Chapter 3 - Wabah Influenza dan Pneumonia

Musim dingin ini sangat menyebalkan. meskipun kondisinya dingin, aku tetap harus mengikuti pelajaran dari tutorku.

Ayah, Bisakah kamu memberiku tutor wanita yang cantik, mataku sangat sakit melihat pria tua ini!!!!

agar tidak terlihat sangat jenius, aku berpura-pura sering salah menggunakan sihir dan dalam berhitung.

Taktikku adalah berpura-pura bodoh agar tetap menjadi anak yang dimanja.

Ngomong-ngomong, dengan bantuan pijatan dariku, kak Callista sudah bisa mengembangkan potensi sihirnya.

Orang tuaku sangat senang karena bagaimanapun ini menjadi kekhawatiran mereka.

Aku juga tahu kalau kak Callista tidak ingin bersekolah karena merasa minder.

Sekarang sepertinya dia sangat menantikan masa sekolahnya.

Kakakku yang cantik sekolah bukanlah tempat yang menyenangkan.

Baiklah, Mari kembali fokus pada pelajaran pak tua ini.

Sebagai anak raja, kami di tuntut untuk belajar dengan keras dan menguasai banyak hal.

beberapa hari ini aku melihat ayah sangat lesu. Bahkan hanya aku dan kak Callista yang bersantai.

Kak Julio sibuk dengan pelatihan militer karena musim semi kemungkinan kami akan berperang dengan kerajaan tetangga, kerajaan Luzenberg.

Kak Adeline dia sibuk dengan tugas akademinya sebagai relawan.

Musim dingin memang selalu membawa beberapa penyakit yang tidak diinginkan.

Karena khawatir dengan Ayah, aku mencoba bertanya pada ibu.

"Ibu, Kenapa ayah terlihat sangat lesu? "

Mendengar pertanyaanku, ibu menghela nafas berat dan menceritakan itu padaku.

"Beberapa hari ini ada kejadian yang mengkhawatirkan di negara kita. Mereka mengalami demam tinggi mirip seperti gejala flu disertai batuk kering dan kelelahan. mereka juga bahkan kehilangan Nafsu Makan. Banyak dokter sudah menggunakan Heal tapi mereka hanya menurunkan demam sementara tapi setelah itu demamnya meningkat lagi.

Rumah sakit sudah menampung banyak sekali orang. Kakakmu Adeline juga menjadi relawan yang membantu tim disana. beberapa orang bahkan mengatakan ini adalah kemarahan langit pada negara kita.

Aku harap mereka semua baik-baik saja."

Ibu menceritakan itu dengan suasana sedih dan menahan tangisnya.

mendengar ciri-ciri yang diberikan, aku segera paham bahwa ini adalah gejala influenza.

Jika di biarkan, ini akan berkembang menjadi Pneumonia.

Saat aku memikirkan itu, Kepalaku menjadi sakit dan jangungku derdekup kencang. ini terasa seolah-olah gelard ingin segera menemui kakaknya. Ini adalah Rasa khawatir yang kuat.

(Tenanglah gerald, aku sudah berjanji padamu bukan?)

Setelah aku memikirkan itu di dalam hati, tubuh gerald perlahan-lahan menjadi tenang.

"Gerald ada, apa denganmu? "

ibu segera mengguncang tubuhku dan aku segera sadar. saat aku ingin menjawab pertanyaan ibu....

*knock knock !! knock knock*

Terdengar ketukan panik dari luar.

"Nyonya, ini gawat!!! berita darurat"

Salah seorang pelayan tiba-tiba berseru dari luar. Sampai mengabaikan sopan santun, aku yakin ini adalah sesuatu yang genting.

"Ada apa, Melissa? "

Sambil membukakan pintu, ibu segera bertanya.

"Nyonya, Nona Adeline sepertinya tertular wabah di rumah sakit"

"Apa!!! "

Ibu langsung terhuyung saat mendengar berita itu. Kakak Adeline, kakak yang paling baik denganku, sekarang dia juga tertular sakit. Aku semakin yakin bahwa ini adalah virus influenza.

Aku dengan gesit segera menangkap ibu yang akan terjatuh.

"Apakah ayah sudah mengetahui ini? "

"Tuan, Salah seorang pelayan sedang menuju ke ruang yang mulia Raja"

"Bantu aku membawa ibu ke tempat tidur"

"Baik, Tuan"

Saat kami membawa ibu ke tempat tidur, kak Callista berlari ke arah kami.

"Gerald!!! "

"Kakak!!! "

"Apa yang harus kita lakukan?!! Kakak, Kakak, Kita harus menolong kakak"

"Kak Callista, Tenanglah, Mari ke tempat ayah terlebih dahulu"

Suasana dirumah menjadi tegang. tidak ada yang tahu bagaimana kondisi kakak membuat kami semakin panik.

