Membuntuti

Pagi hari Kaivan sudah terbangun lebih dulu, dia menyiapkan sarapan untuk istri nya mengganti hari kemarin yang tidak sempat untuk membuatkan nya sarapan.

Danisa keluar dari kamar nya dengan memakai baju santai nya.

"Kamu sudah bangun sayang? Lo kok kamu pakai baju santai? Memang nya kamu ngga kerja? Apa kamu sakit?" Kaivan terus bertanya tanpa celah Danisa untuk menjawab nya.

"Aku seharian ini mau istirahat ngga enak badan." Jawab Danisa pura-pura lesu.

Semalam Danisa sudah berpikir untuk mengikuti Kaivan dan Dinda.

"Ya ampun sayang, kamu sakit? Kalau begitu kita berobat sekarang." Ucap Kaivan dengan penuh rasa khawatir.

"Ngga usah mas, aku hanya butuh untuk istirahat saja." Ucap Danisa.

"Ya sudah kalau gitu mas juga ngga kerja hari ini, mas akan menjaga kamu dan mas akan selalu berada di samping kamu." Ucap Kaivan.

"Ngga mas, kamu kerja saja sana, aku hanya ingin istirahat dengan tenang."

"Tidak, pokok nya hari ini mas akan menemani kamu."

"Sudah mas kerja saja sana."

"Tidak, sekali tidak tetap tidak."

Mereka berdua terus berdebat, ke dua nya tidak ada yang mau mengalah hingga perdebatan mereka berhenti ketika mendengar suara ponsel Kaivan berdering.

Kaivan langsung mengambil ponsel nya dan melihat siapa yang telah menghubungi nya.

"Pagi Din, hari ini_" Belum sempat Kaivan melanjutkan kalimat nya Dinda sudah bicara terlebih dahulu.

"Pasti dari Dinda, bagus lah kalau begitu rencana aku tidak akan gagal." Gumam bathin Danisa.

"Mas, pagi ini antar aku ke kota xxxx ada pertemuan di sana, kamu cepat kesini sekarang jangan sampai kita terlambat, kalau sampai terlambat aku akan kehilangan poyek yang besar ini, aku tunggu sekarang." Ucap Dinda lalu memutuskan panggilan nya.

Kaivan menatap ke arah Danisa, dia bingng antara pergi atau tidak.

"Sudah pergi saja mas, aku ngga apa-apa kok." Ucap Danisa yang tahu kalau itu panggilan dari Dinda.

"Tapi kamu_"

"Pergi saja, kamu jangan buat kesalahan nanti susah lagi mendapatkan pekerjaan."

"Baiklah kalau begitu mas berangkat, kamu hati-hati di rumah, kalau ada apa-apa hubungi mas secepat nya." Ucap Kaivan.

Sebenar nya Kaivan tidak mau meninggalkan istri nya yang sedang tidak enak badan itu, tapi mau bagaimana lagi tuntutan pekerjaan nya sebagai sopir tidak bisa di tolak nya.

"Kamu jangan lupa sarapan ya sayang, mas tidak mau kalau kamu tambah sakit."

"Iya mas iya, sudah mas berangkat saja sana."

Kaivan pun berangkat setelah menikmati roti dan segelas susu.

"Aku berangkat ya sayang." Kaivan pamit kepada istri nya.

Danisa menatap kepergian Kaivan sampai Kaivan benar-benar sudah melajukan mobil nya.

Danisa langsung menghubungi seorang ojek yang sudah ia janjikan sebelum nya.

"Cepat kita pergi sekarang." Ucap Danisa ketika orang itu sudah sampai di depan rumah nya.

Danisa meminta mereka berdua memakai helm yang full face agar tidak di ketahui oleh Kaivan atau pun Dinda.

"Cepat kamu ikuti mobil itu." Ucap Danisa sambil nunjuk mobil Dinda yang sednag di kendarai oleh Kaivan.

"Oke non." Ucap tukang ojek itu lalu melajukan motor nya ketika Danisa sudah duduk di jok belakang.

Tukang ojek itu terus melajukan motor nya dan tidak lama berhenti sedikit jauh dari rumah Dinda.

"Mobil itu kan non?" Tanya tukang ojek itu yang bernama Ade.

"Iya yang itu, tapi kita tunggu dulu sampai mobil itu jalan, pokok nya kemana pun mobil itu pergi kita ikuti, tenang masalah bayaran jangan khawatir." Ucap Danisa.

"Siap non."

Terlihat Kaivan membuka kan pintu mobil untuk Dinda.

Dengan senyum yang lebar Dinda masuk dan duduk di jok depan di samping Kaivan yang sedang mengemudi.

Kaivan masuk ke dlam mobil lalu melajukan nya tanpa melihat situasi.

"Jalan pak." Ucap Danisa sambil menepuk bahu pak Ade.

Pak Ade langsung melajukan motor nya mengikuti mobil yang ada di depan nya.

Dinda merasa ada yang aneh dengan Kaivan pagi ini, Kaivan banyak terdiam dari pada bicara seperti biasa nya.

"Kamu lagi sakit mas?" Tanya Dinda sambil terus menatap Kaivan.

"Ngga, cuma istri ku yang lagi sakit, sebenar nya tadi aku mau izin tidak masuk tapi kata kamu tadi mau pertemuan penting jadi aku memaksakan diri untuk masuk." Jawab Kaivan.

"Oh jadi Danisa lagi sakit, aku akan buat kamu tersenyum hari ini mas." Gumam bathin Dinda.

Mobil yang di kendarai Kaivan pun masuk ke pelataran parkir sebuah restoran mewah lalu menghentian mobil nya.

"Berhenti di sini saja pak, sekarang bapak masuk ke dalam terus bapak lihat apa yang mereka lakukan di sana atau bila perlu bapak rekam mereka." Ucap Danisa sambil menatap ke arah mobil Dinda.

"Tapi non." Pak Ade merasa ragu dan takut.

"Tenang saja pak, asal bapak berhasil melakukan tugas nya saya akan membayar bapak, tapi ngga banyak kaya orang kaya ya pak, tapi cukup lah untuk anak istri bapak." Ucap Danisa.

Pak Ade berpikir sebentar, "Bauiklah non, kalau begitu bapak masuk ke dalam, non tunggu di sini saja jangan kemana-mana." Ucap pak Ade.

Pak Ade ini memang belum tua, dia masih kelihatan segar dan cekatan, usia nya seperti nya tidak jauh dengan Kavian.

"Iya pak saya tunggu di sini, lagian kenapa saya ngajak bapak kesini kalau akhir nya saya pergi."

Pak Ade tersenyum mendengar ucapan dari Danisa lalu pergi meninggalkan Danisa dan masuk ke dalam restoran mewah itu.

Pak Ade melihat ke arah sekeliling mencari sosok Kaivan dan Danisa.

Pak Ade masih ingat dengan wajah Kaivan karena tadi sudah melihat nya dua kali walaupun dari kejauhan, dan Danisa juga sudah memperlihatkan poto Kaivan hingga pak Ade tahu dengan wajah nya Kaivan

"Itu dia." Gumam bathin pak Ade lalu duduk di dekat meja mereka.

"Ada yang mau di pesan pak?" Tanya pelayan restoran kepada pak Ade.

"Nanti saja mbak, soalnya saya masih nunggu teman saya." Jawab pak Ade berbohong.

"Oke baiklah kalau bapak sudah mau memesan panggil kami saja." Uap pelayan itu lalu pergi dari hadapan pak Ade.

Pak Ade hanya mengangguk kan kepala nya lalu kembali fokus kepada Kaivan dan Dinda.

Pak Ade memasang ke dua telinga nya untuk mendengar kan semua pembicaraan mereka.

Terlihat tangan Dinda bergelayut manja pada tangan Kaivan membuat pak Ade langsung mengeluarkan ponsel nya lalu mereka semua yang terjadi pada mereka.

"Seperti nya mereka sudah mau pergi, baiklah segini juga cukup dan nona itu harus melihat rekaman nya."

Episodes
1 Resep Ala Kaivan
2 Ingin Berpisah
3 Jus Wortel
4 Mati Rasa
5 Sembuh
6 Sandiwara
7 Menyerah
8 Meminta Izin
9 Bebas
10 Menawarkan Pekerjaan
11 Permintaan Danisa
12 Kembali mengoceh
13 Mulai Kerja
14 Kerja Sama
15 Ego Yang Tinggi
16 Kepala Keluarga
17 Jatuh Hati
18 Nontom
19 Baad Mood
20 Membuntuti
21 Sandiwara
22 Merasa Bersalah
23 Empat Mata
24 Kaget
25 Menyesal
26 Mencari Kaivan
27 Nasi Goreng Kesukaan
28 Tekad
29 Penyesalan
30 Maria
31 Vanis
32 Hamil
33 Kerja Keras
34 Sesuatu
35 Baju Hamil
36 Perdana
37 Istimewa
38 Tidak Asing
39 Mencari Danisa
40 Terngiang
41 Salah Tingkah
42 Ruang Bersalin
43 Penasaran
44 Melahirkan
45 Tidak Percaya
46 Salah Paham
47 Bingung
48 Sayang
49 Terima Kasih
50 Memaafkan
51 Lupa
52 Vanesha Precilia Putri Kaivan
53 Pulang Dari Rumah Sakit
54 Mencari Di Kala Butuh
55 Sayang
56 Penyambutan
57 Cemburu
58 Cemburu
59 Romantis
60 Ikhlas
61 Di Terima
62 Kangen
63 Mengikhlaskan
64 Romantis
65 Ngga Enak Hati
66 Teguh
67 Dapat Kabar
68 Gemas
69 Kedatangan Dinda Ke Garmen Vanis
70 Kesaksian Norman
71 Makan Berdua
72 Usut Tuntas
73 Mengajak Kerja Sama
74 Menjaga nya
75 Dinda
76 Bingung
77 Dilema
78 Jujur
79 Melupakan Semuanya
80 Menyesal
81 Kita
82 Menemui nya
83 Sesak
84 Pacaran
85 Nyaman
86 Menahan Amarah
87 Membahagiakan Danisa
88 Teman Curhat
89 Mengantarkan Ke Bandara
90 Berharap
91 Izin
92 Selesai Acara
93 Senyum Kaivan
94 Positif
95 Kurang Tidur
96 Makan Soto
97 Kedekatan Vanes dan Dokter Mila
98 Tidak Bisa Berkutik
99 Ekstrim
100 Proyek Besar
101 Bayi Laki-laki
102 Virza
103 Merayu Vanesa
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Resep Ala Kaivan
2
Ingin Berpisah
3
Jus Wortel
4
Mati Rasa
5
Sembuh
6
Sandiwara
7
Menyerah
8
Meminta Izin
9
Bebas
10
Menawarkan Pekerjaan
11
Permintaan Danisa
12
Kembali mengoceh
13
Mulai Kerja
14
Kerja Sama
15
Ego Yang Tinggi
16
Kepala Keluarga
17
Jatuh Hati
18
Nontom
19
Baad Mood
20
Membuntuti
21
Sandiwara
22
Merasa Bersalah
23
Empat Mata
24
Kaget
25
Menyesal
26
Mencari Kaivan
27
Nasi Goreng Kesukaan
28
Tekad
29
Penyesalan
30
Maria
31
Vanis
32
Hamil
33
Kerja Keras
34
Sesuatu
35
Baju Hamil
36
Perdana
37
Istimewa
38
Tidak Asing
39
Mencari Danisa
40
Terngiang
41
Salah Tingkah
42
Ruang Bersalin
43
Penasaran
44
Melahirkan
45
Tidak Percaya
46
Salah Paham
47
Bingung
48
Sayang
49
Terima Kasih
50
Memaafkan
51
Lupa
52
Vanesha Precilia Putri Kaivan
53
Pulang Dari Rumah Sakit
54
Mencari Di Kala Butuh
55
Sayang
56
Penyambutan
57
Cemburu
58
Cemburu
59
Romantis
60
Ikhlas
61
Di Terima
62
Kangen
63
Mengikhlaskan
64
Romantis
65
Ngga Enak Hati
66
Teguh
67
Dapat Kabar
68
Gemas
69
Kedatangan Dinda Ke Garmen Vanis
70
Kesaksian Norman
71
Makan Berdua
72
Usut Tuntas
73
Mengajak Kerja Sama
74
Menjaga nya
75
Dinda
76
Bingung
77
Dilema
78
Jujur
79
Melupakan Semuanya
80
Menyesal
81
Kita
82
Menemui nya
83
Sesak
84
Pacaran
85
Nyaman
86
Menahan Amarah
87
Membahagiakan Danisa
88
Teman Curhat
89
Mengantarkan Ke Bandara
90
Berharap
91
Izin
92
Selesai Acara
93
Senyum Kaivan
94
Positif
95
Kurang Tidur
96
Makan Soto
97
Kedekatan Vanes dan Dokter Mila
98
Tidak Bisa Berkutik
99
Ekstrim
100
Proyek Besar
101
Bayi Laki-laki
102
Virza
103
Merayu Vanesa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!