Bab 5

Bisma memang berpamitan kepada istrinya untuk pergi ke kota, tetapi nyatanya di pertengahan jalan dia meminta tukang ojek untuk menurunkan dirinya.

Kang ojek sempat merasa aneh karena Bisma minta diturunkan di tengah jalan, padahal perjalanan menuju kampung sebelah masih lama.

Namun, Bisma beralasan jika dia akan pergi bersama dengan temannya. Pria itu hampir saja lupa jika temannya akan menjemput dirinya di tempat tersebut, itulah alasan dari Bisma.

Tentunya kang ojek tidak banyak protes kepada pria itu, terlebih lagi setelah Bisma memberikan ongkos ojek untuk pria tersebut. Tentunya yang penting tukang ojek itu dibayar, tidak memikirkan Bisma yang akan bertemu dengan siapa di tempat itu.

Setelah kepergian tukang ojek tersebut, Bisma nampak mengedarkan pandangannya. Setelah dirasa aman, Bisma dengan cepat melangkahkan kakinya menuju hutan larangan.

Walaupun kaki kanannya dinyatakan lumpuh, tetapi nyatanya dengan menggunakan bantuan tongkat dia bisa berjalan dengan lumayan cepat.

"Ayo, Bisma. Kamu pasti bisa sampai ke hutan larangan dengan cepat," ujar Bisma menyemangati dirinya sendiri.

Sesekali Bisma akan menolehkan wajahnya ke kanan dan ke kiri, dia memperhatikan daerah sekitar takut-takutnya ada yang melihat dirinya berjalan menuju hutan larangan.

Setelah satu jam berjalan, akhirnya pria itu masuk ke dalam hutan larangan. Pria itu tersenyum getir karena sudah memilih jalan yang seharusnya tidak dia ambil.

"Aku sudah tidak peduli lagi dengan apa pun konsekuensinya, karena yang terpenting saat ini aku bisa mendapatkan harta yang banyak agar bisa membahagiakan anak-anak dan juga istriku."

Bisma sudah membulatkan tekadnya, tidak apa-apa dirinya menjadi seorang pemuja. Yang terpenting nantinya tidak ada lagi yang menghina, karena hidup di bawah garis kemiskinan itu benar-benar sangat menyiksa.

"Ayo jalan lagi, Bisma."

Bisma berkali-kali menyemangati dirinya sendiri, walaupun langit sudah berubah menjadi gelap, tetapi tidak menyurutkan semangat dari pria itu.

Walaupun dia berjalan dengan tidak normal, tetapi Bisma tidak mengeluh sama sekali. Untuk penerangan jalan dia menggunakan bantuan cahaya rembulan.

Malam ini cahaya rembulan begitu terang, karena malam ini memanglah malam bulan purnama. Malam Jumat Kliwon, malam yang diharuskan untuk dirinya segera bersemedi.

"Ke mana aku harus pergi?" tanya Bisma kebingungan.

Untuk sesaat Bisma terdiam, dia mengedarkan pandangannya. Di sekelilingnya hanya ada pohon-pohon yang menjulang tinggi, dia bingung harus melangkah ke arah mana untuk bisa bertemu dengan kakek tua yang datang lewat mimpinya.

Karena melihat ke arah mana pun tetap sama, mau arah barat, timur ataupun selatan tetap yang dia lihat hanyalah pohon-pohon yang tumbuh tinggi.

Tidak lama kemudian dia merasakan ada angin yang berhembus dengan kencang, Bisma dengan cepat memejamkan matanya. Lalu, dia berpegangan pada pohon yang ada di dekatnya.

"Berjalanlah menuju hulu sungai, setelah itu bersemedilah di dalam gua yang ada di dekat sungai."

Bisma nampak kaget karena itu adalah suara kakek tua yang meminta dirinya agar datang ke hutan larangan itu, dengan cepat dia membuka matanya dan mengedarkan pandangannya.

Namun, dia tidak melihat wujud dari kakek tua itu. Bisma sempat merasakan bulu kuduknya merinding semua, tetapi dia terus saja menguatkan hatinya.

"Ayo, Bisma. Jangan takut, ingat. Elu harus membahagiakan anak dan juga istri elu," ujar Bisma.

Setelah mengatakan hal itu, Bisma mengingat-ingat apa yang dikatakan oleh kakek tua itu. Tidak lama kemudian, Bisma teringat jika dirinya harus pergi ke hulu sungai.

Itu artinya saat ini dia harus mengetahui di mana adanya sungai tersebut, Bisma memejamkan matanya seraya menajamkan pendengarannya. Hingga tidak lama kemudian dia mendengar suara air yang mengalir.

"Sepertinya sungai ada di arah barat," ujar Bisma seraya melangkahkan kakinya menuju suara air.

Sesuai dengan dugaannya, setelah hampir setengah jam berjalan, Bisma melihat ada sungai tidak jauh dari sana. Bisma langsung tersenyum dengan begitu lebar, karena itu artinya dia sudah tidak susah lagi mencari jalan.

"Sepertinya aku begitu kehausan, lebih baik aku minum terlebih dahulu," ujar Bisma.

Pria itu meminum air sungai yang terlihat begitu jernih, setelah itu dia kembali berjalan menuju hulu sungai. Pria itu berjalan sampai hampir enam jam lamanya, tidak lama kemudian dia melihat gua yang ada di hulu sungai.

"Sepertinya gua itu yang dimaksud oleh kakek tua," ujar Bisma.

Bisma sempat menolehkan wajahnya ke arah gua tersebut, di dalam gua itu terlihat begitu gelap sekali. Ada rasa takut yang kembali menyelimuti, bahkan dia merasa jika bulu kuduknya merinding semua.

"Jangan takut Bisma, demi uang."

Setelah mengatakan hal itu, Bisma langsung masuk ke dalam gua tersebut. Samar-samar dia melihat ada batu di dalam gua tersebut, lalu dia menyimpan tas yang berisikan baju miliknya di atas batu tersebut.

Setelah itu, dia naik ke atas batu tersebut. Dia langsung bersila dan bersiap untuk bersemedi. Lebih cepat rasanya akan lebih baik, maka dari itu dengan cepat dia pun menguatkan hatinya untuk bersemedi.

Cukup lama dia bersemedi seraya memfokuskan pikirannya untuk bertemu dengan Kanjeng Ratu, tidak lama kemudian dia mendengar suara tawa seorang perempuan yang begitu mengerikan.

"Hihihihihi, berani sekali kamu datang ke tempatku. Sepertinya kamu ini sangat nekat, kamu harus mendapatkan akibatnya.''

Sungguh Bisma merasa takut dengan apa yang dia dengar, dia bahkan merasa jika tubuhnya kini dingin semua. Lalu, dia merasa jika takut lehernya ada yang meniup.

Bahkan, tidak lama kemudian dia merasa jika seluruh badannya ada yang menyentuh. Walaupun seperti itu, Bisma tetap menguatkan hatinya, karena makhluk seperti itu tidak lebih menakutkan dari dompetnya yang terus saja terlihat kosong.

"Hem! Ternyata kamu ingin menantangku, kita lihat saja, apakah kamu akan kuat atau tidak?"

Terpopuler

Comments

A B U

A B U

masih nyimak

2024-03-01

1

Zuhril Witanto

Zuhril Witanto

bener2 serem

2024-02-04

1

Rosiyatun

Rosiyatun

dompet nya kosong 🙃🙃🤨kasian ahh kasian

2024-01-28

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!