Sejak kejadian hati itu di kafe, Arion sama sekali tidak menghubungi Cahaya. Bahkan chat Cahaya juga hanya centang satu.
"Apa Rion tersinggung dengan perkataan Mama. Hampir dua hari Rion gak chat aku. Aku chat juga gak bisa. Aku juga jadi khawatir dengan kesehatan Rion." Cahaya masih saja menatap layar ponselnya. Padahal dia sudah siap untuk berangkat pagi hari itu.
"Aya, ayo berangkat." Fatur memanggil putrinya yang masih berdiam diri di kamar.
"Iya." Cahaya keluar dari kamar dan berjalan di belakang Papanya. "Aya, nanti kamu harus pulang tepat waktu. Jangan lagi jalan sama cowok miskin itu."
"Papa, semua orang itu sama. Arion itu jauh lebih baik daripada Bayu."
"Jadi namanya Arion," sahut Weni. "Mama gak suka kamu sama dia, bikin malu Mama saja. Kamu itu sudah dijodohkan dengan Bayu dari keluarga terpandang."
Cahaya tak menyahuti perkataan orang tuanya karena semakin Cahaya berdebat hatinya terasa semakin sakit. Dia bersalaman dengan kedua orang tuanya lalu masuk ke dalam mobilnya, dan beberapa saat kemudian mobil itu melaju menuju sekolah.
Cahaya masih saja menatap layar ponselnya, tapi whatsapp Arion belum juga aktif.
Setelah sampai di sekolah, dia berpapasan dengan Arion yang baru saja menghentikan motornya di tempat parkir.
"Rion."
Arion melepas helmnya dan turun dari motornya. Dia menghampiri Cahaya yang sedang menunggunya. "Aya, sorry aku sama sekali gak chat kamu. Hp aku rusak. Nanti kalau aku sudah gajian aku benerin."
"Oo, rusak? Kirain kamu marah sama aku. Maaf ya, Mama aku berkata kasar sama kamu." Kemudian mereka berdua berjalan menuju kelas.
"Nggak papa. Itu memang kenyataan."
"Tapi gak gitu juga. Aku gak suka dengan kedua orang tua aku yang selalu menilai seseorang dari status sosialnya."
Arion tersenyum kecil. "Itu karena orang tua kamu mau yang terbaik buat kamu. Memang uang bukan segalanya, tapi segalanya itu butuh uang."
"Rion, jangan mikir yang berat-berat deh." Cahaya menggandeng lengan Arion. "Kita nikmati aja masa pacaran ini."
Arion melepas tangan Cahaya yang ada di lengannya. "Jangan gini." Lalu dia menggenggam satu tangan Cahaya. "Gini aja. Tapi jangan lewat di depan ruang guru."
Mereka berdua tertawa lalu berjalan melewati koridor kelas.
Di belakang, ada Bayu yang hanya menatap kedekatan mereka berdua.
Aya, sebentar lagi lo pasti akan menjadi milik gue.
...***...
Sore hari itu setelah mendapat gaji, dia menghitung kebutuhannya. Setelah menyisihkan untuk neneknya dan uang bensinnya, masih ada sisa beberapa lembar uang berwarna merah.
"Sebentar lagi ulang tahun Aya. Enaknya aku beliin apa ya?" Arion berpikir sambil beristirahat sejenak.
"Rion, lo mau ikut gak jadi waitress di acara ulang tahun anak pengusaha. Lumayan, hanya beberapa jam sudah dapat ratusan."
"Kapan?" tanya Arion.
"Malam minggu besok."
Malam minggu besok bertepatan dengan ulang tahun Cahaya. Tapi percuma juga aku gak mungkin bisa datang ke acara ulang tahun Cahaya. Hari Sabtu pagi saja aku ajak jalan Cahaya.
"Oke, gue ikut. Eh, btw lo ada rekomendasi gak toko perhiasan titanium yang bagus."
"Mau cari kado buat cewek lo? Ada di dekat pasar besar. Di sana banyak banget modelnya dan bagus-bagus. Mumpung malam ini kafe tutup gak terlalu malam pasti toko itu masih buka."
"Oke, gue akan coba ke sana nanti malam." Kemudian Arion berdiri dan kembali bekerja, meskipun badannya terkadang terasa lemas tapi tak menyurutkan semangat Arion untuk bekerja. Hasil biopsi itu juga sudah keluar dan Arion memang dinyatakan leukimia stadium satu. Setidaknya masih ada harapan untuk dia bisa sembuh walau hanya mengandalkan berobat gratis.
Aya, semoga kita tetap bersama meski terkadang itu terasa semu.
...***...
Cahaya tersenyum saat mendapat ucapan selamat ulang tahun tepat di jam 12 malam dari Arion. Dia membaca pasan itu berulang kali.
Selamat ulang tahun, Cahaya.
Aku hanya ingin Cahaya menemaniku di setiap malam yang gelap, karena aku tanpa Cahaya hanyalah sebuah bintang yang tak memiliki sinar.
Semoga semua yang kamu inginkan terwujud. Besok pagi kita jalan ya, karena aku tidak bisa datang ke acara ulang tahun kamu.
Rasanya Cahaya sudah tidak sabar menunggu matahari terbit dan bertemu Arion. Dia berusaha memejamkan matanya agar pagi lebih cepat datang.
Cahaya akhirnya tertidur, hingga matahari telah bersinar terang.
"Yah, aku kesiangan." Buru-buru Cahaya mengambil ponselnya dan menghubungi Nindi.
"Hallo, Nin. Lo jemput gue ya sekarang. Gue mau keluar sama Arion. Kalau Arion yang jemput pasti gue gak boleh keluar. Ya, please. Nanti lo bilang kita mau mengerjakan tugas sekalian nonton drakor bareng."
Senyum Cahaya semakin mengembang saat mendengat Nindi setuju.
"Makasih ya, lo emang besti gue." Kemudian Cahaya mematikan panggilannya. Dia turun dari ranjang lalu memilih bajunya terlebih dahulu. "Pakai biasa ajalah, biar Mama dan Papa tidak curiga." Setelah memilih celana jeans serta kaos lengan pendek yang ketat dipadu dengan cardigan dengan warna yang senada, dia masuk ke dalam kamar mandi untuk membasuh dirinya.
Setelah selesai mandi dan memakai baju, Cahaya merias wajahnya tipis. Rasanya dia semakin tidak sabar bertemu dengan Arion.
Kemudian Cahaya keluar dari kamarnya, sambil membawa tas selempangnya.
"Aya, mau kemana?" tanya Weni yang melihat putrinya sudah cantik dan wangi.
"Mau ke rumah Nindi sekalian lihat drakor. Tapi sebelum ke rumah Nindi mau ke pasar pagi dulu beli street food." Cahaya meminum susunya lalu memakan roti yang sudah berisi selai.
Beberapa saat kemudian, ada Nindi yang datang.
Nindi memang gercep urusan begini.
"Ma, Aya berangkat dulu ya." Cahaya mencium tangan Mamanya.
"Jangan lewat siang ya, kamu harus siap-siap. Nanti malam pesta ulang tahun kamu."
"Iya, Ma." Buru-buru Cahaya keluar dari rumah dan naik ke boncengan Nindi. "Ayo Nin, sebelum Papa keluar kamar," bisik Cahaya.
Nindi segera melajukan motornya lalu berhenti setelah melewati gang rumah Cahaya.
"Tuh kan, Arion sudah nunggu. Makasih banget ya."
"Iya, gue ngerti kok kondisi kalian berdua. Sukses ya..." Kemudian Nindi melajukan motornya meninggalkan mereka berdua.
"Rion, sorry, aku suruh kamu tunggu di sini."
"Iya, gak papa. Ayo."
Cahaya naik ke boncengan Arion. Beberapa saat kemudian Arion melajukan motornya.
"Kita mau kemana?" tanya Cahaya.
"Ke suatu tempat..."
Cahaya hanya tersenyum dan memeluk pinggang Arion.
Rion, bisakah kita selamanya terus bersama? Aku gak mau kehilangan kamu...
💞💞💞
Like dan komen ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Tria Hartanto
semoga ARION tidak di sakiti secara fisik oleh keluarga cahaya kasiha sudah yatim piatu
2023-10-05
1
Eika
Nindi sahabat terbaik.
Semoga orangtua Cahaya gak tau ya.
Kasian Nindi kena imbasnya
2023-10-05
1
Nurlaila Elahsb
up Thor,, semangat
2023-10-04
0