Bab 3

Alma terkejut dengan video kiriman dari Ratu. Di sana terlihat bagaimana Alfa– sang sahabat tengah bercengkerama dengan seorang gadis yang sama sekali belum pernah di ceritakan padanya.

Mendadak ada rasa khawatir yang Alma rasakan. Biasanya dia tak merasa secemas ini jika ada gadis mendekati sahabatnya.

Dia hanya akan mendekati gadis itu dan mengatakan mundur kalau ingin dekat dengan Alfa.

Biasanya Alfa akan menceritakan siapa saja gadis yang tengah mendekatinya dan tak mempermasalahkan dirinya saat menyingkirkan mereka.

Bisa di bilang, sebenarnya Alfa sendiri merasa risi dengan perhatian mereka yang terlalu berlebihan.

Namun tidak dengan gadis ini, Alfa tak pernah menceritakan tentang sosok gadis yang dia sendiri tak begitu ia kenali.

"Apaan sih si Ratu, dia pikir aku bakal khawatir gitu. Paling nanti juga Alfa cerita," monolognya tak peduli dan mengabaikan pesan sahabatnya.

Saat hendak memasuki kelas, dia kembali bertemu dengan Ratu yang baru saja kembali dari kantin.

"Gimana?" cecarnya.

"Apaan sih kamu Ra, kepo banget ma urusan orang. Jangan-jangan selama ini kamu suka ya sama Alfa," cibir Alma.

Ratu mendengus kasar, dia pikir sang sahabat akan kebakaran jenggot, tapi dugaannya meleset. Alma tampak biasa, atau mungkin mencoba biasa saja.

"Terserah lu aja. Gue cuma mau ngingetin sebagai sahabat lu, siap-siap aja kalau lu mungkin udah enggak bakal jadi prioritas si Alfa lagi."

"Dan yang harus lu tau, Rheina beda dari cewek yang lain. Kalau dulu cewek-cewek yang ngejar si Alfa, kalau Rheina justru yang di deketin sama Alfa."

"Kamu enggak tau sedeket apa aku sama Alfa Ra. Udah deh, enggak usah ikut campur urusan aku sama Alfa!"

"Kalian kenapa sih, perasaan ribut mulu. Ra biarin aja si Alma. Kita sebagai sahabat harus terus dukung dan percaya sama dia," tegur Syeila yang mulai jengah dengan keduanya.

"Lu tau gue kaya gini karena kasihan ma dia La, cowok kek Daren itu enggak pantes buat dia. Tapi ya itu, sahabat kita kan emang buta! Enggak bisa lihat mana yang baik dan buruk!" gerutunya.

Alma memilih diam, dia tak mau memperpanjang masalahnya dengan Ratu.

Kepalanya sedang sibuk memikirkan cara meluluhkan Daren agar mau memaafkannya.

Pulang sekolah, Alma sudah menunggu di parkiran. Menunggu sosok Daren, tentunya. Dia berharap kali ini usahanya berhasil untuk bisa meluluhkan kemarahan sang kekasih.

"Ayo Al!" ucap Alfa tiba-tiba dari arah belakangnya.

Alma tersentak kaget. Yang dia tunggu adalah Daren. Namun yang muncul pertama kali ternyata Alfa.

"Emmm ... Fa aku—"

"Minggir lo pada! Ngalangin mobil gue aja," sela seseorang yang membuat jantung Alma berdetak makin kencang.

"Daren ...," panggil Alma dan mengabaikan Alfa.

"Daren, please ayo kita bicara," bujuk Alma frustrasi.

"Lu mau pulang enggak Al?" sela Alfa yang sudah tak sabar pergi dari hadapan Daren.

"Gih sono lu balik sama TTM lu," cibir Daren kesal.

"Enggak gitu Ren." Kini Alma berbalik menatap Alfa yang masih berdiam diri dengan tatapan mata datar.

"Kamu pulang duluan aja Fa. Aku ada urusan sama Daren," ucapnya tiba-tiba yang entah kenapa membuat hati kecil Alfa merasa sedikit sakit.

Dia mungkin merasa egonya yang sedikit tersentil. Alfa tersenyum tipis.

Bangkeee, gue kaya selingkuhan dia aja.

"Ya udah hati-hati lo," ucap Alfa yang sudah malas membujuk sang sahabat.

"Lu yakin gue bakal anter dia pulang?" cibir Daren yang membuat langkah Alfa terhenti dan menoleh padanya.

"Berarti apa yang di bilang mereka kalau lo itu cowok brengsek itu bener. Seenggaknya mungkin sahabat gue ini bisa sadar cowok macam apa lo ini," balas Alfa sinis.

Daren mengepalkan tangannya kesal. Buku-buku jarinya bahkan memutih. Alma yang melihat raut wajah sang kekasih yang berubah makin merah bertambah jadi panik.

Tanpa banyak kata Daren segera masuk ke dalam mobilnya di ikuti oleh Alma. Beruntung Daren tak mengusir kekasihnya itu.

Alfa yang melihat itu hanya bisa menghela napas dan berdoa semoga sang sahabat baik-baik saja.

.

.

Daren mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Alma bahkan menggenggam sabuk pengamannya dengan erat sambil memperhatikan Daren yang juga mencengkeram kemudi dengan kencang. Menandakan betapa sang kekasih tengah menahan emosinya.

"Sa-sayang pelan-pelan," pinta Alma pelan.

Mendengar suara Alma membuat Daren menghentikan mobilnya di bahu jalan.

Kepala Alma bahkan terantup kencang karena Daren menghentikan mobilnya secara mendadak.

"Aww," ringisnya sambil mengusap dahinya yang memerah.

Daren tak peduli dan tak merasa bersalah. Dia masih di liputi perasaan kesal karena merasa di rendahkan oleh Alfa.

"Lo mau apa sih!" bentak Daren kesal.

Alma terisak, dia merasa sakit hati karena perlakuan Daren yang membentaknya. Selama ini dia selalu di perlakukan lembut oleh semua orang.

Hanya Ratu yang sering berselisih paham dengannya, tapi sahabatnya itu juga tak pernah memaki dan membentaknya.

"Mau apa?" ulang Daren.

Alma menengadah menatap sang kekasih. "Maaf Ren. Gimana cara aku supaya kamu mau maafin aku?" jawab Alma pelan.

Daren tersenyum sinis, "Percuma lu minta maaf tapi selalu ngulangin kesalahan yang sama!"

Alma menunduk. Dia tahu Daren sudah berulang kali meminta Alma untuk tak terlalu dekat dengan Alfa.

Namun sangat sulit bagi Alma yang sudah sangat terbiasa dengan Alfa, terlebih lagi rumah mereka juga berdekatan.

Di awal pacaran, Alma berusaha merenggangkan hubungannya dengan Alfa, tapi itu juga tak berlangsung lama.

Hanya dua hari Alma kembali bergantung pada pemuda itu. Pemuda yang sudah di kenalnya sejak kecil.

"Lo yakin mau tau apa yang bisa buat Gue maafin Lu?" seringai licik muncul di bibir pemuda itu hingga membuat Alma sedikit bergidik ngeri.

Merasa terpojok Alma mengeratkan pegangannya pada sabuk pengaman.

Entah kenapa dia paham dengan apa yang di pikirkan kekasihnya itu.

"Kenapa?" sinis cowok itu dengan seringainya yang semakin sinis.

Merasa malas, Daren kembali menyalakan mobilnya dan menarik tuas persnelingnya.

Melihat suasana yang akan semakin memburuk, Alma buru-buru mencegah kepergian mereka.

Suasana sepi di sebuah jalan menuju perbatasan kota membuat Alma tidak tahu bahaya apa yang akan terjadi pada hidupnya.

"Please Ren, jangan kaya gini," ucapnya putus asa.

"Mau Lu apa? Sebaiknya emang bener Lu harus rasain dulu gimana perasaan Gue. Kita liat, semurka apa Lu kalau Gue deket sama cewek lain," ancamnya.

Mata Alma terbelalak, tentu saja dia tak mau sang kekasih melakukan hal itu.

Dia yakin apa yang di lakukan sang kekasih dan dirinya pastilah berbeda. Jika dirinya dan alfa benar-benar berteman, sedangkan Daren bisa di katakan berselingkuh, sebab yang ia tahu Daren sama sekali tak memiliki teman dekat perempuan.

"Jangan kaya gini Daren. Aku mohon. Aku janji kali ini akan mengurangi intensitas bertemu sama Alfa ya," bujuknya.

"No, Gue udah enggak percaya Al sama semua janji Lu," jawab Daren ketus.

"Terus gimana cara biar bisa buat kamu yakin Ren?"

"Lu harus jadi milik Gue seutuhnya."

.

.

.

Next

Terpopuler

Comments

Arie

Arie

🤦🤦🤦🤦🤦🤦🤦🤦🤦🤦udah tau pacaran tertekan masih diterusin emang cinta buta😏😏😏😏😏😏😏😏😏😏

2023-10-12

0

bunda s'as

bunda s'as

😤😤

2023-10-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!