Tenanglah diriku, kamu seorang dokter. Kamu harus berpikir dengan tenang.

Kami segera menuju ke ruangan ayah. saat kami memasuki ruangan,

"Apakah Dokter sudah berusaha melakukan pertolongan pertama? "

"Sudah, Yang mulia Raja. Hanya saja sepertinya nona Adeline menyembunyikan sakitnya dan sekarang dalam keadaan sangat lemah"

"Adeline, Apa yang kamu pikirkan... ? "

mendengar itu, aku segera meminta penjelasan secara rinci.

"Ayah Apa yang terjadi? "

"Gerald, aku tidak memiliki banyak waktu untuk mengobrol. aku harus segera ke rumah sakit"

Ayah sangat panik saat ini.

"Ayah, biarkan aku ikut!!! "

"Aku juga, Ayah!!! "

"Kalian Masih anak-anak, jangan campuri masalah ini"

ini adalah pertama kalinya ayah membentak kami berdua.

Aku bisa mengerti kenapa ayah melakukan itu. Dia jelas sangat khawatir juga dengan kakak.

Karena aku sudah berjanji pada Gerald akan menjaga keluarganya? aku mau tidak mau harus membuang masa santaiku untuk sementara.

"Ayah, Aku tahu cara mengobati wabah ini"

"Apa? jangan bercanda sekarang, Gerald. Nyawa kakakmu terancam saat ini"

Ayah semakin marah padaku.

Ini wajar saja, bisakah kalian mempercayai seorang bocah saat dia berkata dia bisa melakukan sesuatu yang luar biasabiasa?

Ditambah lagi ini adalah wabah. bukan sekedar demam biasa.

Di Duniaku sebelumnya, Wabah yang mirip seperti ini juga menewaskan banyak orang. Tidak tanggung-tanggung lima ratus juta orang meninggal karena wabah ini.

Di dunia modern, ini hanyalah penyakit kecil jadi seharusnya aku bisa mengatasinya.

Tapi bagaimana caraku meyakinkan ayah?

"Ayah aku tidak berbohong. aku baru saja mendapatkan pesan dari langit kalau aku harus mengatasi wabah ini"

"Gerald, kamu adalah anak kesayangan ayah tapi ayah tidak akan segan menghukummu jika kamu berbicara omong kosong lagi"

"Ayah, aku serius. aku siap menerima hukuman apapun jika aku gagal"

ayah melihatku dengan tatapan mengancam. aku membalas tatapannya untuk menunjukkan tekadku.

hanya ini alasan yang paling terpikirkan olehku.

Ayah lalu memejamkan matanya dan berbicara,

"Baiklah, aku akan mempercayaimu kali ini tapi jika kamu hanya berbohong, ayah hanya bisa menghukummu dengan berat"

"Aku mengerti, Ayah!!! "

"Callista, jagalah ibumu"

"Tapi, ayah... "

"itu saja! ayo pergi, Gerald"

"Baik, ayah.... Kakak, percayalah padaku!!! "

Dengan itu, kami segera pergi menuju Rumah sakit. untungnya rumah sakit ibu kota tidak terlalu jauh sehingga kami hanya perlu menempuh perjalanan selama sejam dengan kuda.

Wabah ini juga berlangsung di beberapa wilayah sehingga jika aku memberikan contoh bagaimana penanganannya, seharusnya kami bisa mengatasi wabah ini.

kami akhirnya tiba di rumah sakit. suasana dari luar saja sudah terlihat sangat suram.

Sebelum ayah masuk, aku memintanya menutup hidung dan mulutnya dengan selembar kain agar lebih aman.

kami masuk ke dalam dan melihat kondisi rumah sakit, ini benar-benar seperti tempat pengungsian.

Ayah segera bertemu dengan dokter kepala dan meminta penjelasan darinya.

"Bagaimana kondisi putriku dan rakyatku? "

"Yang mulia, aku minta maaf karena tidak berdaya menghadapi situasi ini... kami sudah berusaha kerasa tapi.... "

melihat jawabannya, ayah menjadi semakin pucat.

Tidak membiarkan hal itu, aku segera berbicara.

