Bab 13

Setelah mengobrol dengan Budi dan membayar semua hutang-hutang istri dan juga anaknya, Bisma mengajak anak dan istrinya untuk pergi ke tempat ayahnya Budi.

Tentunya hal itu dia lakukan untuk mengucapkan terima kasih karena sudah memberikan pekerjaan kepada istrinya, dia juga sekaligus berkata jika Surti tidak akan lagi bekerja kepada pria itu.

Ayahnya Budi begitu senang ketika melihat Bisma datang, karena itu artinya penderitaan Surti akan berakhir. Surti memang setiap hari bekerja di rumahnya, tetapi pikiran wanita itu menerawang jauh entah ke mana.

Walaupun semua pekerjaan dikerjakan dengan baik oleh Surti, tetapi wanita itu sering melamun jika sedang beristirahat.

"Mau beli baju dulu apa mau jalan-jalan?" tanya Bisma kepada anak dan juga istrinya.

"Beli baju dulu, Pak. Habis itu kita jalan-jalan pakai baju baru," jawab Bagus.

"Iya, Pak. Beli baju dulu, abis itu makan enak. Bagas mau makan ayam sama kentang goreng," timpal Bagas.

Sedih sekali rasanya mendengar apa yang dikatakan oleh kedua putranya, pada akhirnya Bisma mengajak anak dan juga istrinya untuk membeli baju di sebuah toko.

Setelah itu Bisma mengajak anak dan istrinya untuk makan di sebuah kedai makanan siap saji, Surti dan kedua putranya makan dengan begitu lahap.

Melihat hal itu, Bisma merasa bahagia. Namun, di dalam hatinya dia juga merasa sedih karena membahagiakan istri dan juga anak-anaknya dengan uang yang haram.

Lebih tepatnya, uang yang dipakai oleh Bisma untuk menyenangkan anak dan juga istrinya adalah uang yang ditukarkan dengan nyawa putri ketiganya.

"Kenyang, Pak. Ayo main ke taman hiburan," ajak Bagus yang terlihat begitu tidak sabar.

Bisma menganggukkan kepalanya seraya tersenyum, lagi-lagi orang yang menerima uang bayaran darinya berkata jika uangnya asli. Tapi pas dipegang terasa aneh, pelayannya sampai mengecek keaslian uang tersebut dengan mesin pendeteksi.

Namun, Bisma merasa tidak peduli dengan apa pun yang dikatakan oleh pelayan itu. Karena mungkin uang itu memang pemberian dari Kanjeng Ratu.

Seharian ini Bisma beserta anak dan juga istrinya benar-benar bersenang-senang, mereka pulang sampai hampir malam tiba. Mereka pulang dengan membawa belanjaan dan juga makanan yang banyak.

Tentunya hal itu mencari bahan gosip di kampung pria itu, banyak hal yang mereka duga karena tiba-tiba saja Bisma menghilang dan datang dengan membawa uang yang banyak.

Karena tidak mau membuat anak dan juga istrinya berpikiran yang tidak-tidak, keesokan harinya Bisma membeli rumah di kota. Dia bahkan membeli mobil dan juga keperluan rumah tangga yang dibutuhkan.

Bahkan, Bisma juga membeli isi dapur. Kulkas nampak terisi dan semua keperluan yang dibutuhkan sudah dia siapkan agar anak dan istrinya tinggal di rumah baru mereka dengan nyaman.

"Mas, dari mana saja? Kenapa pulang sangat larut?" tanya Surti ketika dia melihat Bisma pulang.

"Habis dari kota, habis beli rumah sama mobil juga. Semoga kalian suka setelah kita tinggal di kota nanti," ujar Bisma.

"Beneran, Mas? Memangnya uangnya cukup?" tanya Surti.

"Cukup, Sayang. Besok kita pindah, kita berangkatnya naik angkot saja. Pake mobil sendirinya kalau sudah di kota aja," ujar Bisma.

"Iya, Mas." Surti langsung memeluk suaminya dengan erat, Bisma membalas pelukan dari istrinya dan mengajak istrinya untuk segera tidur. Karena besok mereka akan pindah.

Setelah memastikan Istrinya tidur, Bisma nampak membuka lemari yang dipakai untuk menyimpan uang miliknya yang diberikan oleh Kanjeng Ratu. Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Kanjeng Ratu, uang itu semakin bertambah banyak.

"Sepertinya di rumah baru nanti aku harus menyediakan kamar khusus untuk menyimpan uang ini, karena semakin dipakai uangnya akan semakin banyak."

Bisma tersenyum dengan begitu lebar, karena setidaknya dia tidak akan kesusahan lagi untuk masalah ekonomi. Rumah sudah dia beli, mobil dan semua yang dia perlukan juga sudah dia beli.

Kini saatnya dia menikmati kehidupannya bersama dengan anak dan juga istrinya, dia sangat bahagia. Di saat Bisma sedang merencanakan apa yang akan dia lakukan esok hari, tiba-tiba saja Bisma merasa ada yang memeluk dirinya dari belakang.

Bisma tersenyum karena dia berpikir jika itu adalah Surti, terlebih lagi ketika ada tangan yang mulai mengusap dadanya sampai turun untuk mengusap miliknya, Bisma semakin yakin jika itu adalah istrinya yang sedang meminta haknya kepada dirinya.

"Dek! Jangan di sini, ada anak-anak." Bisma menggigit bibir bawahnya saat merasa miliknya diremat dengan lembut.

"Ini aku, Sayang. Kanjeng Ratu," ujar wanita yang sejak tadi memeluk dan memainkan keperkasaannya.

Bisma terlihat begitu kaget sekali, jika saja Kanjeng Ratu tidak langsung membekap bibir Bisma dengan ciuman panas, pasti Bisma sudah berteriak.

"Kanjeng Ratu, maaf kalau aku tidak menyadari kehadiran kamu," ujar Bisma setelah tautan bibir mereka terlepas.

"Tidak apa, Sayang. Besok aku akan datang ke rumah baru kamu, jangan lupa untuk menyiapkan kamar khusus untuk aku," ujar Kanjeng Ratu.

Setelah mengatakan hal itu, Kanjeng Ratu kembali mencium bibir suaminya dengan penuh hasrat. Lalu, setelah itu dia menghilang. Bisma langsung bernapas dengan lega.

"Dua kamar khusus yang harus aku siapkan, untung tadi aku membeli rumah yang lumayan besar," ujar Bisma.

Terpopuler

Comments

A B U

A B U

yang jadi pertanyaanku, kenapa malah aku yang penasaran.
lanjut

2024-03-01

0

Mimik Pribadi

Mimik Pribadi

Klo baca novel ttng pesugihan rata2 menyediakan kamar khusus yng tidak boleh sembarangan dimski orng lain y,dan justru itu yng membuat penghuni lain rmh itu penasaran dngn isi kamar tersebut,,

2023-12-06

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!