Danisa masuk ke dalam kantor dengan wajah seperti hari kemarin, dimana wajah kesal dan menahan amarah karena rencana nya harus gagal lagi.
"Danisa, tunggu." Teriak Soni lalu menghampiri Danisa.
"Nis, aku akui kalau aku menyerah saja menghadapi suami kamu, aku saja yang baru semalam mendengar ocehan dia langsung pusing kepala ku sampai pagi ini aku ngga mau sarapan karena masih terus terngiang ocehan nya apalagi kamu yang harus mendengar nya setiap hari." Ucap Soni.
"Pusing kan Son, kamu baru sebentar mendengar ocehan nya saja sudah ngeluh seperti itu, apalagi aku yang setiap hari harus mendengar nya." Ucap Danisa.
"Iya Nis, maka dari itu aku berikan kesempatan ini buat kamu untuk pergi." Ucap Soni membuat Danisa langsung tersenyum bahagia, dan tanpa sadar Danisa langsung berjingkrak.
"Terima kasih Soni, aku sangat senang sekali mendengar nya." Ucap Danisa dengan wajah bahagia nya.
"Woi kalian berdua seperti nya lagi bahagia pagi ini." Teriak Riri yang baru datang.
"Yang bahagia dia Ri, kalau aku ngga." Jawab Soni.
"Lo, kok bisa? Memang nya kenapa?" Tanya Riri.
"Dia bahagia karena dia yang akan pergi ke kota xxxx." Jawab Soni dengan wajah lesu nya.
"Memang nya semalam sandiwara kalian ngga berhasil?" Tanya Riri sambil menatap Danisa dan Soni.
"Ngga, ternyata yang di bilang Danisa tentang suami nya itu benar, semalam kita berdua mendengar dia mengoceh hingga kepala kita berdua pusing mendengar nya, dan kita berpikir bagaimana dengan Nisa yang setiap hari selalu mendengarkan semua ocehan nya." Ucap Rama.
"Sabar ya Son, suatu saat kamu akan berkumpul dengan anak dan istri kamu." Ucap Riri memberi semangat Soni.
"Ah, akhir nya aku bisa jauh-jauh dari suami ku, aku akan menikmati waktu ku tanpa ocehan nya." Ucap Danisa sambil tersenyum.
"Tapi apa suami kamu akan mengizinkan kamu pergi?" Tanya Riri sambil menatap Danisa.
"Iya juga ya? Ah sudah lah itu urusan ku, biar aku yang merayu nya nanti, dan aku yakin dia pasti akan memberikan izin." Jawab Danisa.
"Sudahlah sekarang kita masuk, kita berdua harus menghadap pak Rajib nanti." Ucap Soni tanpa gairah.
Mereka berempat pun masuk dengan raut muka yang berbeda.
***********
Malam ini seperti biasa Danisa dan Kavian selalu makan malam berdua menikmati masakan Kaivan.
Namun malam ini berbeda dengan malam sebelum nya dimana wajah Danisa terlihat bahagia, bibir nya selalu menyunggingkan senyuman nya.
"Mas, kantor memilih ku untuk melakukan pekerjaan di luar kota, jadi dua hari lagi aku akan berangkat kesana." Ucap Danisa dengan penuh harap.
"Kenapa mesti kamu? Kan para pekerja pria juga banyak untuk di tugaskan kesana?" Tanya Kaivan dengan wajah tidak suka nya.
"Kalau masalah itu aku ngga tahu mas, pak Rajib langsung yang memberikan tugas itu kepada ku, aku minta izin sama mas kalau aku akan pergi ke luar kota dua hari lagi." Ucap Danisa harap-harap cemas takut suami nya tidak mengizinkan untuk pergi dan malah berceloteh panjang lebar.
"Tidak, mas tidak mengizinkan nya, kalau kamu pergi bagaimana dengan mas, mas akan selalu sendirian di rumah ini, terus mas masak buat siapa kalau kamu ngga ada."
"Ini tidak akan lama mas, aku akan menyelesaikan pekerjaan ini secepat mungkin, karena aku juga tidak bisa jauh-jauh dari kamu, aku akan selalu merindukan kamu dan selalu merindukan masakan kamu yang super banget enak ini." Ucap Danisa sambil memeluk Kaivan yang sedang duduk dari belakang.
Danisa sebisa mungkin terus merayu suami nya agar dia dapat izin untuk pergi ke luar kota dan mengatakan kalau pekerjaan nya tidak akan lama, padahal Danisa juga tidak tahu berapa lama dia di sana.
Danisa pura-pura akan merindukan Kaivan dan akan merindukan masakan nya, padahal di hati Danisa masa bodo yang terpenting baginya sekarang adalah menjauh dari Kaivan suami pengangguran nya.
Kaivan hanya diam, Kaivan bingung dengan keputusan nya antara mengizinkan atau tidak.
Kalau Kaivan mengizinkan nya sudah jelas dirinya akan tinggal sendirian, tapi kalau dia tidak mengizinkan nya, pasti istri nya akan merajuk dan akan bersikap masa bodo dengan diri nya.
"Boleh ya mas aku pergi, soalnya pak aku ngga bisa di gantikan sama siapa pun, keputusan pak Rajib sudah tidak bisa di ganggu gugat lagi." Ucap Danisa sambil mengelus dada suami nya dari belakang lalu mencium leher nya hingga membuat Kaivan memejamkan ke dua mata nya.
"Sebelum aku pergi aku akan memuaskan kamu mas, berapa kali kamu menginginkan nya aku akan selalu siap." Ucap Danisa yang terus mencium leher dan telinga suami nya dengan harapan hati suami nya luluh.
Kaivan yang memang sudah dua minggu ini tidak mendapatkan jatah gairah nya langsung naik, adik kecil nya langsung on di kala sentuhan pertama dari istri nya.
"Apa pun akan aku lakukan mas, asal kamu mengizinkan aku pergi ke kota itu, aku ingin merasa bebas dari kamu, aku sudah pusing dan stres setiap hari harus mendengarkan semua ocehan kamu." Gumam bathin Danisa sambil terus menyentuh dan merayu suami nya agar luluh.
"Kamu bersikap manis seperti ini di kala ada mau nya saja." Ucap Kaivan yang masih sedikit menahan hasrat nya.
"Maaf kan aku mas, bukan aku ngga mau melayani dan memuaskan kamu, tapi aku capek setiap hari harus kerja, pekerjaan ku selalu banyak karena hanya aku yang bisa diandalkan oleh pak Rajib." Danisa mulai memainkan drama nya karena hanya dengan berbohong lah Danisa akan mendapatkan kebebasan dari suami nya itu.
Kaivan terdiam dan mencerna semua yang di ucapkan oleh Danisa, Kaivan sadar kalau istrinya pasti capek karena harus bekerja dan Kaivan tidak mau egois dengan menyalahkan nya.
Kaivan melepaskan pelukan Danisa lalu menarik tangan Danisa agar duduk di atas pangkuan nya.
"Maaf kan mas belum bisa membahagiakan kamu, mas janji akan terus berusaha mencari kerja, dan kalau mas sudah mempunyai pekerjaaan bagus, mas mau kamu diam di rumah dan kita mulai program anak." Ucap Danisa sambil menyibakkan rambut Danisa ke belakang telinga nya.
Malam ini Danisa berusaha menjadi istri yang baik seperti awal-awal menikah dulu.
Kaivan mendekatkan wajah nya dan bibir nya langsung berlabuh di bibir Danisa.
Mereka berdua saling me lu mat satu sama lain nya, Kaivan dengan hasrat yang tinggi dan rasa bahagia karena sang istri mau memberikan jatah nya tidak di sia-sia kan walau pun bayaran nya dia harus mengizinkan istri nya untuk pergi.
Sedangkan Danisa me lu mat bibir suami nya karena dirinya ingin mendapatkan izin menuju kebebasan dalam hidup nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments