Danisa terus berbicara dengan nada manja, sesekali Danisa tertawa yang membuat hati Kaivan menjadi panas.
"Seperti nya suami ku sudah mulai panas nih hati nya, ayo marah lah marah dan ceraikan aku." Gumam bathin Danisa.
Kaivan yang hati nya semakin panas itu menatap Danisa, bukan nya marah tapi Kaivan langsung merebut ponsel Danisa dan langsung berbicara dengan Rama.
Danisa kaget dan hanya diam saja sambil melihat suami nya yang sedang berbicara dengan Rama.
"Mulai deh, pasti panjang kali lebar bicara nya." Gumam bathin Danisa.
"Siapa kamu? Mau apa kamu? Danisa ini sudah punya suami dan asal kamu tahu aku adalah suami nya, kamu tahu bagaimana hukum nya merebut seorang istri? Kamu tahu bagaimana hukum nya merayu atau merebut istri orang lain? Nih saya kasih tahu ya, menurut hukum yang berlaku di negara kita, menggoda istri orang itu di sebut perbuatan yang sangat tidak menyenangkan dan bisa diancam pidana karena telah melanggar pasal tiga tiga lima dengan penjara satu tahun dan denda sekitar lima puluh juta, dan menurut hukum agama orang yang merebut suami atau merebut istri orang bisa di sebut dia itu iblis, berarti kamu itu iblis yang bermuka manusia, maka dari itu saya sarankan kamu segera sadar dan insyaf untuk tidak merayu atau menggoda istri orang yang nanti nya kamu akan menghancurkan rumah tangga orang lain, apa kamu juga akan rela kalau rumah tangga kamu ada yang menghancurkan." Kaivan terus berbicara panjang lebar hingga Rama dan Soni yang memang sedang nonton acara pertandingan bola merasa pusing dan kesal mendengar nya, mereka berdua pusing mendengar ocehan Kaivan yang semakin ngelantur.
Rama dan Soni sudah tidak kuat mendengar ocehan dari Kaivan hingga mereka langsung memutuskan panggilan nya secara sepihak.
"Sudah Ram, aku ngga tahan mendengar nya, seperti nya aku menyerah saja, benar kata Danisa dia itu kalau sudah ngoceh bikin kesal dan kita yang mendengar nya pusing." Ucap Soni pasrah.
"Pantas saja Danisa ingin pergi jauh dari suami nya, kamu bayangin saja setiap hari Danisa harus mendengar ocehan nya, kita saja yang baru saja mendengar nya sudah pusing tujuh keliling." Ucap Rama.
"Aku sekarang merasakan jadi Danisa, ya sudah lah aku menyerah dan memberikan kerjaan ini kepada nya, aku kapan-kapan saja bertemu sama anak dan istri ku." Ucap Soni.
Rama dan Soni terdiam sambil menatap layar televisi kembali dengan perasaan kesal nya karena ide mereka kembali gagal.
Sementara Rama dan Soni meratapi kegagalan nya, Kaivan duduk kembali dengan bibir tersenyum.
Kaivan merasa bahagia karena menurut nya tidak ada lagi pria yang akan merayu istri nya.
Danisa merasa kesal dengan apa yang di lakukan suami nya hingga Danisa pun mengambil ponsel nya lalu pergi ke kamar untuk beristirahat.
Kaivan mematikan televisi nya lalu mengikuti Danisa masuk ke dalam kamar.
Kaivan melihat Danisa yang sudah membaringkan tubuh nya dengan tubuh di tutupi selimut tebal mereka.
"Sayang, kamu sudah tidur ya? Mas mau jatah dong malam ini." Bisik Kaivan sambil terus mencium leher dan pipi Danisa yang sedang tidur menyamping.
Danisa yang belum tidur pun terus menahan hasrat nya agar dia tidak tergoda dengan suami pengangguran nya.
