...🌹🌹🌹🌟🌟🌟🌹🌹🌹...
Rumah Danish Okta Batara.
Angka pada jam elektronik yang tertempel di tembok tepat diatas sandaran ranjang Danish menunjukkan angka 01:30 pagi.
Danish yang tadinya tidur lelap, tiba tiba merasakan panas dingin tak tertahankan di tubuhnya. Keringat dingin terlihat di dahinya dan juga lehernya. Tangannya mulai menggenggam erat sprei dan kakinya tampak menegang.
Dia mengalami mimpi buruk yang selama lima tahun terakhir tidak lagi pernah mendatanginya. Tapi, malam ini mimpi itu kembali menyapanya.
Ya, dalam mimpinya, Danish sedang buang air kecil di toilet umum. Saat itu tiba tiba seorang pria kemayu melecehkannya. Danish yang terkejut pun langsung memukul kuat pria itu dengan tongkat golf tepat di kepalanya. Lalu dalam mimpi itu, Danish malah melihat ada dua orang yang tewas di hadapannya sementara dirinya memegang tongkat golf yang meneteskan darah segar di ujungnya.
Napas Danish semakin cepat tak beraturan. Dia ingin membuka matanya dan keluar dari mimpi buruk itu tapi tidak bisa. Bahkan dalam mimpi itu Danish melihat dua mata bening gadis kecil yang bersembunyi di dalam peti.
"Tidak.. jangan.." Teriak Danish.
Dia melihat ada beberapa pria yang hendak mendekati peti itu dan dengan cepat Danish menarik tangan pria pria itu agar menjauh dari peti itu.
"Jangan sakiti dia.." Teriak Danish sangat lantang dan saat itu juga dia membuka matanya.
Danish terbangun dari tidurnya. Dia menarik napasnya seakan dia kehabisan oksigen.
Huh...
Teriaknya tertahan. Danish memegangi dadanya yang terasa sangat sesak. Napasnya tak beraturan wajahnya tampak sangat pucat serta dipenuhi keringat dingin.
"Mas Danish!"
Suara Gama terdengar di luar kamarnya. Ya Gama memang tinggal bersama di rumah Danish dan tadi dia mendengar teriakan Danish makanya dia langsung berlari menuju kamar Danish.
"Mas Danish bermimpi lagi?" Tanya Gama khawatir di luar kamar. Dia tidak bisa masuk, karena Danish mengunci pintu kamarnya.
Danish semakin merasakan sesak didadanya yang sangat menyiksanya. Hingga dia bahkan sampai memukulkan tangannya ke tembok dengan begitu kerasnya. Dia seperti meluapkan emosi dan rasa kesalnya setelah mengalami mimpi buruk itu.
"Mas Danish, buka pintunya. Jangan melampiaskan emosi mas Danish seperti ini.." sahut Gama dari luar kamar saat mendengar suara pukulan Danish ke tembok dinding kamarnya.
Lama tidak ada jawaban, hanya terdengar suara teriakan tertahan dari Danish dan juga suara bantingan benda benda yang berakhir berserakan dilantai.
"Mas Danish.." panggil Gama lagi yang semakin mengkhawatirkan keadaan Danish di dalam kamarnya.
Lima tahun terakhir Danish sudah tidak mengalami mimpi buruk seperti malam ini. Sejak lima belas tahun lalu, sepuluh tahun awal karirnya Danish selalu mengalami mimpi buruk yang sama setiap malamnya. Hal itu membuatnya tidak bisa tidur saat malam hari lebih dari dua jam saja.
Gama satu satunya orang yang tahu tentang mimpi yang dialami Danish. Dan biasanya saat bermimpi, Gama akan langsung membangunkan Danish. Tapi, karena Danish mengaku mulai tidak bermimpi lagi dan dia bisa tidur nyenyak setiap malamnya, maka Danish pun sudah bisa menghabiskan waktu libur di rumahnya sendiri dan tidur nyenyak di kamarnya.
Menjadi bintang papan atas memang sangat membuat Danish sibuk dan hanya tidur paling banyak selama empat jam saja sehari semalam. Karena itu jugalah mungkin yang membuatnya lima tahun terakhir tidak lagi memimpikan mimpi buruknya itu, karena dia juga memilih tidur disiang hari saat tidak ada syuting.
Tapi, karena berita miring tentang dirinya sejak kemarin sedang hangat hangatnya dibicarakan, membuat produser memberikan Danish waktu untuk menenangkan diri selama beberapa hari sampai berita itu sedikit tenggelam. Nah waktu liburan itu akhirnya Danish habiskan di rumah dengan hanya bermalas malasan dan tidur yang cukup. Alhasil, dia kembali disapa oleh mimpi menakutkan itu lagi malam ini.
Mimpi itu bukan hanya sekedar mimpi tak berarti. Tapi, mimpi itu adalah kisah nyata di awal karirnya. Dan ya, Danish bisa berdiri diatas popularitasnya saat ini tentu saja dengan tetesan darah dari beberapa orang yang tak memiliki keterkaitan sama sekali dengannya.
Ceklek…
Danish akhirnya membuka pintu kamarnya. Dia berdiri di sana dengan tatapan kosong.
"Mas Danish.."
"Aku haus." sahut Danish yang mulai melangkah menuruni anak tangga untuk menuju dapur.
Gama mengekor dibelakangnya tanpa berani mengatakan apapun.
Saat tiba di dapur, Danish langsung membuka kulkas. Mengambil satu botol air mineral dan langsung direguknya dari botol itu tanpa menuangkan terlebih dahulu kedalam gelas seperti biasanya.
"Mimpi itu datang lagi.." gumamnya. Dia duduk di kursi meja makan yang juga disusul oleh Gama.
"Butuh obat penenang?" Tanya Gama kemudian. Karena memang dulu saat Danish mimpi, dia akan mereguk satu butir pil penenang.
"Tidak. Aku rasa pil itu tidak akan berfungsi lagi kali ini."
"Kenapa?"
"Entahlah. Aku hanya merasa mimpi kali ini adalah pertanda buruk untuk karirku, seperti yang kini sedang terjadi." tuturnya sedikit putus asa dan tampak pasrah.
"Tuan Roy pasti akan melakukan sesuatu untuk menenggelamkan berita buruk itu. Mas Danish tidak perlu khawatir." sahut Gama yakin.
"Aku tahu. Papa bahkan bisa menghilangkan nyawa orang orang yang menyebarkan berita rendahan itu. Tapi, Aku tidak akan membiarkan kejadian lima belas tahun lalu kembali terulang."
"Lalu, apa yang mas Danish rencanakan?"
"Menerima pernikahan dengan gadis itu. Aku akan segera mengumumkan pernikahanku dengan gadis itu. Hanya dengan begitu berita rendahan itu akan menghilang dan papa berhenti dari rencananya menyingkirkan orang lain untuk membuatku tetap berada di popularitas paling tinggi."
"Jadi, mas Danish benar benar serius akan menikahi gadis itu?" Tanya Gama sedikit meninggikan suaranya. Dia pikir tadinya Danish hanya sekedar merespon saran Roy untuk menikahkannya dengan gadis lusuh itu.
"Hanya dengan cara itu semuanya akan baik baik saja." sahutnya.
"Tapi, pernikahan bukan sesuatu yang bisa dipermainkan, mas Danish. Jadi, bagaimana bisa mas Danish menjalani rumah tangga dengan gadis asing itu. Bagaimana kalau nanti gadis itu malah memperburuk keadaan." celoteh Gama mulai memikirkan hal hal yang mungkin terjadi di masa depan.
"Aku tidak tahu, Gama. Untuk saat ini, aku hanya bisa memikirkan cara itu. Aku akan menikahi gadis itu dan hidup dengannya selama yang aku bisa. Jika pada akhirnya aku sama sekali tidak bisa menerima gadis itu, maka saat itu juga aku akan menceraikannya." tutur Danish menjelaskan apa yang direncanakannya untuk kedepannya.
Huh…
Gama hanya bisa menghela napas mendengar penjelasan Danish. Ada rasa kasihan pada gadis bernama Ratu Amara itu yang dinikahi hanya untuk menjadi tameng dan dijual oleh ayah angkatnya sebagai penebus hutang. Sungguh gadis yang bermasib malang.
💕
...Jangan lupa bersyukur hari ini....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
RossyNara
mungkin Amara salah paham sama Danish
2024-06-08
1
anita
yg bunuh org lain,bukan danis
2024-01-21
0
Yani
Tuan Roy mafia
2023-10-21
1