Setelah sekitar satu jam kepergian Kaivan terdengar kembali suara mobil di depan rumah.
Kaivan turun dengan membawa beberapa macam sayuran dan lauk pauk.
Danisa merasa kaget dengan kedatangan Kaivan dengan barang belanjaan di ke dua tangan nya.
"Dia menemukan pasar nya, aku saja yang duluan tinggal di sini belum tahu pasar nya dimana." Gumam bathin Danisa.
"Lihat lah sayang, aku sudah menemukan pasar nya dan aku sudah belanja untuk satu minggu ke depan." Ucap Kaivan sambil tersenyum lalu membawa nya ke dapur.
Kaivan langsung memasukan sayuran, buah dan ikan ke dalam kulkas yang berukuran sedang yang ada di rumah itu.
Apa pun yang di cari Kaivan, pasti nya akan ketemu, soalnya Kaivan yang selalu banyak bicara membuat dia terus bertanya kepada orang sekitar.
Danisa hanya merenggut sambil merebahkan tubuh nya di atas sofa.
Danisa tidak habis pikir dengan suami nya ini, sampai-sampai Danisa tidak bisa berkata apa-apa.
"Hampir saja berat badan ku ideal, tapi sekarang dengan kedatangan dia, pasti lah kembali naik dan acara diet ku gagal." Gumam bathin Danisa.
Kaivan langsung mengolah makanan untuk makan dirinya dan Danisa, sedangkan Danisa sedang rebahan sambil bermain ponsel.
Satu jam pun berlalu dan masakan yang di buat Kaivan pun sudah tertata rapih di atas meja.
"Sayang, cepat kesini makanan nya sudah selesai." Teriak Kaivan sambil menyajikan jus buah.
Danisa yang kesal dengan Kaivan pun hanya diam dan tidak ada niat untuk menjawab pertanyaan Kaivan, dia asik bermain ponsel.
Kaivan yang merasa tidak ada jawaban dari sang istri pun langsung menghampiri dan tanpa basa basi langsung menggendong dan membawa nya ke meja makan.
Kaivan terus memaksa Danisa untuk makan sampai Danisa di suapi oleh nya.
Danisa tidak mau membuka mulut nya, tapi Kaivan selalu mencium bibir Danisa hingga dengan terpaksa Danisa membuka mulut nya.
Kaivan terus memaksa Danisa untuk makan hingga isi piring yang ada di tangan Kaivan pun bersih tak bersisa.
Bibir Kaivan tersenyum di kala melihat Danisa menghabiskan makanan nya.
"Istri yang pintar, sekarang minum jus nya." Ucap Kaivan sambil mengelus kepala nya.
Danisa pun dengan terpaksa meminum jus nya meski minuman nya tidak habis sama sekali.
"Habis kan jus nya sayang." Ucap Kaivan.
"Ngga mas aku udah kenyang, aku mau istirahat." Ucap Danisa lalu meninggalkan Kaivan dan masuk ke dalam kamar nya.
"Selalu saja memaksa aku untuk menghabiskan makanan nya." Gumam bathin Danisa sambil masuk ke dalam kamar nya.
Kaivan membereskan meja makan dari piring kotor dan bercak makanan yang jatuh ke atas meja nya.
Setelah di rasa sudah rapih dan bersih, Kaivan pun masuk ke dalam kamar.
Terlhat istrinya sedang rebahan sambil meluk guling, rasa capek karena seharian bekerja membuat tubuh Danisa terasa lelah dan ngantuk, apa lagi perut nya yang sudah kenyang kali ini, hingga tanpa terasa ke dua mata nya menutup, Danisa pun tertidur dengan begitu nyenyak nya.
"Kamu capek ya sayang, tidur lah, besok pagi aku bangun kan kembali." Gumam Kaivan lalu mencium kening Danisa.
Kaivan pun menyelimuti tubuh istri nya dengan selimut lalu pergi ke sebuah lemari dan menata baju nya di sana.
Setelah semua nya di rasa sudah selesai, Kaivan pun pergi ke kamar mandi dan membersihkan tubuh nya.
