"Saya mohon jangan seperti ini Tuan. Saya harus kembali bekerja" ucap Aluna yang mencoba melepaskan tangan Varez dari tangan nya.
Perlahan Varez melepaskan tangan Aluna. Dia merasa jika Aluna yang dia kenal dan dekat dulu sudah tidak ada. Dan Aluna yang sekarang tidak menyukai jika dia mendekatinya dan itu membuat perasaan Varez terkoyak akan sikap Aluna. Varez sangat sedih dan terpukul akan sikap dan cara Aluna berbicara padanya. Dia seakan-akan tenggelam dalam pusaran bumi yang begitu dalam dan gelap. Mau bagaimana lagi, jika orang yang kita sukai dan kita cintai tidak memiliki perasaan yang sama dengan kita.
Tapi apa benar Aluna tidak memiliki perasaan pada Varez? Dugaan Varez ternyata salah, jika Aluna tidak memiliki perasaan padanya. Nyatanya sekarang saat setelah pergi dari private room, dimana ada Varez disana dia marah menangis didalam toilet.
"Kenapa harus bertemu lagi dengan nya setelah bertahun-tahun tidak bertemu? Ya Allah kenapa Engkau mempertemukan kami kembali, kenapa Ya Allah?" tangis Aluna pecah saat didalam toilet.
Apa mungkin dia akan mengambil apa yang sudah dia berikan padaku dulu? Atau malah sebaliknya? Semoga saja dia tidak tahu apa yang aku sembunyikan darinya" gumam Aluna yang mengusap air matanya dan dia segera membasuh wajahnya menggunakan air dingin, supaya terlihat segar kembali.
Apa yang sebenarnya Aluna sembunyikan dari Varez? Hanya dia yang tahu. Padahal dia juga merasa sangat khawatir akan Varez tahu apa yang dia sembunyikan dari semua orang. Bukan hanya pada Varez saja.
"Huh, kamu harus bisa melupakan nya Lun. Jangan biarkan perasaan kamu membelenggumu lagi. Semangat! Demi Fikri dan masadepan nya kelak" ucapnya yang menyemangati diri sendiri saat akan keluar dari dalam toilet.
Aluna keluar dengan wajah segarnya dan penampilan yang seperti biasa. Dia memang wajah garang dan judesnya pada semua orang. Bahkan tidak ada yang berani bertanya padanya jika sudah seperti itu.
*
Sedangkan didalam private room, Varez merasa ada yang aneh dengan Aluna. Karena dia cukup mengenalnya dengan baik. Penampilan nya memang tidak berubah sejak dulu. Tapi tubuhnya lebih terlihat kurus dan tidak terasa sama sekali saat dia memeluknya tadi.
"Apa mantan suaminya sudah memperlakukan nya tidak baik? Kenapa dia berpenampilan sangat kucel dan berantakkanseperti itu? Rambutnya juga sangat lepek dan tidak terawat sama sekali" gumam Varez saat mengingat tangan nya yang menyentuh rambut Aluna dan menciumnya juga ada aroma yang tidak enak didalam indra penciuman nya tadi.
"Jika benar mantan suaminya yang sudah membuatnya seperti itu akan ku buat menyesal seumur hidupnya" tekad Varez menggebu-gebu saat mengatakan nya.
"Aku berjanji padamu AL, aku akan terus berada disisi kamu walau kamu tidak suka dan tidak menginginkan nya. Walau aku harus secara diam-diam berada didekat kamu. AL, jangan pernah bersikap seolah tidak mengenal ku seperti tadi lagi. Maafkan aku yang pernah hilang tanpa kabar untuk kamu saat itu AL. Maaf" gumam Varez lagi yang mengingat kejadian beberapa tahun silam dengan Aluna. Bahkan dia masih sangat mengingat dengan jelas dan sangat terpatri dalam ingatan nya.
Saat sedang mengingat kejadian silam. Tiba-tiba ponselnya berdering dan menampilkan nama Alvaraz, adik pertamanya yang selalu membuat ulah.
"Hmm, ada apa-apa kau menghubungi ku?" tanya Varez to the point pada Varaz.
"Aku membututuhkan bantuan mu bang, aku sedang dalam masalah besar sekarang. Please bantu aku bang" jawab Varaz dengan nada memohon pada Varez.
