Kaivan dan Dinda kini sudah duduk berdampingan di kursi bioskop.
Ruangan yang gelap dan hanya ada sinar layar besar di depan nya menambah romantis bagi yang nonton dengan pasangan nya.
Film pun di mulai, para penonton terdiam dan fokus ke layar besar di depan nya dengan suara yang sangat menggema.
Ke dua mata Dinda fokus ke layar sedangkan tangan nya sibuk menikmati pop corn.
Awal cerita nya sih biasa saja, tapi lama kelamaan membuat yang menonton nya baper dan hanyut dalam film yang di tonton.
Tangan Dinda menggenggam erat tangan Kaivan, tidak bisa di pungkiri kalau Kaivan pun terhipnotis oleh film romantis yang sedang di lihat nya, dan membuat diri nya ingin melakukan nya.
Adegan ciuman sepasang ke dua insan yang sedang dimabuk cinta membuat para penonton yang membawa pasangan nya langsung mengikuti nya.
Dalam keterbatasan cahaya Dinda masih bisa melihat kalau hampir semua yang ada di ruangan sedang melakukan hal yang sama yang di perankan di film tersebut.
"Semua orang melakukan nya, apa aku juga mencoba nya ya." Gumam bathin Dinda sambil melirik ke arah Kaivan.
Kaivan tidak melihat kalau Dinda sedang menatap nya karena Kaivan sedang fokus sama film yang sedang di putar.
Adegan pun semakin panas seperti panas nya hasrat penonton.
Dinda merapatkan duduk nya kepada Kaivan, tangan Dinda mengelus paha Kaivan dengan sangat lembut membuat bulu yang ada di tubuh Kaivan langsung meremang.
Kaivan menoleh ke arah Dinda yang sedang asik menatap nya.
Dua pasang mata bertemu membuat setan masuk ke dalam diri Kaivan.
Dinda mendekatkan wajah nya ke wajah Kaivan hingga bibir nya kini sudah nempel di atas bibir Kaivan.
Sejenak ke dua nya terdiam merasakan kehangatan dari bibir masing-masing.
Karena film terus menampilkan adegan yang panas, maka tubuh mereka pun semakin panas dan ingin melakukan nya.
Dinda sedikit menggerakkan bibir nya membuat Kaivan juga ikut menggerakkan nya.
Dinda seakan-akan di beri sinyal oleh Kaivan, Dinda langsung me lu mat dan mengabsen gigi Kaivan.
Dinda bukan anak remaja yang polos, Dinda juga dulu nya sering melakukan nya dengan sang kekasih.
Ciuman ke dua nya semakin panas hingga tangan Kaivan mulai nakal dan kini sedang menyentuh dan me re mas ke dua bukit milik Dinda yang berukuran sedang dan masih padat.
Karena mereka berdua asik dengan apa yang dilakukan nya, mereka berdua sampai lupa kalau mereka mash berada di dalam bioskop.
Film pun habis dan semua lampu yang ada di dalam ruangan langsung nyala dan memperlihatkan wajah-wajah para penonton nya.
Albert dan Dinda kaget dan langsung menjaga jarak.
Kaivan langsung menjauhkan wajah dari wajah Dinda dan menarik tangan nya yang sedang asik bermain di atas dua bukit kembar.
Dinda langsung mengancingkan kembali kemeja kerja dan merapihkan rambut nya yang sedikit acak-acak kan.
"Maaf, aku terbawa suasana." Ucap Kaivan sedikit canggung dengan Dinda.
Bagaimana pun Dinda adalah teman istri nya, walaupun mereka tidak dekat setidak nya mereka saling mengenal.
"Ngga apa\=apa mas, aku juga terbawa suasana jadi melupakan semua nya." Ucap Dinda sambil merapihkan baju nya.
"Ini yang sangat aku harapkan mas, bahkan aku mengutuk lampu ini kenapa harus nyala di waktu aku lagi bercumbu dengan kamu." Gumam bathin Dinda.
"Ada apa dengan aku ini, kenapa aku sampai bisa lupa diri seperti sekarang, sayang, maaf kan mas, mas sudah mengkhianati kamu, terima kasih lampu engkau sudah nyala di saat yang tepat, aku berhutang budi sama kamu lampu, andaikan lampu ini tidak nyala pasti nya aku akan terus melakukan nya, tapi kenapa rasa bibir nya manis sekali, tidak Kai, kamu tidak boleh melakukan nya lagi, kamu sudah punya Danisa." Gumam bathin Kaivan sambil menggelengkan kepala nya.
"Sudah ayo mas kita pulang, atau kamu masih betah di sini, kalau kamu masih betah aku beli lagi tiket untuk film yang ke dua." Ucap Dinda.
"Tidak, lebih baik sekarang kita pulang saja." Jawab Kaivan dan langsung berdiri dari duduk nya.
Kaivan berjalan mendahului Dinda, diri nya benar-benar kesal dan marah pada diri nya sendiri karena sudah teledor membalas ciuman dari Dinda.
"Brengsek kamu bibir, kenapa kamu sampai mau membalas ciuman nya, kalau kamu mau nanti saja minta sama istri kamu." Gumam bathin Kaivan sambil terus melangkah keluar dari bioskop
Berbeda dengan Kaivan yang keluar dari bioskop dengan wajah kesal nya, Dinda dengan senyuman yang penuh kemenangan keluar dari bioskop mengikuti langkah Kaivan.
Kaivan langsung masuk dan duduk di belakang kemudi, dia terus merutuki dirinya sendiri akibat tindakan yang dia lakukan di dalam bioskop tadi.
"Kamu jahat Kai, kenapa kamu mengkhianati istri kamu, mulai sekarang aku harus waspada dan tidak boleh nonton bareng Dinda lagi." Gumam bathin Kaivan.
Dinda yang sudah duduk di samping Kaivan pun menepuk bahu Kaivan.
"Jalan mas, kenapa jadi bengong begitu." Ucap Dinda sambil menepuk bahu ya Kaivan.
"Em, oh iya maaf." Ucap Kaivan lalu melajukan mobil nya menuju rumah Dinda.
Sepanjang perjalanan untuk pertama kali nya Kaivan banyak diam.
Wajah Danisa terus melintas di pikiran Kaivan hingga membuat Kaivan tidak mau berbicara apa-apa.
"Kenapa mas Kaivan jadi pendiam seperti ini ya, apa karena yang kita lakukan di dalam bioskop tadi?" Gumam bathin Dinda.
Sepulang kerja Danisa sengaja berhenti di seberang rumah Dinda, dia ingin melihat Kaivan masih berada di sana atau ngga.
"Seperti nya mereka belum pulang, masih sepi rumah nya." Gumam Danisa sambil menatap rumah Dinda.
Karena rasa penasaran yang tinggi Danisa pun memilih untuk menunggu nya sambil bermain ponsel.
Danisa kembali melirik ke arah rumah Dinda, "Lama sekali sih mereka, apa mas Kaivan akan pulang larut malam lagi." Gumam Danisa.
Sebenar nya Danisa ingin menghubungi Kaivan, tapi Danisa takut mengganggu Kaivan yang lagi kerja.
Tidak berapa lama sebuah mobil berhenti di depan rumah besar milik Dinda.
"Akhir nya pulang juga mereka." Gumam Danisa dengan pandangan tidak lepas dari mobil nya Dinda.
Terlihat Kaivan keluar dari mobil lalu membuka kan pintu untuk Danisa.
Danisa kaget begitu melihat Dinda mencium pipi suami nya dengan sangat mesra.
"Selamat berjumpa besok lagi ya mas, jangan lupa ponsel nya jangan di matikan soalnya takut saya minta diantar malam-malam." Ucap Dinda lalu mencium pipi Kaivan tanpa sepengetahuan Kaivan membuat Kaivan kaget.
"Gila nih cewek, semakin berani saja, tapi mau bagaimana lagi, dia kan bos gue sendiri." Gumam Kaivan lalau masuk ke dalam mobil dan meninggalkan rumah Dinda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments