Dia memang sangat menyayangi adik-adik. Walau dia sangat dingin pada semua orang, tapi akan sangat hangat pada keluarganya. Terutama pada kedua orang tuanya sambil adik-adiknya.
Varez segera mengemudikan mobilnya menuju markas. Sebelum itu dia menemui manager cafe uantuk memberikan pesan pada pemilik cafe. Jika dia tidak bisa menemuinya untuk saat ini, mungkin dilain kesempatan bisa bertemu.
Saat didalam perjalanan, dia melihat ada seseorang yang mengalihkan perhatian nya dari jalan yang sedang dia lewati. Siapa lagi jika bukan Aluna, wanita yang selalu ada didalam hati dan fikiran nya selama ini.
"Sedang apa dia berada disini? Apa dia sudah memiliki seorang anak? Kenapa aku begitu penasaran akan hal itu. Aku harus bisa mengetahuinya, karena tidak mungkin dia tiba-tiba berada disini tanpa ada alasan yang jelas" gumam Varez yang menghentikan laju mobilnya dan menatap kearah Aluna yang sedang berdiri didepan gerbang sekolah dasar yang tinggi menjulang. Bahkan dia tidak menyadari jika dia sedang diawasi sepasang mata yang selalu memperhatikan nya dari kejauhan.
"Bunda" teriak seorang anak laki-laki yang baru keluar dari gerbang sekolah tersebut.
"Jangan lari-lari sayang, Bunda ada disini" ucap Aluna menyambut kedatangan putranya yang berlari kearahnya.
"Bunda sendiri lagi? Kata Bunda akan menjemput bersama dengan Ayah, kenapa hanya Bunda sendiri?" tanya anak laki-laki tersebut pada Aluna yang tidak bisa menjawab pertanyaan yang selalu putranya tanyakan padanya setiap saat.
"Kita pulang sekarang ya, Bunda masih harus bekerja lagi. Ayo" ajak Aluna yang mengalihkan pertanyaan putranya untuk tidak selalu bertanya tentang Ayah nya terus.
"Baiklah" jawab Fikri, putranya yang sudah berusia 6tahun itu. Mereka berjalan sambil bergandengan tangan menuju cafe tempat Aluna bekerja. Kebetulan jarak sekolah dan cafe berdekatan, jadi bisa ditempuh hanya dengan berjalan kaki saja.
Fikri menyadari jika sepertinya sedang ada yang mengawasi mereka berdua. Dia mempererat pegangan tangan nya pada sang Bunda, Aluna yang menyadari jika putranya sedikit aneh menghentikan langkahnya dan berjongkok untuk bisa sejajar dengan tinggi putranya.
"Kenapa, apa ada yang kamu takutkan?" tanya Aluna yang memegang kedua lengan putranya.
"Iki seperti melihat seseorang yang sedang mengikuti kita Bun, apa dia orang jahat atau bukan Iki tidak tahu" jawab Fikri yang selalu menyebut namanya Iki.
"Apa orang itu dekat atau jauh?" tanya Aluna yang berbisik mengatakan nya pada Fikri.
"Dia dekat Bun, dan dia berada diarah jarum jam tiga" jawab Fikri sambil melirik kearah yang dia sebutkan tadi pada Aluna.
'Ya Allah siapa dia? Semoga saja dia bukan orang yang berniat jahat pada kami. Terutama pada Fikri, seandainya saja Varez ada disini. Dia pasti akan menolong kami. His, aku ini berfikir apa sih' gumam Aluna dalam hati.
Dia menggelengkan kepalanya lalu dia menatap wajah takut Fikri sambil mengangguk dia menuntun Fikri kembali.
"Bun, kenapa Bunda diam saja? Apa Bunda sudah melihatnya?" tanya Fikri yang terlihat sudah sangat ketakutan itu.
"Ah ya, Bunda tidak apa-apa sayang. Kamu jangan takut, ada Bunda disini. Insya Allah semuanya akan baik-baik saja. Percayakan sama Bunda, hmm?" tanya Aluna yang juga merasa takut sebenarnya. Tapi dia harus bisa terlihat kuat dihadapan putranya
Fikri hanya mengangguk dan mempercayai ucapan dari Aluna. Karena selama ini hanya Aluna yang selalu ada untuknyadan selalu berada disisinya setiap saat. Walau dia tidak terlalu mempercayai ucapan Aluna, karena sangat terlihat jelas jika Aluna juga sangat ketakutan, sama seperti Fikri saat ini.
Aluna adalah single mom dan dia menjadi Ibu sekaligus Ayah bagi Fikri. Bahkan menjadi sahabat baginyapun Aluna bisa melakukan nya untuk Fikri, putra semata wayangnya dari orang yang sangat dia cintai hingga saat ini.
Mungkin saja pria yang sudah menanamkan benihnya pada Aluna tidak akan mengingatnya, karena hanya Aluna yang mengingatnya. Kejadian itu begitu jelas di ingatan nya hingga saat ini. Bahkan dia tidak akan bisa melupakan nya semudah itu.
FLASHBACK ON...
Beberapa tahun silam. Dimana ada seorang gadis yang sedang bekerja dengan sangat tenang dan nyaman. Tiba-tiba manager tempatnya bekerja memintanya untuk mengantarkan makanan dan minuman kedalam kamarnya. Tanpa rasa curiga sama sekali dia mengantarkan nya kedalam kamar presidential sweet.
Gadis bernama Aluna Putri itu mengantarkan pesanan pelanggan hotel tersebut kedalam kamar yang terlihat sangat gelap dan juga berantakan sekali.
Tapi karena tuntutan pekerjaan, Aluna masuk saja dan beberapa kali memanggil orang yang sudah memesan makanan tersebut. Tapi sayangnya sudah beberapa kali memanggilnya tidak ada jawaban juga dari pemilik kamar tersebut.
"Apa tidak ada orangnya ya?" gumam Aluna melihat kearah ruangan yang sudah kembali terang karena dia menyalakan lampunya.
"Aaaa" teriak Aluna saat melihat seorang pria yang tergeletak bersimbah darah ditangan dan sekujur tubuhnya. Aluna begitu ketakutan saat melihat itu semua, bahkan dia berfikir jika ini adalah kasus pembunuhan.
Perlahan Aluna mendekat kearah pria tersebut dan bisa melihat dengan jelas wajah pria tersebut. Aluna mencoba untuk membantunya, tapi dia kembali berteriak saat pria itu mencoba bangun dan menatapnya dengan tatapan tajamnya.
"Diam! Dan jangan berisik" ucapnya dengan suara pelan nya, lalu dia mencoba untuk bangkit. Namun tidak bisa dia lakukan, dia hanya bisa duduk dilantai saja.
"Maaf Tuan, anda ini kenapa? Kenapa anda terluka parah seperti itu?" tanya Aluna yang masih berdiri mematung tidak bergerak sama sekali.
"Kau ini banyak sekali bertanya. Apa kau tidak bisa diam dan bantu saja saya untuk duduk disofa" ucap pria asing itu pada Aluna supaya dia mendekat kearahnya.
"Ba-baik Tuan" jawab Aluna dengan terbata, mendekati pria asing tersebut dengan gemetaran.
"Siapa namamu?" tanya pria asing lagi pada Aluna. Yang sedang membantunya untuk duduk dan melepaskan pakaian nya yang sudah terkoyak dan tidak berbentuk lagi.
Aluna tersentak kaget saat dia mendengar pertanyaan dari pria asing yang sedang terluka sangat parah tersebut. Dan bahkan jika tidak salah, semua luka itu adalah bekas sayatan benda tajam. Membuatnya hanya bisa diam dan sesekali menutup matanya saat melihat luka-luka yang sangat parah pada sekujur tubuh pria asing tersebut.
Dengan sangat perlahan dan juga hati-hati Aluna membersihkan luka-luka pada lengan pria asing tersebut hingga semua darahnya bersih, bahkan Aluna melakukan nya tanpa rasa jijik sama sekali. Lalu Aluna membalut lukanya dengan kain perban dan dia sesekali meniupi luka tersebut saat melihatnya meringis kesakitan.
"Maaf Tuan, ini pasti sangat perih" ucap Aluna yang meniupi luka pada bagian lengan pria itu.
Pria yang tidak lain adalah Alvarez Einstein Tomlinson itu merasa jika hanya gadis ini saja yang tidak ketakutan saat melihatnya terluka parah seperti ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
。𝄟≛⃝乚ίɴλᵐʳˢ•ᵒᵗᵗᵉʳ♡༢࿔ྀુ。
Namanya aluna, sedang terluka jangan terlalu banyak ngobrol dulu ya
2023-10-20
1
Ñůŕšý
Kalau orang yang punya jiwa penolong, dia tidak akan takut walaupun yg ditolong terluka parah.
2023-10-15
1
Vernon
masih penasaran apaa alasan varez lupa 😌
2023-10-09
2