Bertemu Kembali.

Di rumah Sky.

Saat ini Sky tengah duduk di kursi yang ada di halaman belakang rumahnya, sambil meminum es teh.

Sky pun sudah menyelesaikan tugasnya, ia sudah melamar ke sebuah perusahaan ternama yang ada di kota ini melalui email.

Meski begitu, Sky tetap menyiapkan berkas lamaran berupa surat-surat, siapa tau saat ia di panggil untuk mengikuti tes, perusahan menanyakan berkas lamarannya.

Bukankah lebih baik berjaga-jaga daripada tidak sama sekali.

Saat ia tengah menikmati es teh nya, terdengar suara notifikasi dari handphone-nya, menandakan ada sebuah pesan yang masuk.

Ia pun mengambil handphone miliknya yang ia letakkan di atas meja, kemudian ia pun melihat siapa yang mengirimkannya pesan.

Dilihatnya pesan dari nama yang tertera di sana yakni "suami misterius" yang artinya pesan itu dikirim oleh suaminya.

Ya, Sky menamai kontak suaminya dengan nama "suami misterius" bukankah suaminya itu memang misterius?

Tidak pernah datang untuk menemuinya, namun setidaknya ia beruntung lantaran suaminya itu masih ingat bahwa ia sudah memiliki seorang istri dan suaminya itu sadar akan kewajiban seorang suami, yakni memberikan nafkah, meski nafkah batin masih belum ia jalankan.

...***...

Satu Minggu kemudian.

Sudah satu Minggu, akhirnya Sky pun sudah bekerja.

Ia bekerja di sebuah perusahaan ternama di kota tersebut, ia bekerja sebagai sekretaris.

Awalnya Sky berpikir akan diterima kerja sebagai seorang staf, namun siapa sangka ia malah di jadikan seorang sekretaris CEO tempatnya bekerja.

Bukan hanya dirinya saja yang bekerja di sana, tapi juga temannya juga bekerja di sana, siapa lagi kalau bukan Riri.

Ya, Riri pun diterima di perusahaan yang sama dengan Sky.

Meski keduanya tidak jadi untuk menyewa kos dan tinggal bersama, namun tidak membuat Riri marah, meski awalnya ia kecewa, namun Riri pun ingat bahwa status Sky sudah berubah, ia bukan lagi seorang gadis lajang seperti dirinya.

Namun kini status Sky sudah menjadi istri orang, dan Riri pun memahami akan hal itu.

Saat ini keduanya tengah berada di kantin kantor, setelah keduanya melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim.

"Sky," panggil Riri, setelah mereka duduk di salah satu kursi yang ada di sana.

"Iya."

"Kamu kan seketaris CEO, aku cuman mau tanya, CEO kita masih muda apa udah tua? Soalnya semenjak aku kerja, aku gak pernah liat wajah CEO kita, aku tanya sama kamu, kan kamu seketaris nya, otomatis kamu pernah ketemu dong sama dia," ucapnya sekaligus bertanya.

"Aku juga sama kaya kamu, belum lihat wajah CEO kita. Dan aku juga gak tau CEO kita itu udah tua atau masih muda, lagian kenapa sih kamu nanya CEO kita udah tua atau masih muda?" jawabnya sekaligus balik bertanya.

"Ya gak pa-pa sih, cuman kan siapa tau kalau CEO kita masih muda, jadi jodoh aku, heheh."

"Haiss dasar kamu ini."

"Tapi kamu bener belum bertemu dengannya?"

"Belum."

"Tapi kok bisa, memangnya kemana dia."

"Entah, tapi menurut sebagian karyawan yang disini, dan yang aku dengar, katanya dia lagi ada kunjungan ke luar negri sebelum kita masuk kerja."

"Ohh gitu, pantes kita gak pernah ketemu sama dia ya."

Mereka pun kembali melanjutkan makan siang mereka.

...***...

Keesokan paginya, di perusahaan tempat Sky dan Riri bekerja, kini semua karyawan tengah sibuk, lantaran sebentar lagi CEO mereka akan tiba.

Riri yang baru saja tiba di sana dibuat heran dengan orang-orang yang berlalu lalang, maklum ia baru saja kerja di sana dan ia belum tau apa yang harus dilakukan jika sang CEO datang ke perusahaan setelah sekian lama tidak datang ke perusahaan.

"Maaf mba saya mau tanya, ini ada apa ya?" tanyanya pada salah satu karyawan perempuan yang sudah lama bekerja di sana.

"Sebentar lagi CEO kita akan sampai, sebaiknya kamu segera siap-siap, karena CEO kita tidak suka sama karyawan yang tidak rapih," jawabnya.

"Walah gitu ya mbak, terima kasih yo."

"Iya sama-sama, ya sudah saya mau kembali ke ruangan, mau beres-beres meja saya, saya denger katanya, hari ini juga CEO kita akan mengadakan evaluasi kinerja para pekerja."

"Iya mbak, kalau gitu saya juga mau ke ruangan saya."

Karyawan itu pun pergi dari sana, begitu pula dengan Riri, ia pergi ke ruang kerjanya yang berada di lantai tiga.

Sementara di lantai atas, tepatnya lantai CEO, kini Sky tengah di sibukkan dengan berkas-berkas yang nantinya akan di tanda tangani oleh bosnya itu.

Bukan hanya itu saja, Sky pun tengah membuat jadwal untuk bosnya itu.

Ya, Sky sudah tau bahwa bos nya itu sebentar lagi akan tiba di kantor, ia tau lantaran diberitahukan oleh asisten dari bosnya, bahwasanya ia harus mempersiapkan apa yang nantinya bosnya inginkan.

Dan beruntungnya ia sudah datang dari tadi, sehingga ia bisa menyelesaikan semuanya sebelum bosnya itu sampai.

Tak lama ia pun diminta untuk turun ke bawah, tepatnya ke lobby perusahaan.

Ia diminta untuk menunggu bosnya itu tiba, lantaran ia adalah sekretaris CEO dari perusahaan ia bekerja.

Sebenarnya bukan hanya dia saja yang diminta untuk menunggu sang CEO, namun para petinggi perusahaan pun diminta untuk menunggu di depan lobby.

Lantaran nanti akan diadakan evaluasi pekerjaan dan dilanjutkan dengan meeting bersama untuk membahas hasil dari evaluasi.

Tak lama, sebuah mobil mewah pun berhenti di depan lobby perusahaan.

Dan keluarlah seorang pria bule yang sangat tampan, namun sayang, wajahnya selalu dingin, yang diyakini adalah asisten dari CEO tempat Sky bekerja.

Pria itu pun membuka pintu belakang mobil, kemudian keluarlah pria tak kalah tampan dari sang asisten, pria itu memiliki wajah blasteran antara indonesia dan juga Eropa, mata pria itu berwarna coklat, seperti sang asisten ia pun memiliki wajah yang dingin, serta mata yang tajam, sehingga siapapun yang melihatnya akan ketakutan.

Pria itu adalah CEO sekaligus pemilik perusahaan di sana.

Pria itu pun perlahan melangkah masuk kedalam, pada saat di dalam matanya yang tajam tak sengaja menatap sosok perempuan yang memakai hijab.

Begitupun dengan sang perempuan tadi, ia pun tak sengaja menatap ke arah mata tajam bosnya itu, sehingga mereka berdua pun saling tatap-tatapan.

Deg.

"Dia?" gumam Sky dari hati.

Ya, perempuan itu adalah Sky. Ia tak sengaja menatap ke arah bosnya itu.

"Semuanya sudah di persiapkan?" tanyanya dengan aura dingin.

"Sudah tuan," jawab salah satu pekerja yang bekerja sebagai manajer.

"Baik, kalian boleh ke tempat kerja kalian, kecuali sekretaris baru ku, siapa diantara kalian yang menjadi sekretaris ku?" tanyanya lagi.

"Saya tuan," jawab Sky sekaligus mengangkat satu tangannya.

"Baik kalau begitu, kamu ikut saya," ucapnya.

"Baik tuan."