Setibanya di rumah, Ayah dan Ibu tampak menginterogasi Bilqis perihal panggilan dari Bilqis tadi.
"Ada apa? Apa tadi kamu bermasalah lagi? Ibu sama Ayah jadi was-was ini."
"Gara-gara Ibu sama Ayah nggak angkat telepon aku, aku jadi minta tolong ke Gibran. Duh! Malu banget Bu!" ucap Bilqis lu menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
"Ah, syukurlah, kalau sama Gibran mah Ibu jadi tenang."
"Ih, Ibu, tenang gimana coba? Belum juga jadi istri udah nyusahin," cecar Bilqis.
"Ya itu kan kamu, makanya hati-hati kalau bawa motor," ucap Ibu menasehati Bilqis.
"Aku sudah sangat berhati-hati Bu. Masa iya aku harus bawanya sepelan jalannya siput? Kapan sampainya Bu!"
"Ya sudah minta antar jemput aja tiap hari sama Gibran," saran Ayah.
"Ya nggak bisa dong Yah, kan masih belum halal, dan juga Gibran pasti punya urusan sendiri."
Bilqis membuka wajahnya dan menatap nanar ke depan.
"Bu, Yah, tadi aku pinjam uangnya Gibran 3 juta, tapi dia menolak untuk dibayar."
"Alhamdulillah kalau gitu, Qis. Uang jatah bulanan Ibu untuk bulan depan nggak dipake buat ganti rugi kelakuan kamu."
Bilqis jadi mengerucutkan bibirnya. Ia kesal karena yang ada dipikiran ibunya, hanya duit, belanja, itu-itu terus. Saking kesalnya, Bilqis pun masuk ke dalam kamarnya dengan membanting pintu kamarnya.
"Astaghfirullahaladzim Bilqis! Kasihan pintunya!"
*
*
Setelah makan malam, Bilqis keluar rumah dan duduk di kursi depan rumah. Dia memandang langit yang tampak sepi karena cuma ada bulan saja. Sesekali ia mendengarkan musik relaksasi untuk menetralkan pikirannya yang selalu cemas tak karuan.
Suara notifikasi pesan dari seseorang membuat Bilqis melihat ke ponselnya.
Qis, besok jam 2 siang bisa ketemu nggak? Mba mau kasih liat ke kamu gedung buat nikahan kamu dan Gibran sama untuk dekorasi dan lain-lain, tapi kalau belum bisa, kita cari hari lain.
Rupanya pesan itu berasal dari Mba Gisel. Bilqis pun langsung membalas pesannya.
Kalau jam 2 aku nggak bisa Mba, tapi kalau setelah jam 3 aku bisa. Soalnya jam kerjaku sampai jam 3.
Tak lama kemudian, Bilqis pun mendapatkan balasan lagi dari Mba Gisel.
Oke jam 3 aja jadinya. Besok Gibran jemput kamu di sekolah ya?
Rasanya ingin sekali Bilqis menjawab tidak perlu, tapi kenapa setan dalam dirinya malah berbisik. "Lumayan, kesempatan nggak boleh disia-siakan. Kapan lagi dijemput laki ganteng."
Nggak usah Mba, aku bisa kesana sendiri.
Karena tak mau setan dalam dirinya yang menang, Bilqis pun menolak tawaran itu.
Tenang, kamu nggak bakalan berduaan doang kok, nanti Naina juga akan ikut. Jadi aman.
Alhasil, Bilqis pun merasa lega sambil senyum-senyum sendiri.
"Aku masih nggak menyangka ini semua akan terjadi, entah doa siapa yang dikabulkan, tapi pastinya ini doaku sih. Mana mungkin Gibran berdoa supaya jadi jodohku, tapi, eh ... "
Setelah Bilqis ingat-ingat lagi, dia jadi penasaran bagaimana bisa Gibran menyukainya. Hal apa yang belum diceritakan Gibran padanya. Bilqis jadi penasaran kenapa dia bisa jadi penyemangat hidup Gibran. Sebetulnya Gibran membolehkan Bilqis bertanya apapun ada laki-laki itu, tapi entah kenapa, Bilqis ingin mendengar Gibran sendiri yang berinisiatif.
"Qis, masuk rumah! Udah malam, kamu mau jadi temennya Mba Kunti, malam-malam di luar?" teriak ibu dari dalam rumah.
"Ih, Ibu! Jangan nakut-nakutin kenapa?" ucap Bilqis yang kemudian masuk ke dalam rumah.
"Bukan nakutin, cuma kasih tahu Qis. Jaman sekarang itu, hantu lagi suka curhat sama orang. Ibu nonton di YouTube itu. Yang tiba-tiba hantu cari anaknya."
"Ibuuu! Udah, jangan dilanjut lagi," ucap Bilqis yang kemudian berlari masuk ke dalam kamarnya.
"Kelakuan aneh ngalah-ngalahin hantu, tapi sama hantu malah takut, Qis, Qis."
"Aku denger Bu!" teriak Bilqis dari dalam kamar.
*
*
Waktu rasanya cepat sekali berlalu, padahal Bilqis merasa baru saja tiba di sekolah dan bekerja, tapi kini sudah jam pulang sekolah aja.
"Kok tumben nunggu di depan sekolah Qis? Emang motor kamu rusak?" tanya Miska yang sedang menunggu jemputan dari suaminya.
"Enggak Mis. Aku lagi nunggu jemputan juga, mau ada urusan soalnya, jadi motornya aku tunda dulu di sekolah. Nanti juga aku balik lagi kesini," jawab Bilqis.
"Oh gitu, Qis. Kirain aku rusak. Ngomong-ngomong soal kamu sama Gibran, kamu beneran bakalan sama dia?"
Belum juga menjawab, sebuah mobil sudah berhenti di depan mereka berdua. Ketika kaca mobilnya dibuka, terlihatlah wajah Gibran disana, ada Naina juga disana.
"Tante, ayo masuk! Mama udah nunggu," ucap Naina.
Tanpa dijawab pun, pasti Miska sudah bisa menyimpulkannya. Apalagi wajah Miska yang terlihat sedikit terkejut.
"Kamu ada urusannya sama Gibran? Urusan apa?" tanya Miska yang penasaran.
"Mis, daripada kamu banyak tanya, lebih baik kamu nyamperin suami kamu. Itu dia udah datang buat jemput," ucap Gibran yang membuat Miska melihat ke mobil yang ada di belakang mobil Gibran.
"Tunggu aja tanggal baiknya, nanti juga sampai undangannya," ucap Gibran lagi.
"Qis, pokoknya aku butuh penjelasan ya. Aku penasaran banget soalnya, gimana kamu bisa naklukin dia," ucap Miska sambil menepuk bahu Bilqis kemudian berlari masuk ke dalam mobil suaminya.
Bilqis pun masuk ke dalam mobil di kursi samping kemudi, karena Naina yang meminta. Gadis kecil itu minta dipangku oleh calon tantenya.
"Tante," panggil Naina.
"Iya?" jawab Bilqis.
"Kalau nanti Tante udah tinggal serumah sama Om, Ina mau sering-sering nginep di rumah Om."
"Iya, boleh kok," jawab Bilqis membolehkan.
"Mau tidur bareng sama Tante dan Om ya? Boleh ya? Soalnya Ina tuh pengen banget tidur bareng sama mama dan papa, tapi papa tuh sibuk banget terbang ke luar negeri terus. Mana pulangnya jarang banget."
"Iya boleh kok," jawab Bilqis lagi.
"Nggak boleh dong Ina. Kalau Ina ikut tidur sama Om dan Tante, nanti Ina jadi nggak punya teman main. Katanya Ina mau punya saudara?"
"Emang Om kapan punya anaknya? Harus cewek ya Om, biar Ina bisa main Barbie sama masak-masakan bareng."
"Nggak lama lagi kok," jawab Gibran.
Sungguh percakapan itu membuat jantung Bilqis jadi nggak karu-karuan. Itu artinya Gibran itu punya rencana untuk tidak menunda momongan. Aww! Bilqis jadi memikirkan yang anu-anu. Apalagi dia sering banget diracuni oleh Uki yang katanya anu-anu itu sakit di awal tapi enak banget nantinya.
Astaghfirullah.
Bilqis bicara dalam hatinya sambil geleng-geleng kepala.
"Kepala kamu kenapa Qis?" tanya Gibran yang kebenaran.
"Eh, enggak kok, hehe," jawab Bilqis yang agak awkward.
"Bentar lagi kita sampe, aku harap kamu suka sih, soalnya pilihan Mba Gisel nggak pernah salah."
*
*
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
Chu Shoyanie
gak mungkin Bilqis "sebisa"itu,smntara Gibran "luar biasa",pasti ada "keluarbiasaan"Bilqis yg gk disadari orang disekelilingnya......
2023-11-04
0
Yunia Afida
kok ulang lagi ni, pasti sinyal eeor ho eror atau laptop eror, atau lagi capek
2023-10-18
0
Sani Srimulyani
ko malah diulang sih thor....
2023-10-18
0