BAB 13

Setelah keluar dari rumah sakit, Arion merasa tidak tega melihat neneknya yang kembali bekerja menjadi tukang cuci. Akhirnya dia memutuskan untuk kembali bekerja di kafe lagi. Walau sudah dilarang neneknya tapi dia tetap memaksa bekerja.

Malam hari itu, ketika akan keluar dari kafe, Arion mendapat telepon dari tetangganya bahwa neneknya jatuh pingsan.

"Nenek!"

Arion segera mengendarai motornya dan melaju menuju rumah sakit dengan kencang. Setelah melewati pertigaan, tiba-tiba ada sepeda motor yang melaju kencang dan berlawanan arah dengannya. Arion tak punya waktu untuk menghindar. Dia melepas motornya dan membiarkan motornya tertabrak lalu terbanting ke aspal.

"Kalau bawa motor yang bener!" Arion melihat pria yang kakinya tertindih motor itu. Aroma alkohol menyengat di hidungnya.

"Sorry, teman gue lagi mabuk," kata teman dari pria itu.

"Kalau mabuk gak usah bawa motor. Gue buru-buru tapi motor gue malah rusak. Anak geng motor mana kalian? Seenaknya aja di jalanan."

"Memang kenapa kalau gue anak motor. Gue akan ganti rugi kerusakan lo. Kalau perlu motor gue lo bawa!"

Arion melihat stiker yang ada di motor pria itu. "Anak langit, pantas sombong."

"Udah-udah, ini uang satu juta, lo benerin motor lo." Teman pria itu memberikan uang satu juta pada Arion. Jelas saja Arion menerimanya karena memang dia sedang butuh uang.

"Oke, kalau uang ini kurang, gue akan ke basecamp langit." Kemudian Arion menaiki motornya lalu melajukan motornya kembali menuju rumah sakit. "Untung motor gue bisa hidup dan gue gak luka."

Setelah sampai di rumah sakit, Arion segera berlari menuju IGD.

"Rion, nenek kamu kena stroke."

Seketika Arion duduk dengan lemas mendengar hal itu. "Stroke?" Belum habis juga cobaan dalam hidupnya. Cobaan itu datang terus menerus.

"Kamu yang sabar ya. Nenek kamu sedang dipindahkan ke ruang rawat. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bilang sama saya."

"Iya, Pak Hadi. Terima kasih." Kemudian Arion berdiri dan berjalan menuju ruang rawat neneknya.

"Nenek..." Arion kini duduk di dekat brankar neneknya. "Aku sudah bilang, jangan ambil cucian lagi. Nenek pasti kecapekan."

Tanpa sadar air mata Arion mengalir melihat kondisi neneknya sekarang. Bicara neneknya saja sudah tidak lancar. "Nenek bisa duduk?"

Nenek Sita menggelengkan kepalanya. "Rion, maafkan nenek. Nenek justru sakit dan tidak bisa merawat kamu."

Arion memeluk tubuh renta neneknya. Setelah berminggu-minggu dia menahan sesak di dadanya, hari ini tangisnya tumpah. Dia bisa menahan rasa sakitnya, dia bisa menahan luka hatinya tapi dia tidak sanggup melihat orang yang satu-satunya dia miliki sakit seperti ini. "Nenek cepat sembuh ya..."

Tangan keriput yang lemah itu mengusap punggung Arion yang bergetar. "Rion, kamu yang sabar nak. Sejak kecil hidup kamu terus diuji, suatu saat nanti kamu pasti akan mendapatkan kebahagiaan."

Arion semakin mengeratkan pelukannya. Air mata itu telah surut. Rasa sesak di dadanya juga sudah sedikit mereda.

...***...

Sejak saat itu, Arion jarang masuk sekolah. Dia harus merawat neneknya yang sekarang berobat jalan di rumah. Sakit di kepalanya terkadang juga tidak tertahankan jika dia terlalu capek. Akibatnya beberapa ujian tulis dan praktek tidak bisa Arion ikuti. Bahkan jadwal ujian susulan pun Arion tidak mengikutinya karena tiba-tiba neneknya drop dan harus dilarikan ke rumah sakit lagi. Sudah dipastikan Arion tidak akan lulus tahun ini.

Sore hari itu, Arion membuka bodi motornya yang pecah. Sudah dua bulan dia baru sempat membongkarnya, bahkan uang yang seharusnya untuk membenarkan motornya juga sudah habis. Sekarang dia biarkan motornya hanya tinggal kerangka yang terpenting masih bisa hidup dan melaju.

"Rion..." Pak Rudi, tetangga satu RT dengannya datang dan duduk di dekat Arion. "Tidak ke rumah sakit?"

"Sebentar lagi, Pak."

"Bagaimana dengan kondisi kamu?"

"Ya, begini Pak. Terkadang saya juga ngedrop tapi saya harus tetap bisa bekerja. Meskipun pengobatan saya dan nenek gratis, tapi untuk kebutuhan sehari-hari dan biaya kesana kemari tidak ada."

"Rion, kamu melanjutkan sekolah ya."

Arion terdiam beberapa saat. "Saya tidak lulus karena sama sekali tidak mengikuti ujian. Teman-teman saya sekarang sedang merayakan kelulusan. Tapi tidak apa-apa, yang terpenting saya masih bisa bekerja."

"Tapi kamu harus tetap memiliki ijazah SMA. Begini saja, kamu pindah saja ke sekolah tempat saya mengajar dan mengulang lagi kelas dua belas. Biar saya yang mengurus semuanya buat kamu."

"Tapi saya juga harus menjaga nenek."

"Rion, ada suster di rumah sakit. Nenek kamu pasti juga senang kalau kamu melanjutkan sekolah."

"Tapi saya takut sering tidak masuk karena kemarin dokter bilang stadium kanker saya sudah bertambah."

"Tidak ada salahnya berjuang dulu. Ya? Nanti saya juga akan bantu pengobatan alternatif buat kamu. Kekuatan itu ada pada diri kamu sendiri, jika kamu yakin bisa, maka kamu pasti bisa menjalani ini semua."

"Terima kasih, Pak Rudi."

"Iya, sama-sama. Nanti kamu ambil rapor kamu di sekolah dan minta keterangan pindah. Biar saya yang urus semua. Kamu tinggal masuk saja di tahun ajaran baru. Saya yakin kamu bisa. Kamu anak yang cerdas, sayang jika harus putus sekolah."

"Sekali lagi terima kasih, Pak."

"Ya sudah, saya pulang dulu ya."

Setelah Pak Rudi pulang, Arion berdiri dan mengambil jaketnya. Dia akan ke rumah sakit terlebih dahulu lalu bekerja.

Saat Arion akan menaiki motornya, ada Cahaya yang baru saja turun dari ojek online dan menghampirinya.

"Rion..." Cahaya berjalan mendekati Cahaya.

Arion mengurungkan niatnya naik ke atas motor. "Aya, ada apa?" Dia kini menatap Cahaya.

"Sudah lama kamu gak sekolah? Gimana kabar kamu?" tanya Cahaya.

"Ya, seperti yang kamu lihat. Aku mau ke rumah sakit, nenek dirawat di rumah sakit."

"Rion, mungkin aku akan kuliah diluar negeri," kata Cahaya, karena dia sengaja menemui Arion untuk berpamitan.

Arion tersenyum lalu mengulurkan tangannya. "Selamat ya. Semoga kamu sukses dan selalu bahagia. Jaga diri kamu baik-baik dimanapun kamu berada."

Cahaya meraih tangan Arion. "Kamu juga. Semoga kamu selalu bahagia."

Arion hanya menganggukkan kepalanya lalu dia menaiki motornya dan meninggalkan Cahaya begitu saja, karena dia tidak ingin terlalu lama bertemu Cahaya agar dia tidak semakin berat melupakannya.

Cahaya hanya tersenyum masam. "Makasih Rion, setidaknya aku pernah merasakan cinta kamu, walau hanya sesaat."

💞💞💞

Sudah tahu kan kisah selanjutnya jadi nanti langsung aku skip ya... 🤭🤭🤭 Langsung otw Arion versi dewasa...

Like dan komen dong... 🥲

Terpopuler

Comments

Eika

Eika

siap menunggu Arion 😘😘😘

2023-10-09

1

nuraeinieni

nuraeinieni

ok thor,,,,arion yg dewasa

2023-10-08

0

ririe

ririe

allright....semangatttt thor

2023-10-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!