Kaivan sudah mencium seluruh wajah istri nya dan bahkan tangan nya pun sudah jalan-jalan kemana-mana, tapi tidak ada pergerakan sedikit pun dari Danisa membuat Kaivan bangun dan masuk ke dalam kamar mandi untuk menyelesaikan nya sendiri.
"Dulu sekali sentuh saja aku langsung melayani kamu dengan berbagai cara, tapi sekarang aku seperti sudah ngga segairah dulu sama kamu mas." Gumam bathin Danisa sambil melihat punggung Kaivan dengan juru mata nya.
Danisa kembali pura-pura tidur sambil menunggu Kaivan keluar dari kamar mandi.
Setelah menyelesaikan hasrat nya seorang diri, Kaivan pun kembali membaringkan tubuh nya di samping Danisa.
Tidak ada acara apapun sebelum tidur seperti yang sering mereka lakukan dulu, malam ini benar-benar sepi hingga membuat kedua nya tertidur tanpa ada kehangatan lagi.
********
Pagi hari seperti biasa Kaivan selalu menyiapkan semua keperluan Danisa, walaupun semalam dirinya tidak di berikan jatah, tapi Kaivan tetap melakukan nya dengan penuh senyuman, rasa cinta dan sayang yang besar kepada istri nya mengalahkan segala nya.
Danisa yang sudah terlihat cantik dan anggun keluar dari kamar lalu menghampiri ruang makan.
"Pagi sayang." Ucap Kaivan sambil menggeser kursi untuk istri nya duduk.
"Pagi juga mas." Jawab Danisa dengan nada biasa saja.
Kaivan langsung melayani istri nya dengan bibir yang tiada henti berbicara membuat Danisa benar-benar pusing di buat nya.
Danisa mempercepat makan nya agar segera pergi dari hadapan suami pengangguran nya.
"Dia ini apa tidak capek ya dari semalam ngoceh terus." Gumam bathin Danisa.
"Sayang pelan-pelan makan nya, nanti kamu tersedak, kamu tahu ngga, tersedak itu menyebabkan dada sakit dan berujung dengan ke_"
"Aku berangkat, aku sudah selesai sarapan nya." Ucap Danisa lalu menghabiskan jus buah nya.
Danisa langsung melangkah dengan langkah yang sangat cepat karena takut suami nya menghentikan langkah nya sambil terus ngoceh.
Kaivan menatap mobil istri nya dengan perasaan sedikit sedih dengan sikap istri nya yang sekarang.
Dulu ketika mereka baru menikah, mereka selalu bersikap mesra, tapi semenjak dirinya menjadi pengangguran, semua nya kini berubah.
Tapi Kaivan tidak mau mengecewakan istri nya yang sangat ia cintai, jadi Kaivan selalu bersabar dan selalu melayani istri nya dengan baik.
Setelah kepergian istri nya Kaivan pun membereskan meja makan dan mencuci piring dan gelas kotor.
Dulu mereka selalu mengerjakan nya bersama-sama.
Kaivan yang membereskan meja nya dan Danisa yang mencuci piring dan gelas kotor nya, dulu apa pun mereka lakukan bersama karena mereka sudah sepakat dari awal menikah tidak akan ada pekerja atau pelayan di rumah mereka, jadi mereka berdua gotong royong mengerjakan semua pekerjaan rumah nya.
Tapi setelah dirinya di phk dari tempat nya bekerja, kebiasaan itu hilang dengan sendiri nya, dan kini Kaivan sendiri lah yang mengerjakan semua pekerjaan rumah itu di tambah sikap Danisa yang tidak hangat seperti dulu lagi.
Setelah di rasa semua nya sudah bersih dan rapih, Kaivan pun langsung pergi ke kamar nya untuk bersiap-siap mencari pekerjaan.
Rumah yang dulu penuh dengan canda tawa mereka kini berganti dengan ocehan dari Kaivan, karena semenjak dirinya menjadi pengangguran, canda tawa Danisa menghilang.
Awal nya Kaivan selalu memikirkan sikap Danisa istri nya, tapi lama kelamaan Kaivan sudah terbiasa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments