...🌹🌹🌹🌟🌟🌟🌹🌹🌹...
Rumah megah nan mewah.
Kediaman Roy Batara, pemilik salah satu agensi entartaiment yang telah melahirkan banyak artis ternama termasuk putranya Danish Okta Batara.
Kini dia sedang berada di salah satu ruangan bawah tanah rahasia dirumahnya. Roy Batara sedang mengintrogasi seorang laki laki separuh baya dalam keadaan kaki dan tangan terikat di kursi kayu.
"Tolong jangan bunuh saya tuan, beri saya kesempatan lagi. Saya janji akan membayar semua hutang hutang saya…"
Suara serak pria paruh baya itu menggema di ruangan rahasia bawah tanah kediaman Roy Batara.
Plaakkk..
Satu tamparan kuat menyentuh wajah pria paruh baya itu sekali lagi hingga bibirnya mengeluarkan darah segar.
"Kau berani meminjam uang milyaran untuk menjadikan putrimu artis, tapi putrimu menolak masuk keperusahaan saya. Lalu kau tidak bisa membayar hutangmu kembali. Dan putrimu pun juga tidak menjadi artis sungguhan. Kau berani membohongi saya.. cuih.." Roy meludahi wajah pria paruh baya yang sudah tak berbentuk itu.
"Kalian seret putrinya ke hadapan saya. Akan saya jual putrinya itu pada induk ayam sebelum menjadikannya artis.." Titahnya pada anak buahnya.
"Tidak tuan.. saya mohon jangan lakukan apapun pada putri saya tuan.." Pekik histeris pria paruh baya itu. "Tuan.. saya mohon jangan sentuh putri saya.." Teriaknya sekeras yang dia bisa, sebab Roy sudah jauh melangkah di depan sana.
"Saya akan memberikan putri saya yang lain.. tapi tolong jangan sentuh Naumi-ku tuan.." Jeritnya histeris sambil menangis berharap Roy akan mendengarkannya.
Sayangnya Roy tidak perduli. Dia pun sudah keluar dari ruangan rahasianya itu. Kini dia sudah duduk di kursi kebesarannya di ruang kerjanya yang cukup luas.
"Tuan, ada berita lagi hari ini." Ujar seorang wanita cantik berusia sekitar empat puluh tahunan dengan penampilannya yang rapi.
"Berita apa lagi?"
"Mohon maaf sebelumnya tuan. Berita ini adalah milik tuan muda Danish. Ini trending topik nomor satu hari ini." wanita itu memperlihatkan layar tabletnya pada Roy.
#Danish g**
"Siapa yang membuat berita seperti ini?" Teriak Roy setelah melihat tagar berita tak berdasar itu.
"Awalnya artikel ini di tulis oleh salah satu media berita tak bernama, tuan. Tapi tiba tiba ini menjadi tranding setelah seseorang mengunggah pengakuan bahwa dia pernah dibayar oleh tuan muda untuk menemaninya.."
"Bodoh! Cepat hilangkan berita berita itu. Dan tuntut orang yang memberi pengakuan palsu itu, segera." Teriaknya murka.
"Baik tuan."
Kemudian Roy langsung pergi meninggalkan ruangannya. Dia melangkah menuju ruang rahasia kembali untuk menemui pria paruh baya tadi.
"Dimana putrimu yang akan kau berikan pada saya?" Roy menarik paksa dagu pria itu.
"Dia ada di rumah saya, tuan. Dia putri angkat saya, Ratu Amara." Ujarnya dalam keadaan setengah sadar.
"Kalian dengar itu. Pergi cari gadis itu. Bawa segera kehadapanku!" Titahnya.
"Baik tuan."
Beberapa anak buahnya mulai bergerak untuk mencari gadis yang dimaksud.
"Sekalian bawa pria tidak berguna ini. Kembalikan dia pada keluarganya."
"Baik tuan."
Pria paruh baya itu juga dibawa oleh anak buahnya untuk dikembalikan ke keluarganya karena tuan mereka sudah mendapatkan apa yang dia inginkan dari pria itu.
*
*
Ratu Amara sedang melipat pakaian di ruang tengah sambil menonton tv bersama ibu angkatnya dan juga adiknya putri tunggal pria paruh baya yang terlilit hutang pada Roy Batara.
"Kak pinjam uang dong." Naumi gadis cantik dengan wajah yang sudah begitu banyak dia rombak itu kini meminta uang pada kakak angkatnya.
"Untuk apa lagi kali ini.. bagian mana lagi yang mau kamu ubah Naumi?" Sahut Marni, ibu dari gadis bernama Naumi itu.
"Bukan untuk itu, bu. Tapi besok aku akan ikut casting lagi. Nah produsernya minta aku untuk bayar uang muka lebih dulu." tuturnya dengan polos tak sadar dia ditipu orang.