*******
Kebiasaan di pagi hari yang dulu kini terulang lagi ketika Kaivan sudah berada di rumah itu.
Wangi semerbak masakan yang Kaivan olah membuat Danisa terbangun dan mencium aroma masakan.
Danisa mengerjapkan ke dua mata nya lalu mengambil handuk untuk mandi pagi.
Seperti hal yang dulu, baju ganti ku sudah ada di atas tempat tidur yang sudah terlihat rapih.
Hari ini memang hari sabtu dimana hari ini kerja Danisa hanya setengah hari saja.
Danisa keluar dari kamar setelah merasa dirinya sudah rapih, cantik dan wangi.
"Pagi sayang, gimana tidur nya nyenyak kan? Kamu jangan sekali-kali menahan lapar yang akan membuat kamu tidak nyenyak tidur, sehat itu mahal apalagi sakit, jauh lebih mahal lagi, maka nya kamu harus selalu menjaga pola makan mu biar kamu selalu hidup sehat." Cerocos Kaivan.
"Ya Tuhan, aku ini pergi ke sini ingin terbebas dari dia dan dari semua ocehan nya, tapi apa sekarang, aku sendiri juga yang telah membuat dia berada di sini dan kembali mengoceh." Gumam bathin Danisa.
"Mau ngasih sarapan makanan atau ocehan?" Tanya Danisa dengan wajah kesal nya.
"Ya makanan dong sayang, ayo di makan." Ucap Kaivan sambil memberikan piring yang sudah di isi roti bakar isi selai dan segelas susu putih kesukaan istri nya.
Danisa menyantap roti yang di sajikan suami nya, dengan perlahan tapi pasti Danisa pun menghabiskan roti nya lalu menenggak susu yang juga sudah di sediakan suami nya itu.
"Mas, jangan lupa siang nanti kamu siap-siap, kita akan bertemu kembali dengan Dinda." Ucap Danisa setelah menghabiskan setengah gelas susu nya.
"Iya sayang."
"Nanti aku jemput, sekarang aku pergi." Ucap Danisa lalu pergi meninggalkan Kaivan setelah dirinya pamit.
Setelah melihat istri nya berangkat kerja, seperti biasa Kaivan selalu membersihkan rumah nya hingga rumah itu menjadi bersih dan rapih.
Jarum jam terus berdetak hingga kini sudah berada di posisi angka sebelas.
Kaivan melirik jam yang ada di dinding lalu pergi ke kamar mandi dan bersiap-siap karena sebentar lagi Danisa akan menjemput nya untuk bertemu dengan Dinda.
Kaivan memakai kaos dan celana panjang serta memakai topi yang membuat penampilan Kaivan sangat keren dan sangat tampan bagi orang yang baru melihat nya, tapi tidak dengan Danisa.
Mata Danisa sudah tertutup oleh rasa jenuh dengan Kaivan sehingga di mata nya Kaivan biasa saja.
"Tin, tin." Suara klakson mobil terdengar membuat Kaivan langsung ke luar rumah dan menghampiri mobil istri nya.
"Sudah siap mas?" Tanya Danisa.
"Sudah sayang, sini biar aku yang membawa mobil nya." Ucap Kaivan lalu mengambil alih kemudi.
Danisa berpindah duduk menjadi duduk di samping Kaivan yang sedang mengemudi.
Danisa memberi arahan jalan yang harus di lewati oleh Kavivan hingga kini mereka sudah sampai di cafe kemarin mereka bertemu.
Kavivan dan Danisa berjalan berdampingan seolah-olah mereka itu bukan suami istri, karena Danisa yang selalu menjaga jarak dengan Kaivan.
"Itu dia, hai Dinda." Teriak Danisa sambil melambaikan tangan nya kepada Dinda yang sedang menatap kagum kepada Kaivan.
"Tampan nya, jadi pria tampan itu yang akan menjadi sopir ku." Gumam bathin Dinda sampai dia tidak berkedip menatap Kaivan yang memang sangat tampan hari itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments