Ego Yang Tinggi

Pagi ini Kaivan sudah terlihat rapih dan wangi, wajah tampan nya bersinar di kala Kaivan berpakaian rapih seperti sekarang.

Kaivan memang sudah mulai bekerja dengan Dinda, tapi dia masih selalu menyempatkan diri untuk mengerjakan pekerjaan rumah nya.

Pagi ini mereka seperti biasa sarapan berdua hasil masakan Kaivan.

"Sayang aku berangkat duluan ya, soalnya pagi ini aku mau antar Dinda ke kota xxxx, kita berangkat pagi karena takut kena macet di jalan, kamu habiskan sarapan nya." Ucap Kaivan sambil berdiri karena sudah menyelesaikan sarapan nya.

"Berapa lama? apa kalian nginap di sana?" Tanya Danisa seperti yang tidak rela dengan kepergian suami nya.

"Nanti sore juga pulang kok sayang, kalau mas pulang nya kemalaman kamu tidur duluan saja dan jangan lupa sebelum tidur kamu makan malam dulu." Ucap Kaivan lalu mencium kening istri nya an mulai melangkah an kaki nya.

"Apa mereka pergi berdua ya." Gumam bathin Danisa.

"Mas." Panggil Danisa, Kaivan pun menghentikan langkah nya dan berbalik melihat ke arah Danisa.

"Kenapa sayang?" Tanya Kaivan sambil menatap ke arah Danisa.

"Ngga nginep kan?" Ini pertanyaan bodoh bagi Danisa, tapi entah kenapa hati kecil nya merasa tidak rela melihat Kaivan pergi hanya berdua saja dengan Danisa.

"Ngga sayang, ada lagi yang mau di tanyakan? Kalau ngga ada mas berangkat ya." Ucap Kaivan lalu pergi meninggalkan Danisa.

"Seharusnya aku bahagia melihat mas Kaivan pergi berdua dengan Dinda, tapi kenapa aku malah ngga rela mas Kaivan pergi dengan Dinda ya." Gumam Danisa lalu menghabiskan sarapan nya.

Setelah di rasa meja nya sudah bersih dan rapih kembali, Danisa pun pergi meninggalkan rumah nya dan menuju ke tempat nya bekerja.

Sementara Kaivan kini sedang menghangatkan mobil karena mau mengantar Dinda.

Terlhat Dinda dengan paras wajah yang cantik, kulit putih terawat membuat para lelaki merasa senang melhat nya dan bahkan pria yang sudah bersuami, tapi tidak dengan Kaivan, sama sekali dia tidak tergoda dengan Dinda, yang ada di pikiran nya hanya Danisa seorang.

"Cantik nya." Gumam Kaivan sambil melihat dari atas sampai bawah, sedangkan Dinda merasa sangat bahagia hati nya ketika ketika di tatap Kaivan.

"Kamu pasti tergoda kan." Gumam Dinda sambil mengibaskan rambut nya kebelakang.

"Tidak, ini salah aku jangan tergoda, aku sudah punya istri secantik Danisa." Gumam bathin Kaivan.

"Ayo mas kita berangkat." Ucap Dinda membuyarkan lamunan nya.

"Oh iya ayo." Kaivan pun membuka kan pintu mobil nya untuk Dinda.

"Kamu tinggal sendiri di sini? Terus orang tua mu kemana?" Tanya Kaivan sambil fokus mengemudi.

"Iya aku tinggal sendiri, papah dan mamah tinggal di luar negeri karena mereka harus mengelola perusahaan di sana." Jawab Dinda, Kaivan hanya mengangguk kan kepala saja.

"Kamu wanita hebat yang mampu bekerja dan hidup sendiri tanpa ada nya ke dua orang tua di samping kamu, lalu kenapa kamu belum menikah? Wanita itu tidak baik hidup sendirian apalagi seperti kamu ini, sudah cantik, karir nya juga bagus, pasti banyak pria yang ingin menjadi pendamping hidup kamu." Bibir Kaivan mulai ngga bisa diam.

Dinda hanya tersenyum sambil menatap bibir Kaivan yang seksi menurut nya, Danisa suka mendengar kalau Kaivan banyak bicara, dirinya seakan-akan mendengar kan sebuah acara di radio.

"Kok malah senyum, kamu pasti ingat dengan kekasih kamu, saya sarankan kalau mencari pendamping hidup itu harus yang mencintai, menyayangi dan selalu menjaga kamu dimana pun kamu berada."

"Seperti nya pria yang kamu ucapkan barusan ada pada diri kamu deh, dan aku memang menyukai kamu."

"Tidak bisa, karena saya sudah punya istri, kamu tahu kan istri saya, dan saya sangat mencintai istri saya itu."

"Maksud aku, aku itu suka kamu yang banyak bicara seperti ini, jadi aku ngga bosan dan seperti sedang mendengarkan siaran radio." Ucap Dinda sambil tersenyum.

Sebenar nya apa yang Dinda ucapkan itu dari hati nya, tapi Dinda ngga mau Kaivan pergi menjauh dari nya.

"Menakluk kan hati kamu itu butuh waktu dan butuh kesabaran, menakluk kan hati kamu itu harus pelan-pelan, aku yakin lama kelamaan hati kamu akan menyerah dan mau menatap ku." Gumam bathin Dinda.

"Suka? Kok bisa suka kalau mendengar saya mengoceh, sedangkan istri saya saja suka kesal kalau mendengar ocehan saya ini." Ucap Kaivan yang tanpa sadar dirinya sudah mencurahkan isi hatinya kepada Dinda.

"Hanya wanita bodoh yang tidak menyukai wanita bawel, dan karena aku pintar jadi aku sangat menyukai pria yang bawel."

"Danisa pintar dia tidak bodoh, bukti nya kemarin pas membicarakan kerja sama antara perusahaan pak Rajib dengan perusahaan anda dia sangat lancar menjelaskan tentang perusahaan tempat nya bekerja." Ucap Kaivan yang tidak terima dengan ucapan nya.

"Ya, Danisa memang wanita pintar, tapi dia pintar dalam pekerjaan tidak dalam hal menyenangkan seorang suami.

Kaivan terdiam karena yang Dinda ucapkan ada benar nya juga.

Mereka terus berbincang sambil Dinda memberikan arahan jalan kepada Kaivan.

*******

Sementara Danisa pergi dengan pikiran melanglang buana, dan wajah Kaivan selalu hadir dalam ingatan nya.

"Ayolah Danisa, bukan kah hal seperti ini yang kamu harapkan agar kamu bisa terbebas dari suami kamu, tapi kenapa hati ini merasa ngga enak, apalagi hari ini kalian berdua akan pergi ke suatu kota yang membuat hati ku semakin gelisah." Gumam Danisa sambil terus melajukan mobil nya.

Hati Danisa hari ini benar-benar merasa tidak enak dengan kepergian suami nya ke kota xxxx berdua sama Dinda.

Tapi di satu sisi Danisa merasa bahagia karena rencana dia akan lancar.

Danisa yang awal nya ingin sekali berpisah dengan suami nya kali ini hati nya merasa ragu setelah melihat ke dekatan Kaivan dengan Dinda.

Danisa belum sadar kalau dirinya masih sangat mencintai dan menyayangi Kaivan suami nya.

Ingin sekali Danisa menghubungi Kaivan untuk menanyakan posisi Kaivan sekarang, tapi rasa ego yang menyelimuti diri nya tidak mampu untuk melawan nya.

"Masa aku harus menghubungi nya duluan, nanti dia kepedean lagi, ayolah Danisa kamu jangan terlalu lemah, kamu harus konsisten dengan keputusan kamu, kamu jangan terpengaruh dan kamu harus yakin kalau kamu bisa terlepas dari mas Kaivan." Gumam Danisa.

Danisa terus bergelut dengan pikiran nya, dan tanpa di sadari nya kini mobil nya sudah berada di pelataran parkiran tempat nya bekerja.

"Lupakan suami kamu Danisa, ayo sekarang kita bekerja." Gumam Danisa sambil melangkah kan kaki nya masuk ke dalam perusahaan.

Episodes
1 Resep Ala Kaivan
2 Ingin Berpisah
3 Jus Wortel
4 Mati Rasa
5 Sembuh
6 Sandiwara
7 Menyerah
8 Meminta Izin
9 Bebas
10 Menawarkan Pekerjaan
11 Permintaan Danisa
12 Kembali mengoceh
13 Mulai Kerja
14 Kerja Sama
15 Ego Yang Tinggi
16 Kepala Keluarga
17 Jatuh Hati
18 Nontom
19 Baad Mood
20 Membuntuti
21 Sandiwara
22 Merasa Bersalah
23 Empat Mata
24 Kaget
25 Menyesal
26 Mencari Kaivan
27 Nasi Goreng Kesukaan
28 Tekad
29 Penyesalan
30 Maria
31 Vanis
32 Hamil
33 Kerja Keras
34 Sesuatu
35 Baju Hamil
36 Perdana
37 Istimewa
38 Tidak Asing
39 Mencari Danisa
40 Terngiang
41 Salah Tingkah
42 Ruang Bersalin
43 Penasaran
44 Melahirkan
45 Tidak Percaya
46 Salah Paham
47 Bingung
48 Sayang
49 Terima Kasih
50 Memaafkan
51 Lupa
52 Vanesha Precilia Putri Kaivan
53 Pulang Dari Rumah Sakit
54 Mencari Di Kala Butuh
55 Sayang
56 Penyambutan
57 Cemburu
58 Cemburu
59 Romantis
60 Ikhlas
61 Di Terima
62 Kangen
63 Mengikhlaskan
64 Romantis
65 Ngga Enak Hati
66 Teguh
67 Dapat Kabar
68 Gemas
69 Kedatangan Dinda Ke Garmen Vanis
70 Kesaksian Norman
71 Makan Berdua
72 Usut Tuntas
73 Mengajak Kerja Sama
74 Menjaga nya
75 Dinda
76 Bingung
77 Dilema
78 Jujur
79 Melupakan Semuanya
80 Menyesal
81 Kita
82 Menemui nya
83 Sesak
84 Pacaran
85 Nyaman
86 Menahan Amarah
87 Membahagiakan Danisa
88 Teman Curhat
89 Mengantarkan Ke Bandara
90 Berharap
91 Izin
92 Selesai Acara
93 Senyum Kaivan
94 Positif
95 Kurang Tidur
96 Makan Soto
97 Kedekatan Vanes dan Dokter Mila
98 Tidak Bisa Berkutik
99 Ekstrim
100 Proyek Besar
101 Bayi Laki-laki
102 Virza
103 Merayu Vanesa
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Resep Ala Kaivan
2
Ingin Berpisah
3
Jus Wortel
4
Mati Rasa
5
Sembuh
6
Sandiwara
7
Menyerah
8
Meminta Izin
9
Bebas
10
Menawarkan Pekerjaan
11
Permintaan Danisa
12
Kembali mengoceh
13
Mulai Kerja
14
Kerja Sama
15
Ego Yang Tinggi
16
Kepala Keluarga
17
Jatuh Hati
18
Nontom
19
Baad Mood
20
Membuntuti
21
Sandiwara
22
Merasa Bersalah
23
Empat Mata
24
Kaget
25
Menyesal
26
Mencari Kaivan
27
Nasi Goreng Kesukaan
28
Tekad
29
Penyesalan
30
Maria
31
Vanis
32
Hamil
33
Kerja Keras
34
Sesuatu
35
Baju Hamil
36
Perdana
37
Istimewa
38
Tidak Asing
39
Mencari Danisa
40
Terngiang
41
Salah Tingkah
42
Ruang Bersalin
43
Penasaran
44
Melahirkan
45
Tidak Percaya
46
Salah Paham
47
Bingung
48
Sayang
49
Terima Kasih
50
Memaafkan
51
Lupa
52
Vanesha Precilia Putri Kaivan
53
Pulang Dari Rumah Sakit
54
Mencari Di Kala Butuh
55
Sayang
56
Penyambutan
57
Cemburu
58
Cemburu
59
Romantis
60
Ikhlas
61
Di Terima
62
Kangen
63
Mengikhlaskan
64
Romantis
65
Ngga Enak Hati
66
Teguh
67
Dapat Kabar
68
Gemas
69
Kedatangan Dinda Ke Garmen Vanis
70
Kesaksian Norman
71
Makan Berdua
72
Usut Tuntas
73
Mengajak Kerja Sama
74
Menjaga nya
75
Dinda
76
Bingung
77
Dilema
78
Jujur
79
Melupakan Semuanya
80
Menyesal
81
Kita
82
Menemui nya
83
Sesak
84
Pacaran
85
Nyaman
86
Menahan Amarah
87
Membahagiakan Danisa
88
Teman Curhat
89
Mengantarkan Ke Bandara
90
Berharap
91
Izin
92
Selesai Acara
93
Senyum Kaivan
94
Positif
95
Kurang Tidur
96
Makan Soto
97
Kedekatan Vanes dan Dokter Mila
98
Tidak Bisa Berkutik
99
Ekstrim
100
Proyek Besar
101
Bayi Laki-laki
102
Virza
103
Merayu Vanesa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!