Cincin Nikah!?

Tiga hari sudah Sky dirawat di rumah sakit, paska koma.

Hari ini, Sky sudah diperbolehkan pulang ke rumah.

Setelah membereskan barang-barang nya yang dibantu oleh Bu RT. Ya, selama ia dirawat Bu Ratih lah yang tak lain ialah Bu RT yang selalu menjenguk dirinya di rumah sakit, setelah mengurus anak dan suaminya.

"Apa sudah siap?" tanya pak RT pada istrinya dan juga Sky, yang mana ia baru tiba di rumah sakit itu, karena tadi ia harus mengurus beberapa urusan terlebih dahulu.

"Sudah," jawab Bu Ratih.

"Yasudah kalau begitu ayo, biar bapak ya bawa Bu," ucapnya, seraya mengambil tas jinjing yang ada ditangan istrinya itu.

Mereka pun meninggalkan rumah sakit itu, dan tak lama mereka pun sudah sampai di rumah Sky.

Ketiganya turun dari mobil dan masuk kedalam rumah.

"Istirahat lah nak," ucap Bu Ratih.

"Iya Bu. Tapi, tolong jawab pertanyaan Sky waktu di rumah sakit. Cincin siapa yang Sky pakai," ucapnya.

Ya, setelah siuman waktu itu, Sky pernah bertanya cincin siapa yang ia pakai, karena pasalnya ia tak pernah memakai cincin, apalagi cincin yang ia pakai cincin yang bertahtakan berlian.

"Huh. Itu cincin neng Sky," ucap pak RT.

"Apa? Tapi Sky tidak pernah memiliki cincin seperti ini, apalagi cincin ini pasti mahal harganya."

"Tapi itu benar-benar milik mu, lebih tepatnya cincin nikah kamu."

Deg.

Ucapan dari pak RT, berhasil membuat Sky terkejut. "Apa?! Cincin nikah? Maksud pak RT apa? Jangan bilang kalau saya sudah menikah?" tanyanya bertubi-tubi.

"Benar. Itu cincin nikah, dan status neng saat ini sudah menjadi seorang istri. Neng Sky sudah menikah," jawab pak RT.

Sementara Bu Ratih, ia hanya diam tak mau ikut bicara, kali ini ketiganya sedang duduk di sofa yang ada di ruang tamu.

"S- siapa pria itu pak, dan bagaimana bisa saya menikah. Sementara pada saat itu kondisi saya masih dalam keadaan koma," ucapnya dengan terbata-bata.

"Maaf neng. Tapi pria itu melarang bapak untuk memberitahukan siapa dirinya pada neng ... Tapi yang jelas, neng Sky kenal dengan pria itu. Dan, ya dia menikahi neng Sky pada saat neng Sky koma," jelas pak RT.

"Apa bapak tau alasan dia menikahi ku?"

"Kalau itu bapak tidak tau alasan yang sebenarnya, dia hanya mengatakan bahwa dia yang akan melindungi neng, karena dia tau kalau neng Sky sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi," jawab pak RT, dan Sky pun hanya diam saja.

"Jadi dia menikahi ku hanya karena kasihan? Lalu untuk apa dia menikahi ku?" lirihnya.

"Maaf neng, bapak sama ibu tidak tau."

"Lalu kenapa bapak sama ibu mau-mau saja menikahkan Sky dengannya?" tanya Sky pada kedua pak RT dan juga istrinya itu.

"Maaf neng, bapak terpaksa, karena dia mengancam akan mencabut biaya operasi dan juga pengobatan neng Sky," jawab pria paruh baya itu dengan menunduk, tak berani menatap wajah Sky.

Sky yang mendengar jawaban dari pak RT hanya bisa menutup matanya, lalu ia pun menghela nafasnya.

"Maaf neng, maafkan ibu sama bapak. Ibu sama bapak tidak punya pilihan lain, jika biaya pengobatan neng Sky di cabut, maka kami tidak tau apa yang akan terjadi pada neng Sky," ucap Bu RT.

"Tidak Bu, kalian tidak perlu minta maaf. Sky lah yang harusnya minta maaf, gara-gara Sky, kalian dalam masalah."

"Sekali lagi Sky terima kasih pada ibu dan bapak, karena sudah banyak menolong Sky dan juga mendiang kakek semasa hidupnya."

"Sama-sama neng, kita sebagai manusia harus saling tolong menolong."

"Kalau begitu bapak sama ibu pamit pulang dulu, kalau ada apa-apa jangan sungkan untuk menelpon ibu ya," ucap pak RT.

"Iya pak. Terima kasih karena bapak dan ibu sudah mau merawat Sky selama Sky sakit," ucapnya.

"Sama-sama, kalau begitu bapak sama ibu pamit. Jangan lupa makan dan istirahat, assalamu'alaikum," ucap Bu Ratih.

"Wa'alaikumusalam."

Setelah peninggalan pak RT dan istrinya, Sky pun pergi ke kamarnya.

Di sana Sky merebahkan tubuhnya di atas ranjangnya, ia menatap langit-langit kamar, dan tak terasa air matanya mengalir dengan sendirinya di pipinya.

Sky menangis kehidupannya yang pedih, kedua orang tuanya sudah tiada, ditambah sang kakek pun pergi meninggalkan nya seorang diri, dan juga statusnya sudah berubah yang tadinya seorang gadis remaja, sekarang sudah menjadi seorang istri, yang dimana suaminya tak ia ketahui.

Jangankan wajahnya yang tidak ia tahu, namanya pun Sky tidak tau.

"Ikhlas Sky, ini semua sudah menjadi takdir untukmu," lirihnya.

Sky pun mulai memejamkan matanya, setelah mengusap air mata yang ada di kedua pipinya.

Karena terlalu lelah, tak lama Sky pun tidur.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***