"Tuan kepala rumah sakit, aku punya cara menolong orang-orang disini"

------ ------- -------

Terpopuler

Comments

Mr. Smile

Mr. Smile

next

2024-01-17

0

Buana Lukman

Buana Lukman

bagus

2023-10-06

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Hidup Yang Di Impikan
2 Chapter 2 - Mengumpulkan Informasi
3 Chapter 3 - Wabah Influenza dan Pneumonia
4 Chapter 4 - Pertarungan Melawan Influenza dan Pneumonia
5 Chapter 5 - Musim Semi Tiba
6 Chapter 6 - Kabar Buruk
7 Chapter 7 - Memulai Persiapan
8 Chapter 8 - Mengobati Kolera
9 Chapter 9 - Membuat Cookies
10 Chapter 10 - Mempelajari Heal
11 Chapter 11 - Membantu Mira
12 Chapter 12 - Latihan
13 Chapter 13 - Kak Callista Pulang dan membuat Ice Cream
14 Chapter 14 - Operasi Gerd
15 Chapter 15 - Kekhawatiran Ibu
16 Chapter 16 - Panggilan Akademi
17 Chapter 17 - Chief Ilmu Kedokteran dan Pengobatan
18 Chapter 18 - Mengajari Ilmu Kedokteran
19 Chapter 19 - Rencana Membuka Klinik Kecantikan
20 Chapter 20 - Menyiapkan Produk Klinik Kecantikan
21 Chapter 21 - Demi Human
22 Chapter 22 - Masalah Di Hutan Nordik
23 Chapter 23 - Kembali Ke Mansion
24 Chapter 24 - Kedatangan Dwarf dan Mikroskop
25 Chapter 25 - Menggunakan Mikroskop
26 Chapter 26 - Sihir Spirit
27 Chapter 27 -Kak Adeline Menjadi Terkenal
28 Chapter 28 - Portal Selesai
29 Chapter 29 - Kedatangan Raja Amberle
30 Chapter 30 - Julio VS Nathan
31 Chapter 31 - Makan Bersama
32 Chapter 32 - Hutan Nordik
33 Chapter 33 - Melakukan Pencegahan Penyakit dan Sihir Spirit
34 Chapter 34 - Berkontrak Dengan Ratu Spirit
35 Chapter 35 - Menolong Bibi Diana
36 Chapter 36 - Waktu Santai
37 Chapter 37 - Bibi Telah Sadar
38 Chapter 38 - Danau Dekat Ibu Kota
39 Chapter 39 - Autopsi
40 Chapter 40 - Keputusan
41 Chapter 41- Membuat Hidangan Pernikahan
42 Chapter 42 - Mengecek Penyakit
43 Chapter 43 - Kondisi Paman Xu Han
44 Chapter 44 - Acara Pernikahan Dan Deklarasi Part. 1
45 Chapter 45 - Acara Pernikahan Dan Deklarasi Part. 2
46 Chapter 46 - Mengobati Paman Xu Han
47 Chapter 47 - Berita Yang Mengejutkan
48 Chapter 48 - Persiapan Berburu
49 Chapter 49 - Menemukan Markas Monster
50 Chapter 50 - Bukankah Ini Dungeon?
51 Chapter 51 - Menelusuri Dungeon
52 Chapter 52 - Dungeon Master
53 Chapter 53 - Beatifikasi "Berserker"
54 Chapter 54 - Mengambil Alih Dungeon Dan Membuat Dungeon Baru
55 Chapter 55 - Monster
56 Chapter 56 - Dungeon Dan Dungeon Master
57 Chapter 57 - Membuat Guild Petualang
58 Chapter 58 - Keadaan sehari-hari
59 Chapter 59 - Wisuda
60 Chapter 60 - Membantu Kak Adeline Membuka Klinik Kecantikan Part. 1
61 Chapter 61 - Membantu Kak Adeline Membuka Klinik Kecantikan Part. 2
62 Chapter 62 - Membantu Kak Adeline Membuka Klinik Kecantikan Part. 3
63 Chapter 63 - Menerima Pegawai Guild Petualang
64 Chapter 64 - Membuat Bubuk Mesiu
65 Chapter 65 - Semua Orang Terkejut
66 Chapter 66 - Menuju Akademi Kerajaan Erland
67 Chapter 67 - Insiden Sebelum Memasuki Akademi
68 Chapter 68 - Menuju Tempat Tes
69 Chapter 69 - Hasil Ujian Part. 1
70 Chapter 70 - Hasil Ujian Part. 2
71 Chapter 71 - Hasil Ujian Part. 3
72 Chapter 72 - Memasuki Asrama
73 Chapter 73 - Hari Pertama Sekolah Part. 1
74 Chapter 74 - Hari Pertama Sekolah Part. 2
75 Chapter 75 - Insiden Waktu Istirahat
76 Chapter 76 - Retorika Yang Gagal
77 Chapter 77 - Argumen
78 Chapter 78 - Persiapan Perang Part. 1
79 Chapter 79 - Persiapan Perang Part. 2
