Danisa membuka ke dua mata nya, dia kaget karena semalam dia merasa tidur di atas sofa.
"Perasaan semalam aku tidur di sofa, kenapa aku sekarang ada di sini? Ngga mungkin kan aku tidur sambil berjalan." Gumam bathin Dansa sambil mengerjap kan ke dua mata nya.
Danisa melihat sekitar kamar nya dan melihat ada sebuah kertas di meja rias nya.
Danisa langsung bangun dari tidur nya dan menghampiri meja rias lalu mengambil dan membaca tulisan yang ada di kertas yang sengaja di tulis Kaivan.
"Sayang, maaf kan mas untuk pagi ini mas tidak bisa membuat kan kamu sarapan, karena mas harus pergi pagi dan sarapan di rumah nya Dinda. Love you sayang."
Begitulah isi tulisan yang sengaja Kaivan tulis.
"Jadi semalam kamu pulang mas, dan kamu hanya memindahkan aku saja ke tempat tidur, apa kamu nginap juga di rumah nya Dinda."
Danisa meremas kertas nya lalu memasukan ke keranjang sampah yang ada di dalam kamar nya, Danisa merasa kesal karena sekarang Kaivan sudah berani sarapan dengan orang lain di bandingkan dengan diri nya.
"Sekarang kamu berubah ya mas, biasa nya kamu selalu memperhatikan aku, tapi setelah kamu kenal dengan Dinda kamu lupa dengan ku." Gumam Danisa lalu pergi ke ruang dapur karena pagi ini dirinya harus menyiapkan sarapan nya sendiri.
"Baiklah, ini semua keinginan kamu ya mas, dan ini bagus untuk ku, biar aku dengan mudah meminta berpisah dengan kamu."
Danisa terus saja sibuk dengan pikiran nya, Danisa kesal dengan suami nya, baru kali ini suami nya memilih sarapan dengan orang lain dari pada dengan diri nya.
Danisa membuat sarapan untuk dirinya sendiri, dia hanya membuat roti bakar dan segelas susu saja.
Setelah membuat sarapan nya Danisa langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh nya.
Selama perjalanan ke kantor nya Danisa terus melhat ponsel nya barangkali ada pesan dari suami nya, tapi dia harus menelan kekecewaan karena tidak ada chat satu pun yang di kirim Kaivan kepada diri nya.
Danisa semakin kesal, entah kenapa dirinya sekarang seperti antara rela dan ngga rela untuk jauh dari suami nya.
"Ayolah Nis, ada apa dengan kamu ini, bukan kah kamu ingin berpisah dari mas Kaivan, lalu kenapa kamu merasa kecewa ngga ada pesan dari nya." Gumam Danisa ambil terus melajukan mobil nya menuju tempat nya bekerja.
Setelah Danisa menghentikan mobil nya di tempat parkiran, Danisa lalu masuk ke dalam kantor dengan wajah sedikit di tekuk.
Sementara Danisa wajah nya di tekuk, sedangkan Kaivan sedang tersenyum dan bercanda dengan Dinda.
"Mas, aku suka deh kalau kamu banyak bicara, aku suka sekali sama pria yang banyak bicara jadi hidup ku tidak sepi." Ucap Dinda sambil tersenyum.
"Masa sih, istri saya malah suka kesal kalau mendengar saya banyak bicara." Kaivan tanpa sadar sudah membanding kan antara Danisa dengan Dinda.
"Istri nya mas Kaivan ngga asik, orang tuh kalau suami banyak diam justru ngga asik."
"Ya kan selera orang berbeda-beda, walaupun dia suka kesal dengan ku, tapi aku menyayangi nya kok." Ucap Kaivan dengan bibir tersenyum.
"Buka mata kamu mas, dia itu ingin berpisah dari kamu, lupakan saja dia." Gumam bathin Dinda.
"Sudah berapa lama kalian menikah?" Tanya Dinda mulai penasaran.
"Kurang lebih ada tiga tahun kalau ngga salah."Jawab Kaivan sambil berpikir.
"Kalian belum di kasih keturunan ya?" Tanya Dinda yang ingin mengorek kehidupan rumah tangga Kaivan.
"Balum, padahal aku ingin sekali punya anak." Jawab Kaivan dengan wajah sedih nya.
"Apa kalian berdua sudah datang ke dokter untuk di periksa?"
"Sudah, dan hasil nya sama kata dokter kita ngga boleh capek terutama Danisa, tapi mau bagaimana lagi, selama beberapa tahun ini aku jadi pengangguran jadi Danisa lah yang bekerja."
"Terus kenapa mas tidak bekerja?"
"Dulu sewaktu perusahaan lagi mengalami krisis aku kena pemutusan hubungan kerja."
Beberapa tahun ini aku juga sudah mencoba melamar pekerjaan ke setiap perusahaan, tapi hasil nya sama, tidak ada satu pun diantara mereka yang mau menerima aku."
"Danisa tahu kalau mas sudah mencari pekerjaan ke setiap perusahaan?"
"Tidak! Dia tidak pernah tahu, dan aku tidak memberi tahu nya, kadang aku kasihan melihat dia harus pergi pagi dan pulang sore hari bahkan kadang pulang di malam hari, tapi mau bagaimana lagi, aku juga tidak bisa menuntut dia untuk segera hamil, karena aku tahu capek nya sehabis bekerja.
"Dimana pikiran kamu Danisa, suami sebaik ini malah mau kamu buang." Gumam bathin Dinda.
"Baiklah, rupanya mas Kaivan ini kurang kasih sayang dari Danisa, biar aku yang akan memberikan kasih sayang itu."
Seperti rencana dirinya, siang ini Dinda mengajak Kaivan untuk nonton di salah satu bioskop.
Dinda sengaja milih film romantis, agar ketika nonton mereka terbawa suasana.
Awal nya Kaivan menolak keinginan Dinda, tapi mau bagaimana lagi Dinda malah merajuk dan mengeluarkan senjata pamungkas nya yaitu pura-pura sedih.
Kaivan yang sudah tahu kalau Dinda ini selalu kesepian pun pasrah dan menerima ajakan dari Dinda.
"Mas tolong bawain dong." Ucap Dinda sambil memberikan popcorn dan dua botol minuman.
Kaivan pun mengambil kan pop corn dan minuman nya, sedangkan tangan Dinda menggandeng mesra tangan Kaivan layak nya pasangan kekasih.
Sebenar nya Kaivan merasa risih dengan apa yang di lakukan oleh Dinda, tapi Kaivan tidak bisa berbuat apa-apa.
Kaivan sudah bertekad akan membuat istri nya bahagia, dia ingin dirinya memberikan yang terbaik buat Danisa.
Selama beberapa tahun ini Danisa lah yang terus membiayai nya, maka sekarang lah waktu nya untuk membalas semua nya.
Kavian memilih untuk menurut dengan apa yang di perintahkan oleh Dinda, hanya semata-mata demi istri nya.
Mereka berdua memang baru beberapa hari terjalin kerja sama, Kaivan yang sebagai sopir nya Dinda kini lebih sering bersama Dinda di bandingkan istri nya.
Dari awal bertemu Dinda sudah jatuh hati kepada Kaivan, dan setelah beberapa hari mereka selalu bersama, kini Dinda merasa nyaman berada di samping Kaivan.
Dinda yang selalu hidup sendiri dan selalu di sibuk kan dengan pekerjaan nya membuat dia butuh seseorang yang bisa di jadikan teman, sahabat bahkan sekaligus menjadi pendamping hidup nya.
Sosok Kaivan yang banyak bicara sudah membuat Dinda serasa hidup nya berwarna, dan dengan seiring nya waktu Dinda sudah benar-benar jatuh hati kepada Kaivan apalagi Dinda tahu kalau Danisa ingin melepaskan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments