"Mau ke mana kamu?" tanya Mila melihat Bi Ena membawakan makanan di dalam napan.
"Ke kamar Nona Grameisya," jawab Bi Ena menunduk.
"Sejak kapan dia begitu manja, kalau mau makan suruh di ke dapur dan sekalian bersih dapur," ucap Mila.
"Iya, biasanya dia kalo mau makan bisa ke dapur sendiri, apa kakinya patah karena terjatuh tadi?" tanya Yessy.
Bi Ena diam saja, ia tidak mempedulikan ucapan mereka dan berjalan naik ke atas.
"Bi Ena! Kau tidak mendengarkan ucapan ku!" hardik Mila.
"Nyonya, Nona sedang sakit, mohon pengertiannya," ucap bi Ena berharap bekas kasihan.
"Diakan sudah bangun, kakinya juga tidak patah, dia baik-baik saja. Dia pikir dia siapa? Berlagak seorang Nona rumah ini, dia itu bukan siapa-siapa, hanya saja beruntung dia punya anak keluarga ini, ibunya bahkan orang miskin," ucap Mila.
"Meskipun begitu dia tetap Nona rumah ini karena ayahnya anak Tuan besar Dandi, Anda juga begitu Nyonya, jika bukan menikah dengan Tuan Paul, Anda juga bukan siapa-siapa rumah ini," ucap Bi Ena.
"Apa kamu bilang! Kamu itu minta di pecat rupanya! Pergi kau dari rumah ini! Kau di pecat! Dasar pembantu tidak tahu diri! Pergi kau dari sini!" teriak Mila menumpahkan makanan itu tubuh Bi Ena.
"Siapa yang berani memecatnya? Katakan padaku." Tiba-tiba saja Grameisya keluar dari kamarnya dan menuruni anak tangga.
"Aku adalah Nyonya rumah ini! Aku memecatnya! Kenapa? Kau tidak senang! Kau juga seharusnya pergi dari rumah ini! Nama baik keluarga ini menjadi buruk karena ada kamu!" teriak Mila membelalakkan matanya.
"Oh ya? Kau bahkan lebih tidak pantas berada di rumah ini, dasar nenek lampir! Sekali lagi kau berani memecat pelayan pribadiku kau akan merasakan akibatnya!" ancam Grameisya menatap tajam ke arah Mila dan mengintimidasinya.
Mila terdiam dan terbelalak, selama ini anak yang ada di depannya tidak pernah sekali pun membangkangnya dan ia selalu menurut atas perintahnya.
Hari ini entah mimpi apa Mila hingga ia di bentak bahkan sampai di ancam.
"Kau …."
"Apa! Kau lebih baik minta maaf pada Bibi kalau tidak mau merasakan hal yang sama!" ancam Grameisya.
"Kau! Apa-apaan ini! Beraninya kau memerintahkan untuk meminta maaf kepada pelayan rendahan ini!" ucap Mila terbelalak.
"Lakukan!" sergah Grameisya.
"Hey! Beraninya kau meneriaki ku! Kau dasar sedang berhadapan dengan siapa!" bentak Mila.
"Bibi, ambilkan makanan yang sama," pinta Grameisya.
Bi Ena pun pergi ke dapur tanpa bertanya apa pun.
"Di saat seperti ini kau masih punya selera untuk makan rupanya, kalau begitu kenapa kau nggak ke dapur saja sekalian bersihin dapur," ucap Yessy bercekak pinggang.
"Kenapa nggak kamu saja yang kerjakan, kenapa menyuruh ku?" tanya Grameisya juga bercekak pinggang.
"Ini Nona, makanannya," ucap Bi Ena memberikan makanan yang ada di dalam piring itu kepada Grameisya.
"Siram dia," perintah Grameisya.
"Ha?" Bi Ena melongo.
"Siram dia, jangan sampai aku mengulang untuk kedua kalinya," ulang Grameisya.
Bi Ena pun menyiram makanan itu ke tubuh Mila dan bajunya yang mahal itu kotor oleh makanan.
"Kamu … Kamu … beraninya kamu!" teriak Mila sampai ucapannya terbata-bata.
Ia mengangkat tangannya ingin menampar Grameisya, akan tetapi Grameisya menepis tangan Mila dan malah menamparnya balik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 246 Episodes
Comments
Neneng Zakiyah
waaahhh keten niihh..sy mampir nih.di.cerita yg sm dgn.cerita dewi pembunuh...🥰🥰🥰
2024-12-21
0
ovi Putriminang
suka nih cerita yg kyk gini
2024-11-18
1
Usmi Usmi
cerita kyak gini aku suka Thor
2025-01-25
0