Mati Rasa

Kaivan terus merasakan lidah nya yang tidak ada rasa nya sama sekali.

"Sayang, kenapa lidah mas tidak merasakan apa-apa ya, padahal sewaktu memasak tadi mas masih merasakan rasa masakan mas." Ucap Kaivan sambil mengecap lidah nya.

"Tidak merasakan gimana maksud mas?' Tanya Danisa pura-pura.

"Yes, berhasil." Gumam bathin Danisa.

"Kenapa lidah ku jadi ngga bisa merasakan apa-apa ya? Padahal tadi sewaktu mencoba masakan aku masih merasakan nya." Gumam bathin Kaivan sambil terus mengecap lidah nya.

Danisa menikmati makanan nya sambil terus melihat ke arah suami nya, hati nya sangat bahagia sekali melihat keadaan Kaivan yang banyak diam itu.

"Kan kalau begini enak, aku ngga pusing mendengar celotehan dia yang ngga ada ujung nya.

Kaivan pun tidak banyak bicara, dia hanya diam dan memikirkan dengan lidah nya.

"Mas, aku sudah selesai makan nya, sekarang aku mau mandi." Ucap Danisa lalu berlalu dari hadapan Kaivan.

Kaivan hanya mengangguk kan kepala nya saja tanpa mengeluarkan satu kalimat pun.

Sambil bersenandung bahagia Danisa masuk ke kamar mandi dan membersihkan tubuh nya.

"Langkah ke dua berhasil ternyata obat itu manjur juga, akhir nya telinga ku bisa istirahat dengan tenang." Gumam Danisa sambil terus membersihkan tubuh nya.

Sementara Danisa sedang bahagia karena Kaivan ngga banyak bicara, berbeda dengan Kaivan yang semenjak lidah nya tidak merasakan apa pun dia jadi banyak diam dan terus memikirkan nya.

"Apa aku salah makan ya tadi, atau aku lagi kena salah satu virus, kalau sampai besok siang lidah ku masih mati rasa, aku akan datang ke dokter untuk meminta obat." Gumam Kaivan sambil membereskan piring kotor lalu mencuci nya.

Selama membersihkan dapur, pikiran Kaivan terus tertuju kepada lidah nya yang seperti nya mati rasa.

Setelah di rasa selesai, Kaivan pun meninggalkan dapur dan masuk ke dalam kamar nya.

Danisa yang sudah selesai dari kamar mandi dan sudah memakai piyama nya, kini dia sedang berbaring di atas tempat tidur sambil memainkan ponsel nya, Danisa mengirim pesan kepada ke tiga teman nya atas keberhasilan obat yang di berikan oleh Soni.

Dengan bibir tersenyum Danisa terus menatap ponsel nya, terdengar suara pintu kamar terbuka membuat Danisa melirik ke arah pintu.

Terlihat suami nya masuk tanpa banyak bicara seperti biasa nya.

Danisa menyimpan ponsel nya lalu menarik selimut dan menutupi tubuh nya.

Kaivan menghampiri Danisa lalu menggoyang-goyang kan tubuh Danisa.

"Apa sih mas, aku mau istirahat jadi jangan mengganggu aku, oke." Ucap Danisa tanpa membuka ke dua mata nya.

Kaivan menyerah dan memilih diam lalu membaringkan tubuh nya di samping Danisa.

Lidah nya yang mati rasa sekarang menjadi kelu, Kaivan merasa gelisah dengan keadaan nya saat ini hingga Kaivan tidak bisa tidur karena terus memikir kan nya.

"Sebenar nya ada apa dengan lidah ku ini, bagaimana kalau selama nya lidah aku seperti ini." Gumam bathin Kaivan.

Semakin malam Kaivan semakin gelisah, dia terus membalikan tubuh nya ke kiri dan ke kanan hingga membuat Danisa merasa terganggu dengan pergerakan dari tubuh Kaivan.

"Mas, bisa diam ngga sih, aku itu harus tidur karena besok aku harus pergi bekerja." Teriak Danisa dengan nada kesal nya.

Kaivan membalikan tubuh Danisa lalu dengan gerakan tangan nya Kaivan menjelaskan kalau lidah nya kelu dan mati rasa sehingga dirinya tidak bisa merasakan apa pun bahkan bicara saja ngga jelas.

"Ya sudah mas tidur saja, mungkin besok lidah mas sudah seperti biasa lagi." Danisa merasa kesal dengan kelakuan suami nya.

