Musim dingin ini sangat menyebalkan. meskipun kondisinya dingin, aku tetap harus mengikuti pelajaran dari tutorku.
Ayah, Bisakah kamu memberiku tutor wanita yang cantik, mataku sangat sakit melihat pria tua ini!!!!
agar tidak terlihat sangat jenius, aku berpura-pura sering salah menggunakan sihir dan dalam berhitung.
Taktikku adalah berpura-pura bodoh agar tetap menjadi anak yang dimanja.
Ngomong-ngomong, dengan bantuan pijatan dariku, kak Callista sudah bisa mengembangkan potensi sihirnya.
Orang tuaku sangat senang karena bagaimanapun ini menjadi kekhawatiran mereka.
Aku juga tahu kalau kak Callista tidak ingin bersekolah karena merasa minder.
Sekarang sepertinya dia sangat menantikan masa sekolahnya.
Kakakku yang cantik sekolah bukanlah tempat yang menyenangkan.
Baiklah, Mari kembali fokus pada pelajaran pak tua ini.
Sebagai anak raja, kami di tuntut untuk belajar dengan keras dan menguasai banyak hal.
beberapa hari ini aku melihat ayah sangat lesu. Bahkan hanya aku dan kak Callista yang bersantai.
Kak Julio sibuk dengan pelatihan militer karena musim semi kemungkinan kami akan berperang dengan kerajaan tetangga, kerajaan Luzenberg.
Kak Adeline dia sibuk dengan tugas akademinya sebagai relawan.
Musim dingin memang selalu membawa beberapa penyakit yang tidak diinginkan.
Karena khawatir dengan Ayah, aku mencoba bertanya pada ibu.
"Ibu, Kenapa ayah terlihat sangat lesu? "
Mendengar pertanyaanku, ibu menghela nafas berat dan menceritakan itu padaku.
"Beberapa hari ini ada kejadian yang mengkhawatirkan di negara kita. Mereka mengalami demam tinggi mirip seperti gejala flu disertai batuk kering dan kelelahan. mereka juga bahkan kehilangan Nafsu Makan. Banyak dokter sudah menggunakan Heal tapi mereka hanya menurunkan demam sementara tapi setelah itu demamnya meningkat lagi.
Rumah sakit sudah menampung banyak sekali orang. Kakakmu Adeline juga menjadi relawan yang membantu tim disana. beberapa orang bahkan mengatakan ini adalah kemarahan langit pada negara kita.
Aku harap mereka semua baik-baik saja."
Ibu menceritakan itu dengan suasana sedih dan menahan tangisnya.
mendengar ciri-ciri yang diberikan, aku segera paham bahwa ini adalah gejala influenza.
Jika di biarkan, ini akan berkembang menjadi Pneumonia.
Saat aku memikirkan itu, Kepalaku menjadi sakit dan jangungku derdekup kencang. ini terasa seolah-olah gelard ingin segera menemui kakaknya. Ini adalah Rasa khawatir yang kuat.
(Tenanglah gerald, aku sudah berjanji padamu bukan?)
Setelah aku memikirkan itu di dalam hati, tubuh gerald perlahan-lahan menjadi tenang.
"Gerald ada, apa denganmu? "
ibu segera mengguncang tubuhku dan aku segera sadar. saat aku ingin menjawab pertanyaan ibu....
*knock knock !! knock knock*
Terdengar ketukan panik dari luar.
"Nyonya, ini gawat!!! berita darurat"
Salah seorang pelayan tiba-tiba berseru dari luar. Sampai mengabaikan sopan santun, aku yakin ini adalah sesuatu yang genting.
"Ada apa, Melissa? "
Sambil membukakan pintu, ibu segera bertanya.
"Nyonya, Nona Adeline sepertinya tertular wabah di rumah sakit"
"Apa!!! "
Ibu langsung terhuyung saat mendengar berita itu. Kakak Adeline, kakak yang paling baik denganku, sekarang dia juga tertular sakit. Aku semakin yakin bahwa ini adalah virus influenza.
Aku dengan gesit segera menangkap ibu yang akan terjatuh.
"Apakah ayah sudah mengetahui ini? "
"Tuan, Salah seorang pelayan sedang menuju ke ruang yang mulia Raja"
"Bantu aku membawa ibu ke tempat tidur"
"Baik, Tuan"
Saat kami membawa ibu ke tempat tidur, kak Callista berlari ke arah kami.
"Gerald!!! "
"Kakak!!! "
"Apa yang harus kita lakukan?!! Kakak, Kakak, Kita harus menolong kakak"
"Kak Callista, Tenanglah, Mari ke tempat ayah terlebih dahulu"
Suasana dirumah menjadi tegang. tidak ada yang tahu bagaimana kondisi kakak membuat kami semakin panik.
Tenanglah diriku, kamu seorang dokter. Kamu harus berpikir dengan tenang.
Kami segera menuju ke ruangan ayah. saat kami memasuki ruangan,
"Apakah Dokter sudah berusaha melakukan pertolongan pertama? "
"Sudah, Yang mulia Raja. Hanya saja sepertinya nona Adeline menyembunyikan sakitnya dan sekarang dalam keadaan sangat lemah"
"Adeline, Apa yang kamu pikirkan... ? "
mendengar itu, aku segera meminta penjelasan secara rinci.
"Ayah Apa yang terjadi? "
"Gerald, aku tidak memiliki banyak waktu untuk mengobrol. aku harus segera ke rumah sakit"
Ayah sangat panik saat ini.
"Ayah, biarkan aku ikut!!! "
"Aku juga, Ayah!!! "
"Kalian Masih anak-anak, jangan campuri masalah ini"
ini adalah pertama kalinya ayah membentak kami berdua.
Aku bisa mengerti kenapa ayah melakukan itu. Dia jelas sangat khawatir juga dengan kakak.
Karena aku sudah berjanji pada Gerald akan menjaga keluarganya? aku mau tidak mau harus membuang masa santaiku untuk sementara.
"Ayah, Aku tahu cara mengobati wabah ini"
"Apa? jangan bercanda sekarang, Gerald. Nyawa kakakmu terancam saat ini"
Ayah semakin marah padaku.
Ini wajar saja, bisakah kalian mempercayai seorang bocah saat dia berkata dia bisa melakukan sesuatu yang luar biasabiasa?
Ditambah lagi ini adalah wabah. bukan sekedar demam biasa.
Di Duniaku sebelumnya, Wabah yang mirip seperti ini juga menewaskan banyak orang. Tidak tanggung-tanggung lima ratus juta orang meninggal karena wabah ini.
Di dunia modern, ini hanyalah penyakit kecil jadi seharusnya aku bisa mengatasinya.
Tapi bagaimana caraku meyakinkan ayah?
"Ayah aku tidak berbohong. aku baru saja mendapatkan pesan dari langit kalau aku harus mengatasi wabah ini"
"Gerald, kamu adalah anak kesayangan ayah tapi ayah tidak akan segan menghukummu jika kamu berbicara omong kosong lagi"
"Ayah, aku serius. aku siap menerima hukuman apapun jika aku gagal"
ayah melihatku dengan tatapan mengancam. aku membalas tatapannya untuk menunjukkan tekadku.
hanya ini alasan yang paling terpikirkan olehku.
Ayah lalu memejamkan matanya dan berbicara,
"Baiklah, aku akan mempercayaimu kali ini tapi jika kamu hanya berbohong, ayah hanya bisa menghukummu dengan berat"
"Aku mengerti, Ayah!!! "
"Callista, jagalah ibumu"
"Tapi, ayah... "
"itu saja! ayo pergi, Gerald"
"Baik, ayah.... Kakak, percayalah padaku!!! "
Dengan itu, kami segera pergi menuju Rumah sakit. untungnya rumah sakit ibu kota tidak terlalu jauh sehingga kami hanya perlu menempuh perjalanan selama sejam dengan kuda.
Wabah ini juga berlangsung di beberapa wilayah sehingga jika aku memberikan contoh bagaimana penanganannya, seharusnya kami bisa mengatasi wabah ini.
kami akhirnya tiba di rumah sakit. suasana dari luar saja sudah terlihat sangat suram.
Sebelum ayah masuk, aku memintanya menutup hidung dan mulutnya dengan selembar kain agar lebih aman.
kami masuk ke dalam dan melihat kondisi rumah sakit, ini benar-benar seperti tempat pengungsian.
Ayah segera bertemu dengan dokter kepala dan meminta penjelasan darinya.
"Bagaimana kondisi putriku dan rakyatku? "
"Yang mulia, aku minta maaf karena tidak berdaya menghadapi situasi ini... kami sudah berusaha kerasa tapi.... "
melihat jawabannya, ayah menjadi semakin pucat.
Tidak membiarkan hal itu, aku segera berbicara.
"Tuan kepala rumah sakit, aku punya cara menolong orang-orang disini"
------ ------- -------
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Mr. Smile
next
2024-01-17
0
Buana Lukman
bagus
2023-10-06
0