Hari Wisuda.

Hari pun berlalu, tak terasa hari ini adalah hari dimana seluruh mahasiswa tingkat akhir dari universitas xxx akan melaksanakan wisuda mereka.

Termasuk Sky dan juga kedua temannya yang akan melaksanakan wisuda mereka pada hari ini.

Dan hari ini, di taman atau halaman kampus semua orang tengah membagikan momen kelulusan mereka, ada yang mengambil foto bersama keluarga mereka ada lainnya.

Namun tidak dengan Sky, pada saat acara selesai dan juga acara foto bersama dengan dekan dan juga dosen mereka, Sky lebih memilih untuk duduk di salah satu kursi yang letaknya tak jauh dari teman-temannya berada.

Dia duduk seorang diri, sesekali ia melihat semua orang bahagia merayakan kelulusan bersama orang terkasih dan juga berfoto bersama dengan keluarga mereka, beda dengan dirinya, ia hanya bisa tersenyum melihat semua orang, dan sesekali ia menatap ke arah langit, yang dimana di atas sana semua keluarga dan orang terkasihnya berada.

Ia pun tersenyum getir, seraya menghapus air matanya yang tiba-tiba turun itu.

Tak lama ada seorang pria berkepala plontos, yang umurnya sekitar 37thn, namun masih terlihat gagah itu sedang berjalan ke arah nya, di tangan pria itu terdapat satu buket bunga mawar merah.

Melihat sosok pria yang berjalan menghampirinya, membuat Sky menyerengit bingung, apakah pria itu adalah suami nya?

Astaga jika memang itu benar, sungguh keterlaluan pak RT dan Bu RT yang menikahkan dirinya dengan pria tua dan juga botak ini, meski secara fisik pria itu tidak jelek-jelek amat, dan juga masih terlihat gagah.

Bukan karena fisik yang membuat Sky bergidik ngeri, tapi karena umur pria itu yang menurutnya hampir memasuki berkepala empat lah yang membuatnya merinding, jika memang benar pria itu adalah suaminya.

Sekali lagi Sky bergedik ngeri.

Tapi tunggu, jika dilihat-lihat lagi orang itu seperti seorang bodyguard, pasalnya pria itu memakai pakaian serba hitam.

Ataukah, suaminya itu bekerja sebagai salah satu bodyguard? Entahlah.

Tapi jika dipikirkan lagi, mana mungkin seorang bodyguard bisa membelikan nya barang mewah, seperti baju bermerek, handphone bermerek dengan logo apel di gigit dengan edisi terbaru, dan juga masih banyak lagi barang yang sering di belikan oleh suami misterius nya.

Sky pun menghela nafasnya.

"Permisi nyonya Sky," ucap pria tadi yang sudah berada di hadapannya.

"Iya ada apa?" tanyanya.

"Saya di tugaskan oleh suami anda untuk memberikan buket bunga ini, silahkan diterima, dan juga suami anda meminta maaf lantaran tidak bisa menemani anda di acara kelulusan anda," jawabnya.

Ya, orang itu ternyata adalah orang yang di tugaskan untuk memberikan buket bunga dan juga meminta maaf dari suami misterius Sky.

"Terima kasih, dan katakan padanya tak apa."

"Baik nyonya, kalau begitu saya ijin pamit, permisi."

"Iya."

Setelah memberikan buket bunga dari sang tuan kepada Sky, pria itu pun pergi dari sana.

Sepeninggalan pria tadi, Sky pun menatap bunga tersebut, lalu ia pun mulai menghirup aroma dari bunga tersebut.

Selesai mengirup aroma bunga mawar, Sky pun mengambil surat yang ada di selipkan di antara bunga mawar tersebut.

Sky pun mulai membaca surat tersebut.

..."Happy graduation....

...Maaf, saya tidak bisa menemani kamu di acara wisuda kamu. Saya harap kamu tidak marah, sekali lagi saya minta maaf, dan selamat atas wisudanya."...

^^^From : Your husband.^^^

Itulah isi dari surat yang ada di buket bunga itu.

"Heh, masih ingat dia punya istri," lirihnya. "Huh, setidaknya dia masih ingat kalau dia itu sudah menikah dan masih ingat akan diriku," lirihnya lagi.

Selesai membaca, Sky pun kembali meletakkan surat tersebut di tempatnya.

Lagi-lagi Sky pun hanya bisa menghela nafasnya, entah apa yang sedang ditakdirkan padanya, sehingga memiliki seorang suami namun tidak dapat melihat wajahnya, jangankan melihat wajahnya, mengetahui namanya saja Sky tidak tau.

"Hay." Tiba-tiba ada seseorang yang menyapa Sky.

Sky pun mendongak ke arah yang menyapanya, dilihatnya seorang pria dengan rambut klimis, serta memakai kacamata bening.

Pria itu bernama Adi, teman satu kelas dengan Sky, sebenarnya Adi adalah pria yang lumayan tampan, hanya saja ketampanan itu di tutup oleh penampilannya yang seperti orang culun.

"Adi," lirih Sky. "Ada apa?" tanyanya.

"Bo- boleh aku duduk."

"Silahkan." Sky pun mempersilahkan teman kelasnya itu untuk duduk, ia pun dengan sengaja menggeser kan tubuhnya agar tidak terlalu dekat dengan pria itu.

Adi pun duduk di samping Sky, namun dengan jarak yang cukup jauh, bisa di bilang masih ada sisa ruang untuk satu orang.

"Ada apa?" tanya Sky lagi.

"Ti- dak ada, hanya ingin mengucapkan selamat," jawabnya, dengan gugup.

Entah kenapa jika dekat atau bicara dengan Sky membuat pria itu menjadi gugup.

"Terima kasih, kamu juga selamat."

"I- iya. Em ... Kalau boleh tau, apa bunga itu dari suamimu?" tanya Adi dengan hati-hati.

"Iya."

"Pasti suamimu sangat mencintaimu ya?"

"Begitulah." Hanya itu jawaban yang diberikan oleh Sky pada temannya itu, pasalnya ia pun tak tau, apakah suaminya benar-benar mencintainya, atau kah suaminya itu tidak mencintainya? Entahlah.

Sky pun memutuskan untuk pamit pada temannya itu untuk pergi ke asramanya.

Hari ini, ia dan teman yang lainnya akan pergi meninggalkan asrama yang selama ini menjadi tempat tinggalnya selama masa kuliah dan juga selama berada di kota Jakarta.

Dan Sky pun memutuskan untuk menyewa kos-kosan, dan berniat ingin melamar kerja.

"Mm, kalau begitu aku balik ke asrama dulu," ucapnya.

"Oh ya silahkan."

"Aku permisi, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumusalam."

Sky pun pergi meninggalkan Adi seorang diri, sementara pria berkacamata itu terus memperhatikan punggung Sky yang lambat laun menjauh dari penglihatannya, dengan tatapan yang entah apa.

Sky sendiri pun sebenarnya, merasa tak nyaman bila bicara berdua dengan pria itu, bukan masalah tampilan pria itu yang membuat Sky tak nyaman, tapi dari tatapan pria itulah yang membuatnya merasa tak nyaman, dan ada sesuatu yang Sky rasakan bila dekat dengan pria itu, tapi entahlah apa yang drinya rasakan, yang jelas Sky merasa ada hal lain yang ada di diri pria yang bernama Adi itu.

Saat Sky sudah sampai di asramanya, yang ternyata di sana sudah ada kedua temannya itu yakni Andin dan Riri.

"Sky, kamu darimana saja? Kita berdua nyariin," tanya Andin.

"Aku dari tadi di taman kampus," jawabnya.

"Apa itu dari suamimu?" tanya Riri, saat melihat Sky memegang buket bunga yang berukuran sedang. Dan diangguki Sky sebagai jawaban.

"Berarti tadi kamu bersama dengan suamimu?" tanya Riri lagi.

Dan Sky pun menggeleng.

"Hah, masa sih. Lalu buket itu siapa yang ngasih ke kamu, kalau suamimu tidak datang?"

"Seperti biasa dia menyuruh seseorang untuk mengantarnya padaku."

"Oh astaga Sky, suamimu benar-benar keterlaluan, masa di hari kelulusan istrinya dia tidak datang. Lalu untuk apa dia menikah mu," ucap Andin yang begitu geram dengan suami misterius temannya itu.

"Bener tuh." Riri pun membenarkan apa yang di ucapkan oleh Andin.

"Entahlah," balas Sky.

"Kenapa kamu gak mengajukan gugatan cerai ke pengadilan?" celetuk Riri.

"Siapa tau dengan kamu mengajukan gugatan perceraian, suamimu yang misterius itu datang menemui mu," ucapnya lagi.

"Kalau aku punya surat-suratnya, sudah ku daftarkan sejak lama. Tapi kan aku gak punya surat-suratnya, semuanya, bahkan buku nikah ku saja ada pada dia," jelas Sky.

"Iya juga ya."

"Sudah-sudah, sebaiknya kita cepat-cepat bereskan barang kita," ujar Andin.

Mereka bertiga pun mulai membereskan barang-barang mereka, setelah mereka mengganti kebaya mereka.

"Guys, sorry. Aku duluan ya, soalnya takut macet dan ketinggalan bus lagi," ujar Riri yang sudah membereskan barang-barang pribadi nya, begitupun dengan Sky dan juga Andin.

"Iya hati-hati ya," ucap keduanya.

"Oke, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumusalam."

Riri pun sudah pergi dan kini tinggallah Sky dan Andin.

Ya, Riri memang lah berasal dari desa sama seperti Sky, jadi sebab itu dirinya pamit terlebih dahulu, agar tidak ketinggalan bus yang akan mengantarkannya ke desa yang dimana kedua orang tuanya tinggal.

Ia berencana untuk tinggal di desa bersama keluarganya terlebih dahulu sebelum ia diterima bekerja di Jakarta, dan soal melamar pekerjaan, bukankah hari ini sudah semakin canggih, ia berniat akan melamar pekerjaan lewat email.

Dan untuk Andin sendiri ialah anak dari seorang pengusaha, kedua orang tuanya memiliki sebuah cafe.

Jadi sebab itu, Andin tak melamar pekerjaan sama seperti Riri dan Sky yang berniat akan melamar sebuah pekerjaan.

Andin sendiri ditugaskan oleh kedua orang tuanya untuk mengelola cafe milik kedua orang tuanya itu, dikarenakan ia adalah anak tunggal sama seperti Sky, dan Riri sendiri ia memiliki satu orang adik laki-laki yang masih sekolah dasar itu.

Tak lama Andin pun pamit untuk pulang ke rumahnya lebih dahulu, karena kedua orang tuanya sudah menunggunya.

Dan kini tinggallah Sky seorang diri, ia berencana akan menyewa kos-kosan nanti sore, dan untuknya bibi asrama pun masih mengijinkan dia untuk berada di sana sementara sampe sore hari.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***