"Sudah ku duga. Memangnya kau pernah tidak membuat masalah Raz? Apa kamu akan selalu seperti ini terus dan langsung lari padaku disaat kau tidak bisa menghadapinya sendiri?" tanya Varez yang menghela nafasnya sedikit kasar saat mengatakan itu pada adiknya itu.
"Apa Mimi dan Pipi sudah tahu apa yang kau lakukan sekarang ini?" lanjut Varez yang sudah sangat hafal, jika adiknya ini tidak seberani itu untuk mengatakan langsung ada kedua orang tuanya.
Varaz hanya bisa diam jika ditanya perihal Mimi dan Pipi mereka. Karena Varez tidak berani untuk mengatakan nya langsung. Apa lagi jika sang Mimi sudah tahu apa yang dia lakukan sekarang, sudah pasti akan sangat murka dan bisa saja aura Queen Mafia nya keluar dengan sendirinya.
"Kenapa kau hanya diam saja? Apa kau sudah merasa sangat bersalah dan tidak akan mengulanginya lagi, hmm?" tanya Varez lagi sambil menatap kearah jendela.
"Pipi sudah tahu bang, dia sangat kecewa padaku. Karena aku sudah mengikuti jejaknya dulu, bahkan beliau merasa sangat gagal mendidik ku. Apa yang harus aku lakukan bang? Please bantu aku" jawab Varaz sudah sangat prustasi akan keadaan nya sekarang.
"Jadi, apa yang harus abang lakukan untuk kamu Raz? Karena sekarang Mimi pasti sudah tahu juga bukan?" tanya Varez lagi ingin tahu apa yang adiknya inginkan.
"Aku hanya ingin abang menemani aku latihan dan bisa melupakan apa yang sudah aku lakukan. Emm, maksud ku. Aku ingin meringankan beban fikiran ku saat ini, abang bisa kan?" jawab Varaz. Dia balik bertanya pada Varez bisa atau tidaknya menemani dia latihan.
"Oke, datang saja langsung ke markas. Disana kau bisa melakukan apa saja yang kau inginkan. Disana juga ada Leonard dan Marcella, kau bisa meminta bantuan pada mereka berdua. Aku akan sampai kesana satu jam lagi, karena aku sedang ada urusan" ucap Varez yang memberitahu Varaz untuk datang ke markas dan menunggunya hingga datang.
"Apa abang tidak bisa datang sekarang saja? Aku sudah dimarkas nunggu abang disini" tanya Varaz ingin segera bertemu langsung dengan Varez.
"Aku sedang sibuk saat ini, karena posisiku saat ini sangat jauh dari markas. Jika kau tidak mau menungguku juga tidak apa-apa. Kau latihan saja dengan mereka berdua" ucap Varez yang memejamkan matanya sejenak. Karena dia juga pasti akan mendapatkan masalah juga karenanya.
"Baiklah bang, aku akan menunggu abang disini dan latihan dengan mereka berdua. Abang hati-hati saat melakukan misi bang" ucap Varaz hanya bisa patuh akan apa yang dikatakan oleh Varez padanya sekarang.
Varez memutuskan sambungan telpon nya dan dia malah terlihat sangat khawatir akan keadaan Varaz nantinya. Dia melakukan itu untuk bisa mengulur waktu dan bertemu dengan Zahiya supaya tidak terlalu keras menghukum Varaz nantinya.
"Kenapa dia harus selalu menantang Mimi dan selalu membuat masalah? Apa dia tidak takut akan apa yang dilakukan oleh Mimi padanya nanti. Alvaraz Malik Tomlinson, kenapa kau selalu membuatku dalam masalah juga" gumam Varez sambil mengacak-ngacak rambutnya hingga berantakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
🦊⃝ℳᴀᴋ ᴇͭɴͥᴛᷤᴏᷤᴋͣ᚛➣
Varaz...
Alvaraz Malik Tomlinson
2023-10-15
1
🦊⃝ℳᴀᴋ ᴇͭɴͥᴛᷤᴏᷤᴋͣ᚛➣
kayak kenal aja sama suaminya
2023-10-15
1
🦊⃝ℳᴀᴋ ᴇͭɴͥᴛᷤᴏᷤᴋͣ᚛➣
lagian, kenapa maen peluk-peluk segala Rez Rez... /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
2023-10-15
2