Akhirnya aku berangkat menuju tempat kerja setelah mendengar semua ocehan yang panjang lebar dari suami ku.
"Soni kenapa ngga bilang kalau obat itu hanya bertahan beberapa jam saja, sudah lah aku kurang tidur, di tambah aku harus mendengar kembali semua ocehan suami ku." Gumam Danisa sambil terus melajukan mobil nya.
Terdengar suara ponsel nya berdering membuat Danisa langsung melihat ke arah ponsel nya.
"Padahal dari tadi ngoceh panjang lebar, sekarang sudah menghubungi ku, kamu itu ngga ada kerjaan banget sih mas, aku kesal melihat kamu yang pengangguran seperti sekarang, kamu seperti nya malah nyaman menjadi pengangguran, bukan nya berusaha mencari kerja malah terus repot ngurusin hidup aku." Gumam Danisa lalu mematikan ponsel nya.
Sementara Kaivan yang sedang menghubungi no istri nya kaget karena panggilan nya tiba-tiba mati, lalu mengulang kembali dengan panggilan nya.
"Kok ngga nyambung? Apa baterai nya habis, aduh aku lupa semalam ngga aku isi daya ponsel nya." Gumam Kaivan lalu meneruskan kembali membersihkan rumah.
Begitulah kerjaan Kaivan sekarang, dia hanya tinggal di dalam rumah sambil mengerjakan pekerjaan rumah yang sering para wanita kerjakan.
Kaivan bukan tidak berusaha mencari kerja, tapi di era zaman sekarang mencari kerja itu sangat susah sekali.
Sudah berapa banyak perusahaan yang Kaivan datangin untuk melamar kerja tanpa sepengetahuan Danisa, tapi hasil nya semua nol, tidak ada satu perusahaan pun yang menerima nya untuk bekerja dengan berbagai alasan.
Untuk mengisi waktu nya Kaivan hanya bisa mengerjakan semua pekerjaan rumah hingga memasak.
Awal nya Kaivan tidak pandai memasak, tapi lama-kelamaan berdiam diri di rumah hingga dia terus belajar memasak dan kini Kaivan pandai juga dalam hal memasak.
********
Danisa masuk ke dalam kantor dengan wajah tidak bersahabat sampai ke tiga teman nya termasuk Soni yang memberikan obat untuk membuat kelu dan mati rasa di lidah pun sedikit takut melihat wajah kesal Danisa.
"Kenapa dia, pagi-pagi wajah nya sudah kusut amat, bukan nya semalam dia bilang kalau dia berhasil." Bisik Rama kepada Riri.
"Entahlah mungkin dia lagi pms pagi ini." Ucap Rini dengan suara yang pelan.
"Gimana Nis, berhasil kan?" Tanya Soni memberanikan diri.
"Berhasil gundul mu, aku semalam malah ngga bisa tidur, terus tadi pagi aku mendengar ocehan nya lagi." Jawab Danisa dengan wajah kesal nya.
"Kenapa kamu ngga bisa tidur, kan seharusnya kamu bisa tidur dengan nyenyak." Ucap Soni sambil menatap wajah Danisa.
"Bagaimana aku bisa tidur dengan nyenyak, sedangkan suami ku dia terus saja menggerak kan tubuh nya ke kanan dan ke kiri sambil ngoceh ngga jelas."
"Terus tadi pagi bagaimana?" Lagi-lagi Soni bertanya karena sangat penasaran.
"Seperti nya dia sudah sembuh lagi karena pagi dia sudah ngoceh panjang lebar."
"Pasti ngoceh lagi soal nya kan obat itu bertahan paling lama hanya enam jam saja, dan setelah itu pasti akan kembali ke semula."
"Kenapa kamu ngga ngasih obat yang akan membuat lidah nya kelu untuk selama nya?" Tanya Danisa dengan wajah emosi nya.
"Mana ada Nis, dan jika ada pun aku ngga akan memberikan nya, aku ngga mau di penjara." Ucap Soni.
Pagi ini wajah Danisa benar-benar tidak enak di lihat, sudah lah kurang tidur di tambah dia lagi kesal dengan rencana nya yang gagal.
