Suamiku Ternyata Seorang MAFIA
Seorang pemuda tampan blasteran yang bernama Alvarez Einstein Tomlinson. Sering dipanggil Varez itu adalah seorang Prince/Pangeran Mafia yang sangat disegani dan ditakuti oleh semua klan nya maupun orang yang sudah mengenal sepak terjangnya yang tidak pernah mengenal ampun itu.
Tapi dia hanya seorang pria biasa pada umumnya, yang mana bisa mencintai dan dicintai. Disaat dia bertemu dengan seorang wanita yang bisa membuatnya belingsatan seperti ikan kurang air. Bagaimana tidak belingsatan, jika wanita cantik itu sangat garang dan sangat judes. Apa lagi jika Varez yang mendekatinya, entah kenapa hanya dia saja yang diperlakukan seperti itu.
"Permisi Nona, apa saya bisa meminta bantuan dari anda?" tanya Varez saat ada seorang pelayan wanita mendekatinya. Siapa lagi jika bukan wanita incaran nya selama ini.
"Bisa Tuan. Tapi, apa yang bisa saya lakukan untuk anda? Maaf jika pelayanan kami kurang memuaskan untuk anda Tuan" jawab pelayan wanita yang Varez mintai tolong.
"Tolong cintai saya. Emm, maaf. Maksud saya pesanan kopi saya kenapa belum sampai juga?" ucap Varez yang gelagapan saat ditatap horor oleh wanita didepan nya.
"Baiklah Tuan, mohon tunggu sebentar. Akan kami cek kembali pesanan anda dan saya antarkan untuk anda" jawab wanita cantik tersebut yang sudah lama menjadi pelayan di sebuah cafe terkenal dan terramai disana.
"Ah, kenapa nih mulut kagak bisa direm sih kalo ngomong" gerutu Varez sambil memukul bibirnya sendiri saat bibirnya tidak bisa diajak kompromi saat didekat wanita incaran nya.
Untung saja wanita itu tidak mendengar apa yang dia ucapkan. Andai mendengar dia pasti sangat malu dan tidak memiliki muka lagi dihadapan wanita itu.
Setelah menunggu beberapa saat, Varez bisa melihat wanita yang tadi dia tanyai kembali lagi dengan membawa nampan dan satu cangkir kopi beserta cake pesanan Varez.
"Permisi Tuan, ini pesanan anda dan selamat menikmati" ucapnya ramah dan penuh senyuman dibibirnya.
Varez malah terkesima melihat senyuman yang sangat manis dibibir wanita incaran nya itu. Bahkan dia tidak berkedip sama sekali saat menatap senyuman termanis yang dia lihat.
"Halo, Tuan. Apa anda baik-baik saja?" tanya wanita tersebut yang melambai-lambaikan tangan nya didepan wajah Varez.
"Ah, iya. Terimakasih banyak Nona, bisa temani saya minum kopi saya disini? Maaf, bukan bermaksud yang tidak-tidak. Hanya ingin ada teman ngobrol saja" ucap Varez yang gelagapan. Dia merasa jika bibirnya itu tidak bisa dikendalikan saat berbicara dengan wanita itu.
"Maaf Tuan, tugas saya disini hanya mencatat dan mengantarkan pesanan pelanggan saja. Bukan untuk menemani mengobrol pelanggan" jawab wanita tersebut yang akan pergi dari hadapan Varez.
"Berapa yang anda inginkan Nona? Saya akan membuatnya berapapun yang anda inginkan" ucap Varez yang terkesan merendahkan profesi wanita tersebut sebagai pelayan yang mudah untuk dia bayar.
"Saya tidak bisa dibayar hanya karena menemani mengobrol saja Tuan. Saya disini bekerja sebagai seorang pelayan yang mengatakan makanan dan minuman. Permisi" ucap wanita tersebut mati-matian menahan air matanya yang akan menetes dari pelupuk matanya.
"Benarkah seperti itu Nona? Kenapa saya sering melihat anda berjalan dengan berbagai pria dan bukan hanya satu atau dua saja?" tanya Varez lagi yang membuat perasaan wanita bernama Aluna itu semakin sakit dibuatnya.
PLAK!!!
Satu tamparan mendarat sempurna dipipi Varez oleh Aruna. Varez memegangi pipinya yang terasa kebas akibat tamparan tersebut. Dia hanya tersenyum sinis pada Aluna yang berhasil meneteskan air matanya tidak bisa diandalkan tahan lagi lebih lama.
"Saya memang seorang pelayan dan juga seorang janda Tuan. Tapi saya bukan wanita MURAHAN!" ucap Aluna yang menekankan kata murahan dihadapan Varez, sesekali dia mengusap air matanya yang menetes dipipinya.
"Jika anda ingin ada wanita yang bisa menemani anda mengobrol, bahkan anda ajak check in. Saya akan mencarikan nya untuk anda, tapi anda tarik kembali ucapan anda pada saya tadi. Karena tidak semua wanita bisa dibayar dengan uang anda" lanjutnya lagi sambil berlalu pergi dari sana. Tapi, belum pergi dari sana tangan nya ditahan oleh Varez.
Varez hanya bisa diam dan tiba-tiba perasaan nya terasa sakit saat melihat wanita yang sedang dia incar selama ini menangis didepan nya. Karena ucapan nya yang menusuk.
"Kenapa kau marah saat saya mengatakan itu? Apa kau merasa dengan apa yang saya katakan Nona?" tanya Varez yang malah semakin menaburkan garam diatas luka hati Aluna.
"Anda memang benar Tuan, saya memang seperti apa yang anda katakan tadi pada saya. Apa anda ingin dilayani juga seperti pria yang saya temui Tuan? Jika iya katakan saja, saya siap melakukan nya untuk anda" tentang Aluna. Tangan nya tiba-tiba memegang pakaian nya dan akan membuka kancing bajunya bagian atas dihadapan Varez.
"Cukup! Maafkan saya. Saya tidak bermaksud untuk merendahkan anda Nona, saya hanya ingin mengobrol dengan anda. Maafkan saya, sungguh" ucap Varez yang langsung memeluk tubuh Aluna dengan erat dan dia mengusap rambutnya juga tidak dia sadari, dia malah mengecup pucuk kepala Aluna.
Aluna yang diperlakukan seperti itu hanya bisa diam dan menangis dalam diamnya. Dia merasa jika Varez memang tidak bersungguh-sungguh dengan ucapan nya itu. Tapi dia merasa heran akan sikap Varez yang berubah-ubah. Tadi dia bersikap kasar dan merendahkan, sekarang dia malah bersikap manis dan perduli padanya. Cukup lama mereka berdua berpelukan, untung saja Varez memesan private room untuknya. Jadi tidak akan ada yang melihat apa yang sedang keduanya lakukan didalam.
"Kenapa, kenapa kau tidak menjawab pertanyaan ku ALUNA?" tanya Varez yang menekankan kata Aluna saat Aluna tidak mau menjawab pertanyaan nya.
Ingin rasanya dia marah dan juga mengamuk saat ini juga, tapi pada siapa dia harus marah? Kepada Aluna yang jelas-jelas selalu menghindar dan selalu menjaga jarak darinya.
Aluna yang tersadar segera melepaskan pelukan Varez darinya. Dia segera membetulkan pakaian juga rambutnya yang berantakan. Wajahnya terlihat sembab karena habis menangis, dia mencoba menghapus air matanya yang masih mengalir dipipinya.
"Maaf Tuan. Saya permisi" ucap Aluna yang akan pergi dari sana, tapi tangan nya ditahan oleh Varez.
"Kenapa, kenapa kau selalu menghindar dan selalu bersikap seolah tidak kenal padaku? Apa karena ucapan ku tadi? Katakan yang sebenarnya" tanya Varez yang menatap lekat pada Aluna.
"Maaf Tuan, saya harus pergi. Tolong lepaskan tangan saya" ucap Aluna yang mencoba melepaskan tangan nya dari genggaman tangan Varez. Dia sama sekali tidak mau menjawab pertanyaan dari Varez.
Aluna hanya diam dan tidak mengatakan apa-apa pada Varez. Dia tidak ingin jika dia salah bicara nantinya pada Varez.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
◌ᷟ⑅⃝ͩ●ιиɑ͜͡✦Amita Sahara ⍣⃝కꫝ
sukses selalu kakak, ceritanya bagus
2023-10-19
1
◌ᷟ⑅⃝ͩ●ιиɑ͜͡✦Amita Sahara ⍣⃝కꫝ
hehehe kena cap 5 jari
2023-10-19
1
◌ᷟ⑅⃝ͩ●ιиɑ͜͡✦Amita Sahara ⍣⃝కꫝ
Assalamualaikum hadir disini wah bagus nih kisahnya
2023-10-19
1