Dengan langkah terburu-buru dan sedikit berlari Danisa langsung masuk ke ruang meeting dimana di ruangan meeting tersebut sudah berkumpul termasuk atasan nya.
"Maaf saya terlambat." Ucap Danisa dan langsung duduk di kursi nya.
"Baiklah, sekarang sudah kumpul semua, maka kita mulai saja meeting nya." Ucap pak Rajib atasan mereka.
Meeting pun di mulai dan atasan nya mengatakan kalau perusahaan nya sedang ada projek di luar kota, dan atasan nya akan mengirim salah satu dari mereka.
"Perusahaan kita ada projek di kota xxxx, dan saya akan mengirimkan salah satu dari kalian untuk menyelesaikan projek ini." Ucap pak Rajib sambil menatap mereka semua.
Danisa merasa ini kesempatan dirinya untuk bisa jauh dari suami nya, maka dari itu Danisa langsung mengangkat sebelah tangan nya, namun ada rekan kerja nya seorang pria yang ikut mengangkat tangan nya juga hingga membuat mereka berdua pun berebut agar di pilih oleh atasan nya itu.
Semenjak suami nya yang sering ngoceh dan memasak, Danisa memutuskan untuk menjauhi suami nya.
"Saya bersedia pak." Ucap mereka berdua secara bersamaan.
"Saya saja pak." Ucap Danisa dengan penuh harap.
"Saya saja pak." Ucap rekan kerja nya.
Mereka berdua terus berebut ingin pergi ke kota yang di maksud atasan nya karena punya alasan masing-masing.
"Saya mohon pak, biarkan saya yang pergi." Ucap Danisa sambil memohon.
"Tidak pak, biarkan saya saja yang pergi, saya sudah lama tidak bertemu dengan istri saya, dan kebetulan istri saya ada di kota itu." Ucap Rama sambil memohon juga.
Pak Rajib atasan mereka di buat pusing oleh ke dua nya, dan pak Rajib meminta mereka berdua untuk mendiskusikan nya.
"Stop kalian berdebat, baiklah saya beri waktu kalian tiga hari untuk mendiskusikan siapa yang akan berangkat, setelah ada keputusan temui saya." Ucap pak Rajib lalu keluar dari ruang meeting.
Sebagian orang keluar dari ruang meeting mengikuti pak Rajib dan meninggalkan Danisa dan Rama yang masih berdebat serta kedua teman kerja mereka.
"Biarkan saya yang pergi." Ucap Danisa dengan wajah memohon nya.
"Saya juga ingin pergi, saya sudah lama tidak bertemu dengan istri saya dan ini kesempatan untuk saya." Ucap Rama.
"Tapi kan kamu bisa ketemu di akhir tahun nanti, kan perusahaan suka memberikan libur panjang di akhir tahun."
"Tapi itu masih lama, lagian kemarin saya dengar anak saya sampai sakit karena merindukan saya." Ucap Rama mendramatisir keadaan.
"Tapi saya juga menginginkan nya untuk pergi." Ucap Danisa sedikit memaksa.
Mereka berdua terus berdebat hingga membuat ke dua teman mereka saling menatap dan mencoba melerai nya.
"Sudah kalian jangan berdebat, salah satu dari kalian ngalah kenapa." Ucap Soni.
"Iya, kalian berdua ini kenapa sih ngotot sekali ingin pergi, bukan kah enak di sini saja." Ucap Riri teman kerja Danisa.
"Iya sudah lah kalian di sini saja sama kita, lagian di sana ngga enak tahu." Ucap Soni.
Danisa dan Rama hanya melirik ke arah mereka tanpa menjawab semua pertanyaan ke dua nya.
"Kenapa kamu ngotot ingin pergi sedangkan kamu di sini tinggal bersama suami kamu?" Tanya Rama penasaran dengan Danisa yang sangat ngotot ingin pergi.
"Saya hanya bosan dengan suami saya karena dari pagi sampai malam selalu saja ngoceh panjang lebar membuat saya kesal dan pusing mendengar nya hingga saya ingin berpisah dengan nya." Ucap Danisa sambil memasang wajah sedih nya.
Semua orang sudah tahu kalau suami Danisa di phk dan hanya berdiam diri di rumah saja.
"Tapi kamu menikah dengan dia atas dasar cinta kan? Apa kamu tidak menyadari dari dulu kalau suami kamu itu banyak bicara?" Tanya Rama.
"Dulu dia ngga banyak bicara makanya saya menyukai nya, lalu kami memutuskan untuk menikah, dan menjalani rumah tangga seperti biasa nya, tapi setelah dia di phk dia sekarang jadi banyak bicara sampai yang tidak penting pun dia terus ngoceh tiada henti hingga membuat saya bosan dan kesal untuk mendengar nya, setiap saya mau berangkat kerja dan sepulang saya kerja dia terus saja ngoceh membuat saya lama-lama merasa jenuh dan ingin berpisah, dan satu lagi yang membuat saya kesal kepada nya karena dia sekarang hobi masak dan selalu memaksa saya untuk makan sehingga saya gagal dengan program diet yang saya lakukan sekarang."
"Tapi kamu enak dong Nis jadi kamu ngga usah mengerjakan pekerjaan rumah." Ucap Riri.
"Enak ngga enak Ri, memang enak karena sudah mengurangi pekerjaan rumah ku, tapi ngga enak nya dia selalu ngoceh ngga boleh ini ngga boleh begitu, harus begini harus begitu di tambah sekarang dia hobi masak dan aku itu harus selalu dan wajib untuk mencicipi nya, kalau tidak dia akan ngoceh sepanjang hari, makanan itu harus di hargai, kita itu harus menghargai diri kita dan bla bla bla membuat kepala ku pusing." Ucap Danisa panjang lebar.
"Kenapa kamu ngga langsung bilang kalau kamu ingin berpisah dengan nya?" Tanya Soni.
"Aku tidak ada alasan yang kuat untuk langsung meminta berpisah dari nya, dan tadi pagi aku di buat nya pusing kembali, baru juga aku pergi dari rumah dia langsung menghubungi ku harus mengatur spion lah, kalau mau belok harus pakai sen lah, itu semua membuat aku pusing hingga aku mematikan ponsel ku.." Ucap Danisa dengan wajah putus asa nya.
"Kalau begitu kamu harus membuat suami kamu membenci kamu dan akhir nya dia sendiri yang akan menceraikan mu." Ucap Soni.
"Tapi bagaimana caranya?" Tanya Danisa sambil menatap mereka bertiga.
"Kamu lakukan kebiasaan yang tidak di sukai suami kamu misalkan pulang kerja kamu jangan mandi, terus kamu jangan makan masakan nya, pasti dia akan marah, kamu terus saja lakukan sampai suami kamu merasa benar-benar marah dan ingin berpisah dari kamu, bagaimana?" Ucap Soni.
"Benar yang di katakan Soni, aku yakin suami kamu akan merasa capek sendiri dengan sikap kamu yang seperti itu." Ucap Riri.
Danisa terdiam dan mencerna semua ucapan dari Soni hingga membuat bibir nya tersenyum.
"Baiklah, mulai sekarang aku akan membuat dia membenci ku, Terima kasih kalian sudah memberikan ide." Ucap Danisa sambil tersenyum.
"Semoga berhasil, agar aku bisa berangkat dan menemui istri dan anak ku." Ucap Rama dengan penuh harap.
"Aku yakin rencana ini akan berhasil." Ucap Soni penuh keyakinan.
Mereka berempat tersenyum dengan penuh harapan, mereka yakin kalau rencana mereka akan berhasil.
"Ya sudah sekarang kita balik kerja lagi." Ucap Danisa lalu keluar dari ruang meeting da di ikuti mereka bertiga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments