimah kebahagiaan Hanan di atas segalanya.

"Assalamu'alaikum,"

Seruan salam dari arah luar mengalihkan perhatian kedua paruh baya yang tengah asik mengobrol dengan ditemani dua cangkir teh hangat dan juga kue basah tradisional yang merupakan kesukaan Umi Fatimah.

"Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, eh ya ampun cucu yangti datang," seru Umi Fatimah saat melihat Aliya datang bersama putranya dan juga Aulia.

"Yangti, Aliya kangen." Seru Aliya yang langsung berlari ke arah Umi Fatimah lalu memeluk erat tubuh wanita paruh baya itu.

"Sama sayang, yangti juga kangen." Jawab Umi Fatimah membalas pelukan dari Aliya.

"Kenapa baru datang kalau kangen? Mentang mentang nggak ada Papa, jadi ga pernah datang buat jenguk yangti sama yakung," sambung Abi Hamid ikut nimbrung dengan dua wanita beda usia itu.

"Yakung, apa kabar?" Ucap Aliya lagi langsung menyalami Abi Hamid dengan takzim.

Dan diikuti oleh Aulia yang menyalami kedua orang tua Hanan itu dengan rasa hormat pada keduanya.

"Abi, Umi, sehat?" Ucap Aulia seraya menyalami keduanya.

"Alhamdulillah Nak, kami sehat. Tapi, jangan mentang mentang kami sehat lalu kalian acuhkan kami. Kami juga butuh ditengok meski kami baik baik saja," jawab Ummi Fatimah yang benar adanya.

"Iya maaf Umi, kemarin Aliya baru saja selesai ujian. Lia juga kebetulan banyak menerima pesanan jadi belum sempat datang buat jenguk Ummi dan Abi. Maaf ya, Umi, Abi. Oh iya, ini Aulia bawakan sedikit makanan buat Ummi sama Abi," lanjut Aulia menyerahkan tas yang tadi dia bawa dari rumah nya.

"Wah makan enak nih kita hari ini, duh seneng nya. Jadi pengen segera punya mantu, biar di masakin yang enak enak terus," celetuk Abi Hamid yang membuat Aulia tersenyum kaku, karena bingung harus menanggapi seperti apa ucapan Abi Hamid barusan.

"Ya sudah, sekarang lebih baik kita ngobrol di dalam. Habis makan siang, ada yang ingin Abi dan Umi sampaikan padamu Nak," lanjut Ummi Fatimah pada Aulia.

"Tentang apa itu Umi?" Tanya Aulia.

"Nanti saja, sekarang bantu Umi siapkan makan siang dan bantu bikin cemilan juga. Bagaimana?"

"Boleh, Umi. Dengan senang hati,"

"Ya sudah, sekarang Aliya mending main dulu sama Papa ya. Bunda nya, yangti pinjam dulu buat bantuin yangti masak. Bolehkan? Kebetulan kemarin Papa bawakan Aliya oleh oleh dari luar kota, jadi sana lihat dulu oleh olehnya," lanjut Umi Fatimah pada Aliya.

"Baik yangti, boleh kok. Pinjam buat selama nya juga boleh,"

"Benarkah? Wah, makasih loh sudah memberi izin," jawab Umi Fatimah semakin membuat Aulia bingung.

"Ya sudah, sekarang lebih baik Aliya ikut Papa yuk? Kita buka oleh olehnya di ruang tengah," ajak Hanan yang di angguki oleh si kecil Aliya.

Sementara Aulia sendiri langsung di boyong ke dapur oleh Umi Fatimah untuk membantunya menyiapkan hidangan yang akan mereka santap siang ini.

*

*

"Sini Nak, duduk di sini. Ada yang ingin kami sampaikan sama kamu," ucap Umi Fatimah memanggil Aulia untuk duduk di samping nya.

Usai membantu membuat cemilan dan juga makan siang untuk satu keluarga itu. Umi Fatimah dan juga Abi Hamid pun kini mulai mengutarakan niat utama mereka memanggil Aulia ke rumah itu.

"Iya Umi," jawab Aulia yang langsung duduk tepat di samping Umi Fatimah yang berseberangan dengan Hanan dan juga Abi Hamid yang duduk di sofa lain yang terhalang oleh meja.

"Sebenarnya, apa yang ingin Umi sampaikan?" Tanya Aulia lagi pada ibunda dari Hanan itu.

"Begini Nak, kamu kan sudah cukup lama mengenal Hanan. Tahun ini, Hanan sudah berusia 30 tahun dan sudah waktunya untuk menikah. Dan Umi harap, kamu mau menjadikan putra Umi itu sebagai imam mu Nak, bagaimana?"

Deg

Jantung Aulia terasa jatuh dari tempatnya saat Umi Fatimah mengutarakan niat nya untuk menjadikan Aulia sebagai menantunya.

Namun, bukan nya merasa bahagia Aulia justru merasa minder saat harus bersanding dengan Hanan. Aulia tidak mau membuat nama Hanan dan keluarganya tercoreng hanya karena kisah masa lalu Aulia yang kelam.

"Maaf Umi, ini maksud nya bagaimana ya?" Tanya Aulia demi meyakinkan jika dirinya tidak salah mendengar.

"Begini, sebenarnya kami sengaja menyuruh Hanan untuk membawamu kemari. Kami ingin membicarakan ini dulu denganmu sebelum kami menemui Bunda Ami dan juga Bunda Ane untuk melamar mu secara resmi pada mereka."

Deg

Lagi dan lagi jantung Aulia dibuat berdetak kencang saat Ummi Fatimah menjelaskan niatan untuk mengkhitbah nya.

"Maaf Umi, tapi Aulia tidak bisa," lirih Aulia menundukkan kepalanya.

"Kenapa Nak? Kamu dan Hanan sudah saling mengenal lama dan sudah cukup dekat. Apa yang kamu ragukan?"

"Aulia bukan meragukan Mas Hanan Umi, tapi. Aulia merasa tidak pantas untuk bersanding bersama dengan Mas Hanan." Lirih Aulia.

"Jika itu karena masa lalu mu. Maka lupakan lah masa lalu itu, karena kami ataupun Hanan sendiri sudah menerima kamu dengan Aliya apa adanya kalian untuk menjadi bagian dari keluarga kami. Umi mohon, terima lamaran ini ya sayang,"

"Tapi, bagaimana dengan Mas Hanan sendiri? Apa tidak keberatan memiliki pasangan seperti aku ini?"

"Atas izin dan restu dari Abi dan juga Umi. Maka, izinkan Mas untuk melamar mu Aulia Rahma,"

