Bebas

Pagi hari Danisa terbangun, Danisa sudah tidak melihat Kaivan yang semalam tidur di samping nya.

Dengan balutan selimut Danisa pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh nya dari sisa percintaan semalam.

Semalam Danisa berhasil merayu Kaivan hingga Kaivan menyerah dan mengizinkan Danisa untuk pergi.

Sepintas Danisa merasa seperti wanita mu ra han yang melayani di saat ada butuh nya, tapi Danisa berpikir lagi kalau dirinya melakukan nya hanya sebagai kewajiban seorang istri.

Bagaimana pun juga Kaivan masih resmi menjadi suami nya.

Bibir Danisa tersenyum mengingat mulai besok dirinya akan merasakan kebebasan, mulai besok Danisa akan jauh dari suami nya dan mulai besok dirinya akan terbebas dari semua ocehan suami pengangguran nya.

Dengan bersenandung kecil Danisa keluar dari kamar mandi dengan hanya balutan handuk di tubuh nya.

Seperti biasa baju yang akan di kenakan Danisa sudah di siapkan oleh suami nya.

Setelah rapih dan terlihat cantik Danisa pun keluar kamar, bau masakan Kaivan sangat menyengat ke hidung Danisa.

Danisa terus melangkah menuju ruang makan, di sana sudah ada suami nya yang sedang menata semua makanan yang dia olah.

"Pagi sayang." Sapa Kaivan dengan bibir tersenyum.

"Pagi juga mas." Jawab Danisa dengan senyuman manis nya.

Bagaimana pun juga Danisa harus memberikan senyuman manis nya karena dia masih dalam mode merayu agar besok dirinya bisa pergi ke luar kota.

Danisa langsung mengambilkan makanan nya dan ingin melayani Kaivan, tapi Kaivan langsung melarang nya, karena menurut Kaivan semua itu tugas dirinya.

"Biar untuk kali ini aku yang melayani mu mas." Ucap Danisa.

"Tidak perlu sayang, itu sudah menjadi tugas mas, kamu diam saja." Ucap Kaivan lalu menyiapkan makanan untuk Danisa.

Mereka berdua pun sarapan dengan penuh senyuman, Kaivan tersenyum karena semalam sudah mendapatkan jatah bahkan sampai dua kali melakukan nya, sedangkan Danisa tersenyum karena besok akan pergi keluar kota.

Seperti biasa di ruang meja makan itu mereka tidak pernah sepi kalau lagi sarapan karena Kaivan yang terus saja ngoceh.

Tapi untuk pagi ini Danisa menebalkan telinga nya, walaupun dirinya pusing mendengarkan segala ocehan dari suami nya, tapi Danisa berusaha untuk tersenyum dan mendengar kan nya.

******

Danisa pun menghentikan mobil nya di tempat parkir tempat nya bekerja lalu masuk ke dalam kantor dengan wajah ceria nya.

"Wah, rupanya ada yang lagi bahagia nih." Ucap Rama sambil menatap Danisa.

"Ah Rama, akhir nya aku pergi juga besok."

"Jadi suami kamu mengizinkan?" Tanya Riri.

Sedangkan Soni hanya diam dan menampakan wajah sedih nya.

"Iya dong." Ucap Danisa sambil tersenyum.

"Selamat ya, apa yang kamu inginkan akhir nya terjadi." Ucap Soni.

"Terima kasih ya, ini semua juga berkat kalian semua, tanpa kalian aku tidak akan pergi, dan untuk kamu maaf ya Son, gara-gara aku kamu ngga bisa bertemu dengan anak istri kamu." Ucap Danisa.

"Ngga apa-apa."

"Ya sudah ayo kita kerja sebelum pak Rajib menegur kita semua." Ucap Riri.

Mereka pun masuk ke dalam ruangan mereka masing-masing.

*********

Hari keberangkatan Danisa pun tiba, dengan wajah bahagia nya Danisa sudah siap dengan koper nya.

"Mas aku berangkat." Ucap Danisa.

"Hati-hati di jalan, kalau ngantuk kamu istirahat dulu, jangan melewat kan jam makan nanti lambung kamu sakit, kalau sudah sampai hubungi mas." Ucap Kaivan.

"Iya mas." Jawab Danisa lalu pergi meninggalkan suami nya yang sedang menatap nya.

"Ah, akhir nya aku bebas." Teriak Danisa sambil mengemudi, dia sangat bahagia sekali bisa terlepas dari suami pengangguran nya.