"Bagaimana kalau kamu membuat dia cemburu dan akhir nya suami kamu marah sampai dia menceraikan kamu." Ucap Riri.
"Betul apa yang di ucapkan Riri, kamu bisa melakukan nya kan?' Ucap Rama.
"Cara nya?" Tanya Danisa yang belum mengerti dengan ucapan mereka.
"Nanti malam sewaktu kamu lagi bersama suami kamu, kalian berdua saling teleponan, anggap kalian berdua itu pacaran dan kalian bicara nya harus mesra, nah suami nya Danisa otomatis kan mendengar nya, dan di situlah suami nya Danisa pasti marah lalu menceraikan Danisa." Ucap Riri panjang lebar.
Mereka pun mengangguk tanda mengerti dengan ucapan dari Riri.
"Benar kata Riri, suami mana yang tidak akan cemburu dan marah jika istri nya bermesraan dengan pria lain." Ucap Rama.
"Oke, aku mengerti, berarti nanti malam kamu harus menghubungi aku, dan kita akan berpura-pura menjalin hubungan." Ucap Danisa.
"Rama saja, dia kan masih jomblo, kalau aku ngga bisa karena ada hati istri ku yang harus aku jaga." Ucap Soni.
"Ya sudah biar aku saja yang menghubungi kamu nanti malam." Ucap Rama.
Mereka berempat pun tersenyum lalu duduk di kursi kerja mereka masing-masing.
Danisa berharap malam ini suami nya menceraikan dirinya, "Semoga suami ku marah dan menceraikan ku." Gumam bathin Danisa.
"Semoga malam ini berhasil, biar aku bisa bertemu dengan anak dan istri ku secepat nya dan dalam waktu yang lama." Gumam bathin Soni.
Soni sangat berharap sekali suami nya Danisa menceraikan Danisa malam ini, karena dengan begitu dirinya lah yang akan pergi ke kota xxxx dan berkumpul dengan anak dan istri nya yang memilih tinggal di kota itu.
Mereka berempat bekerja dengan semangat yang tinggi, apalagi Soni dan Danisa yang ingin segera malam tiba, mereka sudah ngga sabar dengan hasil nanti malam.
*********
Sementara Danisa yang sedang sibuk dengan pekerjaan nya, Kaivan sudah keluar masuk ke beberapa perusahaan dan hasil nya sama, tidak ada yang mau menerima nya bekerja.
Kaivan duduk di bawah pohon besar, dia berteduh sambil terus berpikir melamar kemana lagi.
"Sendirian saja bro." Ucap seorang pria lalu duduk di samping nya Kaivan.
"Iya, dan sekarang jadi berdua karena ada kamu yang menemani, ternyata hidup sendirian itu sungguh tidak enak ya, maka dari itu saya tidak akan melepaskan istri saya apa pun alasan nya, oh iya apa anda sudah punya keluarga?" Tanya Kaivan.
"Saya masih sendiri dan belum berpikir untuk menikah." Jawab sang pemuda yang sudah merasa ngga enak duduk dekat dengan Kaivan.
"Pria ini banyak bicara, istri nya tahan apa tidak ya dengan mulut nya yang nyerocos kayak perempuan." Gumam bathin pemuda itu.
"Kenapa belum mau menikah? Asal kamu tahu menikah bukan hal yang harus di takuti, dengan kita menikah, kita akan selalu ada yang menemani dan memberikan kita support, selain ada yang mengurus kita, kita juga kalau tidur akan ada yang selalu menemani, di usia kamu ini saya lihat kamu sudah pantas untuk membangun sebuah rumah tangga yang bahagia dan_"
"Maaf saya harus pergi, teman saya sudah menunggu lama." Ucap pemuda itu lalu pergi meninggalkan Kaivan.
"Benar-benar banyak bicara, sampai-sampai aku jengah mendengar nya, terserah gue lah mau nikah mau ngga, sibuk amat sih dia ngurusin hidup aku." Gumam pria itu sambil terus melangkah menjauh dari Kaivan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments