Kisah Kita Belum Usai (Tuan Muda Yang Dianggap Miskin)
Matahari sudah agak terik ketika mobil yang memboyong Aini, memasuki halaman salah satu rumah di kawasan elite. Rumah paling megah layaknya istana yang pagar rumahnya saja sangat tinggi.
Menyaksikan semua itu, Aini sudah langsung merinding. Terlebih, alasannya dibawa ke sana karena ia akan bekerja, menjadi ART atau itu pembantu. Aini takut, di rumah bak istana dan pastinya dihiasi banyak barang mewah sekaligus mahal itu, ia justru melakukan kesalahan. Hingga bukannya mendapat gaji untuk membayar segudang hutangnya di kampung dan menjadi alasannya nekat mengadu nasib di Jakarta, ia justru harus merelakan gajinya dipotong untuk membayar ganti rugi.
“Pantas penawaran gaji di sini tinggi. Sebanding dengan keadaan yang harus dijalani. Ya sudah bismillah, semoga berkah, betah, dan orang-orangnya juga baik atau minimal manusiawi. Banyak kan, kasus majikan yang semena-mena ke ART hanya karena mereka merasa sudah bayar,” batin Aini yang membulatkan tekadnya untuk tetap semangat bekerja di sana.
“Mbak Aeni, tolong diingat, ya. Di rumah yang akan menjadi tempat kerja Mbak, ada pak Helios dan ibu Chole. Itu nama bos besar. Pak Helios dan ibu Chole punya 5 anak, dan dua di antaranya kembar. Anak pertama itu laki-laki, namanya Kim. Biasa dipanggil mas Kim, dan statusnya sudah menikah. Nama istri mas Kim itu Ryuna. Pokoknya di sini manggil ke anak-anak, yang ke laki-laki Mas, yang ke perempuan mbak. Karena memang, Pak Helios asli orang Jawa dan sudah dibiasakan panggil begitu.” Setelah menjelaskan panjang lebar, pak Santoso selaku sopir yang membawa Aini, menyerahkan sebuah buku agenda dan dibilang pria paruh baya itu wajib Aini hafal.
Bersama pak Santoso, Aini yang sudah turun dari mobil, melewati jalan aspal yang kanan kiri merupakan hamparan rumput hijau, dan sekitar pagar rumah merupakan taman. Itu benar-benar keadaan depan rumah mewah tempat Aini akan bekerja. Halamannya luas dan ada setengah bagian dari lapangan golf pada kebanyakan.
Keadaan di sana membuat Aini seperti sedang di taman kerajaan royal yang juga sangat terawat. Semua tumbuhan termasuk rumputnya benar-benar terawat. Meski hanya mengawasi sekilas dengan tatapan takjub, kedua mata Aini tak menemukan satu pun rumput liar meski baru sekadar bibit.
“Yang perlu dan paling diperhatikan itu mas Brandon yah, Mbak. Dari semuanya, Mas Brandon terkenal paling dingin. Beliau sangat irit bicara dan tidak akan pernah mengulang ucapannya. Beberapa pekerja sudah mas Brandon pecat hanya karena mereka tidak mendengar ucapan Mas Brandon ....” Pak Santoso masih sibuk menjelaskan, tapi Aini mendadak tidak bisa fokus hanya karena nama yang tengah pria itu bahas.
“Brandon ...? Dingin, irit bicara?” batin Aini langasung jadi menerka.
Aini yang awalnya sudah tak lagi merinding, jadi mendadak kembali merinding hanya karena sosok yang tengah mereka bahas. Karena bersamaan dengan itu, di ingatan Aini langsung dihiasi sosok pemuda sangat tampan berekspresi dingin. Pemuda sangat tampan yang baru akan tersenyum dan itu sangat sedikit, jika Aini memaksa sambil merengek manja.
Untuk sejenak, Aini yang teringat sosok Brandon dalam hidupnya, refleks tersenyum. Senyum yang langsung usai hanya karena tatapannya yang menatap ke depan, tak sengaja mendapati sosok pria sangat tampan mirip patung hidup, dan itu sangat mirip dengan Brandon kekasihnya. Kini, di depan sana, sosok tersebut masih menuruni anak tangga.
Detik itu juga dunia Aini mendadak berputar lebih lambat. Dunia Aini hanya tertuju kepada sosok yang mendadak menjelma menjadi nyata, padahal biasanya, sosok tersebut dan amat sangat ia rindu kehadirannya, hanya bisa muncul di benaknya.
“Masa iya itu beneran mas Brandonku?” batin Aini seiring kesedihan sekaligus kerinduannya yang membuncah. Bukan hanya hatinya yang mendadak teriris, tapi juga air matanya yang sibuk berjatuhan. Terlebih ketika akhirnya tatapan mereka bertemu, layaknya dirinya, pria tampan di tengah anak tangga sana dan akan turun ke jalan aspal keberadaan Aini, juga menghentikan langkah.
Aini dan si pria yang kiranya berusia dua puluh tujuh tahun itu terus bertatapan. Tatapan tak percaya yang juga diliputi banyak kesedihan. Terlebih baik di ingatan Aini maupun si pria tampan yang memang Brandon, mendadak dihiasi adegan masa lalu mereka.
“Kamu pacaran sama anak pesantren yang bibit, bebet, dan bobotnya saja tidak jelas seperti dia? Mau jadi apa kamu? Mau makan apa? Dikiranya cinta dan wajah tampan bisa bikin kenyang!” ucap pak Safar, selaku bapak dari Aini.
Iya, Brandon masih sangat ingat itu. Alasan yang juga membuatnya berlinang air mata, seiring langkah kakinya yang berangsur mendekati Aini. Langkah pelan nan berat seiring tatapannya kepada wanita berhijab moka itu, yang cenderung dipenuhi rasa tidak percaya.
Delapan tahun lalu, Brandon yang kala itu masih berusia sembilan belas tahun, memang sengaja menyembunyikan jati dirinya sebagai tuan muda kaya raya yang juga merupakan anak dari pemilik pesantren dirinya bernaung, di sebuah desa kecil. Namun, keputusannya menyamar menjadi orang biasa, membuat cintanya kepada Aini sang kembang desa, kandas terhalang restu dari pak Safar. Karena demi menjauhkannya dari Brandon juga, pak Safar hendak menikahkan Aini dengan anak juragan tanah setempat.
Pak Safar tak sedikit pun memberi Brandon kesempatan. Yang pria itu berikan hanyalah caci—maki. Bahkan pak Safar tak segan menyeret sekaligus memukuli Aini yang kala itu nekat membela Brandon. Hingga Brandon yang tak mau merusak hubungan Aini dan sang bapak, sengaja pamit dengan baik-baik. Kala itu, Brandon berjanji akan membawa orang tuanya ke sana untuk melamar Aini dengan baik-baik. Namun, pak Safar tetap menolak dan tak segan mengusir Brandon.
“Saya didik anak saya susah payah, bukan buat diserahkan ke orang yang bibit, bebet, dan bobotnya saja tidak jelas seperti kamu! Saya punya anak tidak untuk dijadikan orang susah! Jangan pernah datang lagi karena Aini sudah dilamar oleh anak juragan tanah! Dalam waktu dekat, Aini benar-benar akan menikah!” marah pak Safar kala itu sebelum akhirnya buru-buru menutup pintu dengan kasar, agar Brandon yang ia usir, tak bisa masuk ke rumahnya lagi apalagi sampai bertemu Aini.
Seolah takdir tak menginginkan mereka bersama, kabar kecelakaan keluarganya di Jakarta kala itu membuat Brandon kembali ke Jakarta tanpa sempat pamit kepada Aini. Yang Brandon tahu, Aini sudah menikah, hingga akhirnya Brandon juga menyerah dan mau-mau saja dijodohkan dengan seorang perempuan cantik dari kerabat orang tuanya. Namun kini, di hadapannya, Aini justru mendadak hadir sebagai pembantu baru di rumahnya.
“Mas Brandon, ini Mbak Aini, pembantu baru yang nantinya akan bantu-bantu di rumah Mas Brandon, setelah Mas Brandon dan non Tera, menikah. Ibu Chole menyiapkan pembantu secara khusus biar nanti langsung bisa bantu-bantu Mas,” jelas pak Santoso sangat santun, meski kenyataan Brandon dan Aini yang sama-sama menangis sekaligus sudah sampai berhadapan, membuatnya sangat bingung.
“Ini si Aini ngapain malah nangis, sih?” batin pak Santoso yang kemudian meraih sebelah tangan Aini, setelah sebelumnya, ia juga meraih buku agenda maupun ransel Aini yang wanita itu jatuhkan begitu saja.
“Beliau Mas Brandon, bos kita! Nunduk, jangan menatap begitu. Enggak sopan!” bisik pak Santoso yang menarik Aini untuk mundur sekaligus minggir, menjaga jarak dari Brandon dan sebisa mungkin bersikap sangat santun.
“Dulu pacar, tapi sekarang malah jadi pembantu, dan mas Brandon, mau menikah?” pikir Aini yang sudah langsung menunduk takut. Selain itu, ia juga segera menyeka air matanya menggunakan ujung jilbabnya.
Aini terus menunduk patuh, membiarkan kedua telinganya mendengar panggilan sayang dari seorang wanita yang tengah menuruni anak tangga di lantai atas sana, kepada Brandon. Pak Santoso mengabarkan bahwa itu Tera atau Lentera. Wanita cantik yang akan menjadi istri Brandon.
💗 Merupakan novel anak-anak dari novel : Mempelai Pengganti Ketua Mafia Buta yang Kejam 💗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
SAL💞🇲🇾
Salam❤️
2024-10-10
1
Sandisalbiah
penasaran dgn kisah mas Brandon
2024-07-31
0
Nurr Amirr🥰💞
Hadirrr bunda😘😘😘..
2024-03-28
2