Sepanjang perjalanan Danisa terus bersenandung sampai-sampai Danisa tidak menghiraukan telepon dari suami nya.

Sepeninggal Danisa, Kaivan merasa rumah itu benar-benar sepi, padahal setiap hari juga rumah itu memang sepi karena Danisa pergi bekerja.

Kaivan menghabiskan waktu hanya dengan membereskan rumah nya, hari ini dirinya belum ada rencana untuk mencari pekerjaan lagi.

Kaivan menghubungi teman-teman nya tapi tidak ada satu pun diantara mereka yang menerima panggilan nya.

Kaivan terdiam meratapi nasib nya kini, dulu sewaktu dia bekerja banyak teman-teman nya yang mau dekat dengan nya bahkan istri nya pun selalu bersikap hangat kepada dirinya, tapi setelah jadi pengangguran ngga ada satu pun yang mau dekat dengan dirinya bahkan istri nya sendiri selalu bersikap cuek dan tidak perduli.

********

Setelah menempuh waktu beberapa jam, Danisa pun kini sudah sampai di tempat tujuan, dia langsung menuju rumah yang sudah di siapkan oleh pihak kantor.

Rumah nya memang tidak besar dan juga tidak kecil, tapi cukup untuk dia tempati seorang diri bahkan kalau bersama suami nya pun bisa.

"Akhir nya aku bisa hidup dengan tenang." Gumam Danisa sambil merebahkan diri d atas tempat tidur.

Karena capek sudah melalui perjalanan yang lumayan jauh akhir nya Danisa pun tertidur.

Suara ponsel yang dari tadi terus berdering tidak di dengar nya sama sekali, yang Danisa inginkan saat ini adalah tidur.

Sementara Kaivan yang sejak tadi menghubungi no istrinya sangat gelisah karena Danisa tidak menerima panggilan nya.

"Kenapa kamu ngga menerima panggilan nya sayang." Gumam Kaivan dengan sangat khawatir.

Kaivan terus mencoba menghubungi no istri nya tanpa ada rasa lelah sampai panggilan nya benar-benar di terima oleh Danisa.

Danisa yang sudah merasa tidur nya cukup pun membuka ke dua mata nya.

Danisa meraih ponsel yang ia simpan di samping nya dan melihat beberapa notifikasi yang masuk ke ponsel nya.

Danisa hanya menggelengkan kepala nya ketika melihat ada enam puluh dua panggilan tak terjawab dari no suami nya.

Dan tiba-tiba Danisa pun kaget karena ponsel nya berdering.

Danisa melihat yang memanggil nya, dan ternyata Kaivan yang menghubungi nya kembali.

"Iya mas." Ucap Danisa.

"Kamu kenapa ngga menerima panggilan mas sayang? Mas dari tadi menghubungi kamu, mas sangat khatir dengan kamu, bagaimana apa kamu sudah sampai? Gimana perjalanan nya? Kamu capek ngga? ngga terjadi apa-apa kan di jalan? Bagaimana lingkungan nya? Bagaima_"

"Stop mas, aku pusing mendengar semua pertanyaan dari kamu, banyak sekali yang kamu tanyakan, inti nya aku sudah sampai dengan selamat, dan tadi aku ketiduran karena kecapean maka nya aku baru bisa menerima panggilan dari kamu." Ucap Danisa yang memotong kalimat suami nya.

"Syukurlah kalau kamu sudah sampai dengan selamat, sekarang kamu sudah makan belum? Jangan lupa makan makanan yang sehat dan jangan lupa minum jus."

"Iya mas iya, ya sudah aku mau mandi dulu, ngga enak tubuh ku lengket." Ucap Danisa lalu memutuskan penggilan nya.

Episodes
1 Resep Ala Kaivan
2 Ingin Berpisah
3 Jus Wortel
4 Mati Rasa
5 Sembuh
6 Sandiwara
7 Menyerah
8 Meminta Izin
9 Bebas
10 Menawarkan Pekerjaan
11 Permintaan Danisa
12 Kembali mengoceh
13 Mulai Kerja
14 Kerja Sama
15 Ego Yang Tinggi
16 Kepala Keluarga
17 Jatuh Hati
18 Nontom
19 Baad Mood
20 Membuntuti
21 Sandiwara
22 Merasa Bersalah
23 Empat Mata
24 Kaget
25 Menyesal
26 Mencari Kaivan
27 Nasi Goreng Kesukaan
28 Tekad
29 Penyesalan
30 Maria
31 Vanis
32 Hamil
33 Kerja Keras
34 Sesuatu
35 Baju Hamil
36 Perdana
37 Istimewa
38 Tidak Asing
39 Mencari Danisa
40 Terngiang
41 Salah Tingkah
42 Ruang Bersalin
43 Penasaran
44 Melahirkan
45 Tidak Percaya
46 Salah Paham
47 Bingung
48 Sayang
49 Terima Kasih
50 Memaafkan
51 Lupa
52 Vanesha Precilia Putri Kaivan
53 Pulang Dari Rumah Sakit
54 Mencari Di Kala Butuh
55 Sayang
56 Penyambutan
57 Cemburu
58 Cemburu
59 Romantis
60 Ikhlas
61 Di Terima
62 Kangen
63 Mengikhlaskan
64 Romantis
65 Ngga Enak Hati
66 Teguh
67 Dapat Kabar
68 Gemas
69 Kedatangan Dinda Ke Garmen Vanis
70 Kesaksian Norman
71 Makan Berdua
72 Usut Tuntas
73 Mengajak Kerja Sama
74 Menjaga nya
75 Dinda
76 Bingung
77 Dilema
78 Jujur
79 Melupakan Semuanya
80 Menyesal
81 Kita
82 Menemui nya
83 Sesak
84 Pacaran
85 Nyaman
86 Menahan Amarah
87 Membahagiakan Danisa
88 Teman Curhat
89 Mengantarkan Ke Bandara
90 Berharap
91 Izin
92 Selesai Acara
93 Senyum Kaivan
94 Positif
95 Kurang Tidur
96 Makan Soto
97 Kedekatan Vanes dan Dokter Mila
98 Tidak Bisa Berkutik
99 Ekstrim
100 Proyek Besar
101 Bayi Laki-laki
102 Virza
103 Merayu Vanesa
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Resep Ala Kaivan
2
Ingin Berpisah
3
Jus Wortel
4
Mati Rasa
5
Sembuh
6
Sandiwara
7
Menyerah
8
Meminta Izin
9
Bebas
10
Menawarkan Pekerjaan
11
Permintaan Danisa
12
Kembali mengoceh
13
Mulai Kerja
14
Kerja Sama
15
Ego Yang Tinggi
16
Kepala Keluarga
17
Jatuh Hati
18
Nontom
19
Baad Mood
20
Membuntuti
21
Sandiwara
22
Merasa Bersalah
23
Empat Mata
24
Kaget
25
Menyesal
26
Mencari Kaivan
27
Nasi Goreng Kesukaan
28
Tekad
29
Penyesalan
30
Maria
31
Vanis
32
Hamil
33
Kerja Keras
34
Sesuatu
35
Baju Hamil
36
Perdana
37
Istimewa
38
Tidak Asing
39
Mencari Danisa
40
Terngiang
41
Salah Tingkah
42
Ruang Bersalin
43
Penasaran
44
Melahirkan
45
Tidak Percaya
46
Salah Paham
47
Bingung
48
Sayang
49
Terima Kasih
50
Memaafkan
51
Lupa
52
Vanesha Precilia Putri Kaivan
53
Pulang Dari Rumah Sakit
54
Mencari Di Kala Butuh
55
Sayang
56
Penyambutan
57
Cemburu
58
Cemburu
59
Romantis
60
Ikhlas
61
Di Terima
62
Kangen
63
Mengikhlaskan
64
Romantis
65
Ngga Enak Hati
66
Teguh
67
Dapat Kabar
68
Gemas
69
Kedatangan Dinda Ke Garmen Vanis
70
Kesaksian Norman
71
Makan Berdua
72
Usut Tuntas
73
Mengajak Kerja Sama
74
Menjaga nya
75
Dinda
76
Bingung
77
Dilema
78
Jujur
79
Melupakan Semuanya
80
Menyesal
81
Kita
82
Menemui nya
83
Sesak
84
Pacaran
85
Nyaman
86
Menahan Amarah
87
Membahagiakan Danisa
88
Teman Curhat
89
Mengantarkan Ke Bandara
90
Berharap
91
Izin
92
Selesai Acara
93
Senyum Kaivan
94
Positif
95
Kurang Tidur
96
Makan Soto
97
Kedekatan Vanes dan Dokter Mila
98
Tidak Bisa Berkutik
99
Ekstrim
100
Proyek Besar
101
Bayi Laki-laki
102
Virza
103
Merayu Vanesa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!