Penyerangan.

Tak lama mobil mereka pun sampai di sebuah cafe yang berada di kota kembang itu.

Ketiganya pun turun, lalu mulai melangkah masuk kedalam cafe.

Di sana mereka pun di antar oleh pelayan menuju salah satu ruangan VIP yang sudah di pesan kliennya.

"Tuan Galaksi, silahkan duduk," ucap seorang pria yang tak lagi muda, ketika Galaksi, Sky, dan Mike masuk kedalam ruangan.

"Hm terima kasih."

Mereka tiga pun mulai duduk.

"Apa ... "

"Oh perkenalkan dia asisten saya Mike, dan dia seketaris saya Sky," ucapnya memperkenalkan Mike dan Sky, ketika kliennya itu hendak menanyakan mereka berdua.

"Oh salam kenal, tuan, nona," ucap pria tadi, dan dibalas senyuman oleh kedua orang itu.

Dan mereka pun mulai membahas mengenai rencana kerja sama antara dua perusahaan mereka, lebih tepatnya pria tadi lah yang mengajukan kerja sama dengan perusahaan milik Galaksi.

Setelah semua urusan dengan kliennya itu, mereka pun memutuskan untuk kembali ke Jakarta.

Namun sebelum itu, mereka berhenti terlebih dahulu di res area untuk istirahat, beruntung mereka tadi sempat makan malam terlebih dahulu di cafe.

Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, namun mereka masih berada di jalan.

Pada saat mereka berada di jalan yang sepi, tidak ada kendaraan lewat seorang pun hanya mobil milik Galaksi lah yang lewat, tiba-tiba ada mobil mereka di serang oleh beberapa mobil yang berada di belakang mereka.

Dor, dor, dor.

Tiba-tiba suara tembakan terdengar dari belakang, orang yang menyerang mobil Galaksi pun tak hentinya menembakkan peluru ke arah mobil yang ditumpangi oleh Galaksi itu.

Beruntungnya mobil yang dipakai Galaksi ini adalah mobil yang sudah di modif sebagai mobil anti peluru.

"Oh sh***t, siapa yang berani menyerang diriku! Sepertinya mereka tidak tau siapa diriku!!" geram Galaksi.

"Nona Sky, lebih baik anda kencangkan sabuk pengaman dan juga berpegangan yang erat," perintah Mike pada Sky.

"Memangnya ada apa ini? Kenapa mobil belakang terus menyerang kita?" tanyanya namun ia masih mematuhi perintah dari Mike.

"Kau tenang saja, semua pasti akan beres, tidak perlu khawatir." Galaksi pun menenangkan Sky.

Dor.

Terdengar kembali suara tembakan, namun beruntung Mike yang berhasil menghindar sehingga peluru itu tak sampai mengenai mobilnya.

"Mike, ambilkan pistol itu padaku," pinta Galaksi pada asistennya itu.

"Baik tuan, ini dia." Mike pun mengambil pistol yang berada di dashboard mobil, dan ia pun memberikan pistol itu pada tuannya.

Pada saat Galaksi mendapatkan pistolnya, ia pun langsung membuka jendela mobilnya, dan ia membiarkan kepalanya keluar dari jendela untuk membidik ban mobil yang ada di belakang.

Dor.

Galaksi pun mulai menembakan peluru ke mobil lawan, namun sayang lawannya itu berhasil mengelak.

Alhasil terjadilah tembak menembak antara Galaksi dan juga orang yang menyerang Galaksi tadi.

Mike pun tak hanya diam saja, ia pun ikut membantu tuannya untuk menembak lawannya.

Tapi sebelum itu, Mike pun mengatur mobilnya terlebih dahulu agar mobil itu menyetir sendiri, sebelum ia ikut menembak.

Sejujurnya Mike pun kesulitan lantaran ia pun harus mengemudikan mobilnya, ketika pengaturan untuk mengendarai mobil secara otomatis berhenti.

Jika Galaksi dan Mike sedang kesusahan menembak lawan, maka lain lagi dengan Sky.

Gadis itu yang tadinya bingung dan takut, kini berubah menjadi bahagia. Bagaimana tidak, jika biasanya ia melihat aksi tembak menembak hanya dalam drama atau film, namun kali ini ia melihatnya secara langsung.

Entah mengapa ia merasa senang, sungguh aneh.

"Boleh aku membantu menembak?" celetuknya.

Dan seketika Galaksi mengehentikan kegiatannya itu, lalu ia pun menatap ke arah Sky yang terlihat antusias itu, dan hal itu dapat terlihat dari matanya yang berbinar.

Sungguh benar-benar aneh gadis satu ini, pikir nya.

Begitupun dengan Mike yang tengah mengemudi agar lawannya itu tidak bisa menembak ban mobilnya.

Pria bule itu pun merasa terkejut dengan celetukan dari Sky.

"Kenapa diam saja, boleh tidak?" tanyanya lantaran Galaksi hanya diam saja menatap kearahnya.

"Kau jangan bercanda, ini bukan mainan," ujar Galaksi setelah lama diam.

"Siapa juga yang bercanda, aku serius tau, aku ingin menembak."

"Kamu diam lah, mana mungkin kamu bisa menembak."

"Kata siapa aku gak bisa? Bisa kok."

"Aku tidak percaya."

"Ck. Mangkanya berikan satu pistol padaku, nanti akan aku buktikan bahwa aku ini bisa menembak."

"Sky kau tau menembak bukanlah hal yang mudah, butuh latihan terlebih dahulu, baru bisa!!"

"Tapi aku benar-benar serius!!"

Keduanya pun saling berdebat, hingga suara tembakan pun terdengar, kali ini peluru itu berhasil mengenai mobil mereka, untungnya mobil itu anti peluru.

Dor, dor, dor.

"Lihat lah gara-gara kamu aku jadi kecolongan!" geram Galaksi, sementara Sky hanya cemberut.

"Tuan sepertinya jumlah mereka lebih banyak," ucap Mike.

"Sial, apa kamu sudah meminta bantuan pada anggota kita Mike?"

"Sudah tuan."

"Bagus, untuk sementara kita harus tangani mereka dulu, sebelum bala bantuan datang."

"Baik tuan."

Penyerangan itu pun masih berlanjut.

Galaksi dan Mike pun masih terus menembak lawan mereka.

Dor, dor, dor.

"Ck sial, Mike ambilkan pistol yang lainnya lagi, dan jangan lupa pelurunya, pistol ku pelurunya akan habis."

"Ini tuan," ucap Mike, ia pun sedikit melempar pistol berserta pelurunya ke kursi.

Lantaran Galaksi yang tengah fokus menembak lawan, alhasil Sky mengambil pistol itu.

"Mana Mike," ujarnya seraya menjulurkan tangannya meminta pistol itu.

"Itu sudah saya lempar di samping anda," ucap Mike.

Seketika Galaksi pun menoleh, dan betapa terkejutnya ia melihat Sky yang sudah siap menembak itu.

"Hey apa yang kau lakukan!!!" pekiknya melihat Sky yang hendak menembak itu.

Dor.

Sayangnya Sky sudah lebih dulu menembak sebelum Galaksi mencegahnya.

Dan tembakan dari Sky tepat sasaran, peluru itu tepat berhasil mendarat di ban mobil lawan.

Sehingga mobil itu pun oleng dan berhasil menabrak pembatas jalan.

Sementara Galaksi dan Mike yang melihat langsung bagaimana Sky menembak hanya bisa menganga dan mengerjapkan matanya.

Lantaran mereka tak menyangka bahwa gadis itu bisa menembak, wow sungguh amazing.

"B- bagaimana bisa?" tanya Galaksi dengan sedikit gagap.

"Sudah ku katakan kalau aku itu bisa menembak, anda saja yang tidak percaya," jawabnya.

"Sudahlah, nih aku tak mau menembak lagi," ucapnya sambil menyerahkan pistol itu ke tangan Galaksi.

"Cepat tembak, ada dua mobil lagi noh," ujar Sky lantaran Galaksi yang masih diam menggenggam pistol yang diberikan oleh Sky.

Mendengar hal itu, Galaksi pun tersadar dari lamunannya, ia pun kembali menembak mobil lawannya itu.

Baku tembak itu pun terus berlanjut, hingga akhirnya, satu peluru melesat tepat pada salah satu ban mobil mereka.

Hingga akhirnya ...

Duarrrr.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***