Terpopuler

Comments

Deasy Dahlan

Deasy Dahlan

saya terima..... lamarsnmu.... hanan

2024-05-03

0

Zainab Ddi

Zainab Ddi

terima aulia

2024-05-02

0

NurKarni

NurKarni

nyesek/Cry/ tapi tetap tim fatih

2024-04-05

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Tahun 2013 part.1
3 Tahun 2013 part.2
4 Tahun 2013 part.3
5 Tahun 2013 part.4
6 Tahun 2013 part.5
7 Flash Back End
8 Kembali ke Tahun 2023
9 9.Berusaha Baik Baik Saja
10 10.Terus Kembali
11 Bab.11
12 Bab.12
13 Bab.13
14 Bab.14
15 Bab.15
16 Bab.16
17 Bab.17
18 Bab.18
19 Bab.19
20 Bab.20
21 Bab.21
22 Bab.22
23 Bab.23
24 Bab.24
25 Bab.25
26 Bab.26
27 Bab.27
28 Bab.28
29 Bab.29
30 Bab.30
31 Bab.31
32 Bab.32
33 Bab.33
34 Bab.34
35 Bab.35
36 Bab.36
37 Bab.37
38 Bab.38
39 Bab.39
40 Bab.40
41 Bab.41
42 Bab.42
43 Bab.43
44 Bab.44
45 Bab.45
46 Bab.46
47 Bab.47
48 Bab.48
49 Bab.49
50 Bab.50
51 Bab.51
52 Bab.52
53 Bab.53
54 Bab.54
55 Bab.55
56 Bab.56
57 Bab.57
58 Bab.58
59 Bab.59
60 Bab.60
61 Bab.61
62 Bab.62
63 Bab.63
64 Bab.64
65 Bab.65
66 Bab.66
67 Bab.67
68 Bab.68
69 Bab.69
70 Bab.70
71 Bab.71
72 Bab.72
73 Bab.73
74 Bab.74
75 Bab.75
76 Bab.76
77 Bab.77
78 Bab.78
79 Bab.79
80 Bab.80
81 Bab.81
82 Bab.82
83 Bab.83
84 Bab.84
85 Bab.85
86 Bab.86
87 Bab.87
88 Bab.88
89 Bab.89
90 Bab.90
91 Bab.91
92 Bab.92
93 Bab.93
94 Bab.94
95 Bab.95
96 Bab.96
97 Bab.97
98 Bab.98
99 Bab.99
100 Bab.100
101 Curhat
102 Bab.101
103 Bab.102
104 Bab.103
105 Bab.104
106 Bab.105
107 Bab.106
108 Bab.107
109 Bab.108
110 Bab.109
111 Bab.110
112 Bab.111
113 Bab.112
114 Bab.113
115 Bab.114
116 Bab.115
117 Bab.116
118 Bab.117
119 Bab.118 (TAMAT)
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Prolog
2
Tahun 2013 part.1
3
Tahun 2013 part.2
4
Tahun 2013 part.3
5
Tahun 2013 part.4
6
Tahun 2013 part.5
7
Flash Back End
8
Kembali ke Tahun 2023
9
9.Berusaha Baik Baik Saja
10
10.Terus Kembali
11
Bab.11
12
Bab.12
13
Bab.13
14
Bab.14
15
Bab.15
16
Bab.16
17
Bab.17
18
Bab.18
19
Bab.19
20
Bab.20
21
Bab.21
22
Bab.22
23
Bab.23
24
Bab.24
25
Bab.25
26
Bab.26
27
Bab.27
28
Bab.28
29
Bab.29
30
Bab.30
31
Bab.31
32
Bab.32
33
Bab.33
34
Bab.34
35
Bab.35
36
Bab.36
37
Bab.37
38
Bab.38
39
Bab.39
40
Bab.40
41
Bab.41
42
Bab.42
43
Bab.43
44
Bab.44
45
Bab.45
46
Bab.46
47
Bab.47
48
Bab.48
49
Bab.49
50
Bab.50
51
Bab.51
52
Bab.52
53
Bab.53
54
Bab.54
55
Bab.55
56
Bab.56
57
Bab.57
58
Bab.58
59
Bab.59
60
Bab.60
61
Bab.61
62
Bab.62
63
Bab.63
64
Bab.64
65
Bab.65
66
Bab.66
67
Bab.67
68
Bab.68
69
Bab.69
70
Bab.70
71
Bab.71
72
Bab.72
73
Bab.73
74
Bab.74
75
Bab.75
76
Bab.76
77
Bab.77
78
Bab.78
79
Bab.79
80
Bab.80
81
Bab.81
82
Bab.82
83
Bab.83
84
Bab.84
85
Bab.85
86
Bab.86
87
Bab.87
88
Bab.88
89
Bab.89
90
Bab.90
91
Bab.91
92
Bab.92
93
Bab.93
94
Bab.94
95
Bab.95
96
Bab.96
97
Bab.97
98
Bab.98
99
Bab.99
100
Bab.100
101
Curhat
102
Bab.101
103
Bab.102
104
Bab.103
105
Bab.104
106
Bab.105
107
Bab.106
108
Bab.107
109
Bab.108
110
Bab.109
111
Bab.110
112
Bab.111
113
Bab.112
114
Bab.113
115
Bab.114
116
Bab.115
117
Bab.116
118
Bab.117
119
Bab.118 (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!