80 Chapter 80 - Persiapan Perang Part. 3
81 Pengumuman Libur
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Chapter 1 - Hidup Yang Di Impikan
2
Chapter 2 - Mengumpulkan Informasi
3
Chapter 3 - Wabah Influenza dan Pneumonia
4
Chapter 4 - Pertarungan Melawan Influenza dan Pneumonia
5
Chapter 5 - Musim Semi Tiba
6
Chapter 6 - Kabar Buruk
7
Chapter 7 - Memulai Persiapan
8
Chapter 8 - Mengobati Kolera
9
Chapter 9 - Membuat Cookies
10
Chapter 10 - Mempelajari Heal
11
Chapter 11 - Membantu Mira
12
Chapter 12 - Latihan
13
Chapter 13 - Kak Callista Pulang dan membuat Ice Cream
14
Chapter 14 - Operasi Gerd
15
Chapter 15 - Kekhawatiran Ibu
16
Chapter 16 - Panggilan Akademi
17
Chapter 17 - Chief Ilmu Kedokteran dan Pengobatan
18
Chapter 18 - Mengajari Ilmu Kedokteran
19
Chapter 19 - Rencana Membuka Klinik Kecantikan
20
Chapter 20 - Menyiapkan Produk Klinik Kecantikan
21
Chapter 21 - Demi Human
22
Chapter 22 - Masalah Di Hutan Nordik
23
Chapter 23 - Kembali Ke Mansion
24
Chapter 24 - Kedatangan Dwarf dan Mikroskop
25
Chapter 25 - Menggunakan Mikroskop
26
Chapter 26 - Sihir Spirit
27
Chapter 27 -Kak Adeline Menjadi Terkenal
28
Chapter 28 - Portal Selesai
29
Chapter 29 - Kedatangan Raja Amberle
30
Chapter 30 - Julio VS Nathan
31
Chapter 31 - Makan Bersama
32
Chapter 32 - Hutan Nordik
33
Chapter 33 - Melakukan Pencegahan Penyakit dan Sihir Spirit
34
Chapter 34 - Berkontrak Dengan Ratu Spirit
35
Chapter 35 - Menolong Bibi Diana
36
Chapter 36 - Waktu Santai
37
Chapter 37 - Bibi Telah Sadar
38
Chapter 38 - Danau Dekat Ibu Kota
39
Chapter 39 - Autopsi
40
Chapter 40 - Keputusan
41
Chapter 41- Membuat Hidangan Pernikahan
42
Chapter 42 - Mengecek Penyakit
43
Chapter 43 - Kondisi Paman Xu Han
44
Chapter 44 - Acara Pernikahan Dan Deklarasi Part. 1
45
Chapter 45 - Acara Pernikahan Dan Deklarasi Part. 2
46
Chapter 46 - Mengobati Paman Xu Han
47
Chapter 47 - Berita Yang Mengejutkan
48
Chapter 48 - Persiapan Berburu
49
Chapter 49 - Menemukan Markas Monster
50
Chapter 50 - Bukankah Ini Dungeon?
51
Chapter 51 - Menelusuri Dungeon
52
Chapter 52 - Dungeon Master
53
Chapter 53 - Beatifikasi "Berserker"
54
Chapter 54 - Mengambil Alih Dungeon Dan Membuat Dungeon Baru
55
Chapter 55 - Monster
56
Chapter 56 - Dungeon Dan Dungeon Master
57
Chapter 57 - Membuat Guild Petualang
58
Chapter 58 - Keadaan sehari-hari
59
Chapter 59 - Wisuda
60
Chapter 60 - Membantu Kak Adeline Membuka Klinik Kecantikan Part. 1
61
Chapter 61 - Membantu Kak Adeline Membuka Klinik Kecantikan Part. 2
62
Chapter 62 - Membantu Kak Adeline Membuka Klinik Kecantikan Part. 3
63
Chapter 63 - Menerima Pegawai Guild Petualang
64
Chapter 64 - Membuat Bubuk Mesiu
65
Chapter 65 - Semua Orang Terkejut
66
Chapter 66 - Menuju Akademi Kerajaan Erland
67
Chapter 67 - Insiden Sebelum Memasuki Akademi
68
Chapter 68 - Menuju Tempat Tes
69
Chapter 69 - Hasil Ujian Part. 1
70
Chapter 70 - Hasil Ujian Part. 2
71
Chapter 71 - Hasil Ujian Part. 3
72
Chapter 72 - Memasuki Asrama
73
Chapter 73 - Hari Pertama Sekolah Part. 1
74
Chapter 74 - Hari Pertama Sekolah Part. 2
75
Chapter 75 - Insiden Waktu Istirahat
76
Chapter 76 - Retorika Yang Gagal
77
Chapter 77 - Argumen
78
Chapter 78 - Persiapan Perang Part. 1
79
Chapter 79 - Persiapan Perang Part. 2
80
Chapter 80 - Persiapan Perang Part. 3
81
Pengumuman Libur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!