"Itu penipuan dek. Mana ada ikut casting harus bayar dimuka." Amara menjelaskan pada adik angkatnya itu bahwa dia telah ditipu.
"Suara mobil siapa itu.. kok banyak sekali mobil berhenti di depan rumah kita!" Seru Marni bingung dan juga merasa khawatir. Karena tiba tiba banyak mobil di depan rumahnya. Segera saja dia mengintip dibaik jendela.
"Nak, ayah kalian!" Teriaknya sambil membuka pintu.
Ratu dan Naumi langsung berlari ke depan untuk menyusul ibu mereka.
"Mas, ya ampun.. apa yang terjadi." Marni memeluk erat tubuh rapuh suaminya yang wajahnya penuh dengan luka.
"Ayah…" Naumi dan Ratu pun berlari menghampiri ayah mereka.
"Cepat katakan, putrimu yang mana yang harus kami bawa!" Teriak salah seorang pria berbadan tegap itu.
"Mas, apa yang dia katakan? Kenapa dengan purti putri kita?" Tanya Marni bingung. Dia juga menggengan tangan kedua putrinya.
"Maafkan aku, Marni. Salah satu putri kita harus ikut mereka untuk menggantikan aku." Sahut Paijo terbata bata.
Mendengar penuturan ayahnya, Naumi langsung kabur berlari masuk ke dalam rumah. Sementara Amara masih tetap diam menatap iba wajah mengenaskan ayahnya.
"Amara, kamu harus ikut mereka, nak. Tolong bantu ayah. Ini demi kebaikan kita semua anggap saja ini pengorbanan-mu karena telah ayah rawat hingga kau sebesar sekarang." Paijo menatap wajah Amara yang memang sepertinya sudah mengira ayahnya akan menyerahkan dirinya pada orang orang itu.
"Tidak." Bantah Marni. Dia memeluk erat tubuh Amara. "Jangan bawa putriku." Bentak Marni pada dua pria yang mencoba mendekati Amara.
"Tidak apa bu. Aku akan baik baik saja. Terimakasih sudah menyayangi aku seperti putri kandung ibu sendiri. Terimakasih ayah." Itulah yang diucapkan Amara pada kedua orangtua angkatnya itu.
"Marni, lepaskan Amara. Dia harus menggantikan aku untuk ikut mereka menemui tuan Roy. Kalau tidak tuan Roy akan membunuhku dan akan menjual Naumi." Paijo mencoba melepaskan tangan istrinya yang memeluk erat tubuh Ratu.
"Cepat ikut kami!" Teriak pria tegap itu menarik paksa Amara dari pelukan Marni.
"Tidak, jangan bawa putriku.." Marni hendak mengejar Ratu yang semakin jauh darinya.
"Lepaskan putriku!" Teriak Marni histeris, sementara tangannya dipegang erat oleh Paijo.
Dan Amara kini sudah berada di salah satu mobil mewah itu. Dia tidak bersuara sama sekali, matanya menatap sendu keluar mobil untuk melihat betapa sedihnya Marni melihat kepergiannya.
Mobil terus melaju cepat. Para pria pria tegap itu juga tidak mengatakan apapun. Mereka hanya diam dan fokus menjaga agar Amara tidak mencoba kabur dan terjun dari mobil.
Hingga akhirnya, mobil itu berhenti tepat di perkarangan rumah megah nan mewah milik seorang Roy Batara pemilik perusahaan entertaimen terbesar setanah air.
Amara keluar dari mobil dalam keadaan dikawal oleh dua orang pria berbadan tegap itu. Mereka hendak menyentuh tangan Amara untuk memastikan gadis itu tidak mencoba kabur, tapi Amara menatap mereka dengan tatapan setajam mata Elang.
"Saya bisa jalan sendiri. Jangan coba coba menyentuh saya!" Gertak Amara memperingatkan pada mereka yang dibalas dengan senyum seringai mengejek gadis yang mereka kira lugu dan lemah itu.
Amara berjalan melangkah masuk ke rumah megah itu, hingga dia tiba di ruangan tengah rumah itu. Disana Roy duduk dengan penuh wibawa menatap kedatangan Amara. Di sofa sebelah kanan, Danish putranya sang aktor superstar duduk santai sambil menyilangkan kakinya.
"Selamat datang cantik, calon menantuku." Roy menyambut kedatangan Amara dan langsung mengklaim sebagai calon menantunya.
Mata Amara yang tadi tampak datar menatap kesembarang arah kini menatap tajam pada pria tua itu, begitu juga dengan Danish yang tatapannya begitu tajam menatap wajah sang ayah yang secara tiba tiba mengklaim seorang gadis asing sebagai calon menantunya.
💕
...Jangan lupa tinggalkan jejak manteman....
...😍😁😄...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
RossyNara
lanjut
2024-06-08
1
Yani
Kayanya seru
2023-10-21
1