"Aku sudah senang dia ngga banyak bicara, tapi sekarang malah tidur ku terganggu, sama saja tidak ada beda nya, sama-sama mengganggu." Gumam bathin Danisa.

Bukan nya tidur, Kaivan malah terus saja berceloteh dengan suara yang tidak jelas di dengar membuat Danisa kesal karena tidak bisa tidur dengan tenang.

"Ya ampun mas, aku tuh besok harus kerja, kalau kamu seperti ini terus kapan aku istirahat nya, kamu enak karena kamu seorang pengangguran sementara aku harus kerja, jadi stop untuk berisik." Ucap Danisa dengan kesal.

Kaivan terdiam setelah mendengar celotehan dari Danisa, tapi hanya beberapa menit saja Kaivan kembali berceloteh mengeluh dengan lidah nya yang mati rasa dan kelu.

Danisa menutup seluruh tubuh nya dengan selimut dan menutupi ke dua telinga nya dengan bantal.

*******

Pagi menjelang, Danisa bangun dengan mata panda nya karena semalam dia ngga bisa tidur.

Kaivan yang sudah bangun terlebih dahulu sudah berada di dapur sedang menyiapkan sarapan untuk Danisa istri nya.

Senyum Kaivan kini terukir lagi karena lidah nya sudah kembali ke semula.

"Untung lidahku kembali ke semula, kalau tidak entah apa yang akan terjadi, aku tidak akan bisa membuat masakan lagi buat istri ku tercinta." Gumam Kaivan sambil terus memasak.

Obat yang di berikan Danisa ternyata hanya mampu untuk enam jam saja, dan setelah enam jam terlewati lidah akan kembali ke semula dengan sendiri nya tanpa harus minum obat tertentu.

Kaivan ini pria yang sangat mencintai dan menyayangi istri nya, sehingga Kaivan akan terus berusaha membuat istri nya bahagia walau pun istri nya suka terlihat kesal dengan nya.

Danisa juga dahulu nya sangat mencintai Kaivan, tapi setelah Kaivan menjadi pengangguran Danisa merasa bosan melihat Kaivan yang selalu ada di rumah di tambah lagi Kaivan suka berceloteh panjang lebar yang membuat kepala Danisa pusing mendengar nya, dan kini Danisa sedang berulah agar Kaivan menceraikan nya.

Dirasa sudah selesai dengan masakan nya, Kaivan pergi ke kamar nya untuk membangunkan sang istri.

Dengan perlahan Kaivan membuka pintu kamar, di lihat Danisa sudah tidak ada di tempat tidur, terdengar suara gemericik air di dalam kamar mandi membuat bibir Kaivan menyunggingkan sebuah senyuman.

"Rupanya kamu sudah bangun sayang." Gumam Kaivan lalu mengambil baju kerja Danisa dari dalam lemari dan menyimpan nya di atas tempat tidur.

Seperti biasa Kaivan menyiapkan semua nya, dari baju kerja, dalaman, tas kerja hingga sepatu untuk pergi ke kantor.

Danisa keluar dari kamar mandi dan melihat Kaivan sedang tersenyum kepada nya.

"Pagi sayang, wajah mu selalu nampak cantik apalagi di pagi hari, ini sudah aku siapkan semua nya dan kamu tinggal memakai nya dan jangan lupa sebelum berangkat kerja kamu harus sarapan dulu, karena sarapan itu penting untuk lambung kita agar lambung kamu selalu sehat, dan satu lagi kamu kalau lagi bawa mobil kamu harus hati-hati, kamu jangan asal belok dan_" Kaivan langsung terdiam di kala ke dua tangan Danisa menutup bibir nya, Danisa merasa kesal karena Kaivan terus saja mengoceh.

Terpopuler

Comments

Rohad™

Rohad™

Parah, Danisa kok bisa berbuat seperti itu?

2023-12-29

0

lihat semua
Episodes
1 Resep Ala Kaivan
2 Ingin Berpisah
3 Jus Wortel
4 Mati Rasa
5 Sembuh
6 Sandiwara
7 Menyerah
8 Meminta Izin
9 Bebas
10 Menawarkan Pekerjaan
11 Permintaan Danisa
12 Kembali mengoceh
13 Mulai Kerja
14 Kerja Sama
15 Ego Yang Tinggi
16 Kepala Keluarga
17 Jatuh Hati
18 Nontom
19 Baad Mood
20 Membuntuti
21 Sandiwara
22 Merasa Bersalah
23 Empat Mata
24 Kaget
25 Menyesal
26 Mencari Kaivan
27 Nasi Goreng Kesukaan
28 Tekad
29 Penyesalan
30 Maria
31 Vanis
32 Hamil
33 Kerja Keras
34 Sesuatu
35 Baju Hamil
36 Perdana
37 Istimewa
38 Tidak Asing
39 Mencari Danisa
40 Terngiang
41 Salah Tingkah
42 Ruang Bersalin
43 Penasaran
44 Melahirkan
45 Tidak Percaya
46 Salah Paham
47 Bingung
48 Sayang
49 Terima Kasih
50 Memaafkan
51 Lupa
52 Vanesha Precilia Putri Kaivan
53 Pulang Dari Rumah Sakit
54 Mencari Di Kala Butuh
55 Sayang
56 Penyambutan
57 Cemburu
58 Cemburu
59 Romantis
60 Ikhlas
61 Di Terima
62 Kangen
63 Mengikhlaskan
64 Romantis
65 Ngga Enak Hati
66 Teguh
67 Dapat Kabar
68 Gemas
69 Kedatangan Dinda Ke Garmen Vanis
70 Kesaksian Norman
71 Makan Berdua
72 Usut Tuntas
73 Mengajak Kerja Sama
74 Menjaga nya
75 Dinda
76 Bingung
77 Dilema
78 Jujur
79 Melupakan Semuanya
80 Menyesal
81 Kita
82 Menemui nya
83 Sesak
84 Pacaran
85 Nyaman
86 Menahan Amarah
87 Membahagiakan Danisa
88 Teman Curhat
89 Mengantarkan Ke Bandara
90 Berharap
91 Izin
92 Selesai Acara
93 Senyum Kaivan
94 Positif
95 Kurang Tidur
96 Makan Soto
97 Kedekatan Vanes dan Dokter Mila
98 Tidak Bisa Berkutik
99 Ekstrim
100 Proyek Besar
101 Bayi Laki-laki
102 Virza
103 Merayu Vanesa
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Resep Ala Kaivan
2
Ingin Berpisah
3
Jus Wortel
4
Mati Rasa
5
Sembuh
6
Sandiwara
7
Menyerah
8
Meminta Izin
9
Bebas
10
Menawarkan Pekerjaan
11
Permintaan Danisa
12
Kembali mengoceh
13
Mulai Kerja
14
Kerja Sama
15
Ego Yang Tinggi
16
Kepala Keluarga
17
Jatuh Hati
18
Nontom
19
Baad Mood
20
Membuntuti
21
Sandiwara
22
Merasa Bersalah
23
Empat Mata
24
Kaget
25
Menyesal
26
Mencari Kaivan
27
Nasi Goreng Kesukaan
28
Tekad
29
Penyesalan
30
Maria
31
Vanis
32
Hamil
33
Kerja Keras
34
Sesuatu
35
Baju Hamil
36
Perdana
37
Istimewa
38
Tidak Asing
39
Mencari Danisa
40
Terngiang
41
Salah Tingkah
42
Ruang Bersalin
43
Penasaran
44
Melahirkan
45
Tidak Percaya
46
Salah Paham
47
Bingung
48
Sayang
49
Terima Kasih
50
Memaafkan
51
Lupa
52
Vanesha Precilia Putri Kaivan
53
Pulang Dari Rumah Sakit
54
Mencari Di Kala Butuh
55
Sayang
56
Penyambutan
57
Cemburu
58
Cemburu
59
Romantis
60
Ikhlas
61
Di Terima
62
Kangen
63
Mengikhlaskan
64
Romantis
65
Ngga Enak Hati
66
Teguh
67
Dapat Kabar
68
Gemas
69
Kedatangan Dinda Ke Garmen Vanis
70
Kesaksian Norman
71
Makan Berdua
72
Usut Tuntas
73
Mengajak Kerja Sama
74
Menjaga nya
75
Dinda
76
Bingung
77
Dilema
78
Jujur
79
Melupakan Semuanya
80
Menyesal
81
Kita
82
Menemui nya
83
Sesak
84
Pacaran
85
Nyaman
86
Menahan Amarah
87
Membahagiakan Danisa
88
Teman Curhat
89
Mengantarkan Ke Bandara
90
Berharap
91
Izin
92
Selesai Acara
93
Senyum Kaivan
94
Positif
95
Kurang Tidur
96
Makan Soto
97
Kedekatan Vanes dan Dokter Mila
98
Tidak Bisa Berkutik
99
Ekstrim
100
Proyek Besar
101
Bayi Laki-laki
102
Virza
103
Merayu Vanesa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!