Chapter 6

Keesokan harinya, Keyla datang ke sekolah lebih pagi. Dia sengaja datang lebih awal bahkan langit masih belum terang. Dia ingin melihat arwah Amel lagi di parkiran seperti kemarin, Keyla merasa penasaran dengan kejadian ini. Jika benar mata ke tiganya terbuka dia pasti melihat arwah Amel lagi disana.

Karena datang paling awal parkiran masih sepi belum ada siswa-siswi yang datang, Keyla memarkirkan motornya di area paling tengah parkiran.

Keyla duduk di atas motornya mengambil handphone di dalam ranselnya, jam menunjukkan pukul 05.00 pagi.

Tiba-tiba Keyla merasakan sesuatu tidak nyaman, kening nya benar-benar gatal, dia berusaha menggaruk nya.

"Aku lupa makai lotion anti nyamuk gumamnya"

Gadis itu terus menggaruk namun bukannya semakin reda gatalnya, keningnya mulai panas seperti terbakar rasanya

"Aaaahh apa yang terjadi.." Keyla menekan keningnya yang terasa seperti di bakar api itu, dia melihat di spion motornya, dan benar-benar kaget, ada mata di keningnya yang awalnya terlihat samar-samar, semakin menit semakin jelas, namun semakin jelas mata itu muncul di keningnya panas nya semakin hilang.

"Mata?!! Ternyata ini yang dimaksud Rico, dan yang di lihat kak Yella kemarin?!!" Keyla bergumam dalam hatinya.

"Keyla.. " Suara lembut itu menyapa keyla lagi.

Sebelum menoleh, keyla langsung bergumam dalam hatinya. " Ya tidak salah lagi ini pasti arwah Amel!!" Gadis itu menoleh ke belakang, dia salah, bukan arwah Amel yang dia sapa kemarin yang memanggilnya, melainkan sosok wanita mengerikan dengan leher tergorok yang dilihat kemarin di rumah tua itu yang memanggilnya.

Badan Keyla terasa membeku, nafasnya tersendat, bahkan untuk berteriak pun dia tidak mampu.

"Pantas saja kamu bisa melihatku Keyla, mata mu ada tiga" Sosok itu berkata dengan wajahnya yang tersenyum seram bahkan untuk ke tiga kalinya keyla melihat darah leher itu menetes ke tanah bahkan dari jarak yang lebih dekat dari kemarin.

Keyla masih belum bisa mengeluarkan sepatah kata pun dari mulutnya, dia benar-benar membeku di tempat itu.

"Aku amel Keyla" Sosok mengerikan itu perlahan merubah wujudnya menjadi sosok Amel yang kemarin di sapa Keyla di parkiran.

setelah melihat sosok mengerikan itu berubah menjadi sosok Amel, Keyla perlahan mulai bisa bergerak dan tidak se-kaku tadi lagi.

"Amel, jadi sosok itu kamu? Kenapa kamu berubah menjadi sosok mengerikan seperti itu Amel?" Keyla mulai berkomunikasi dengan arwah amel.

"Keyla, aku butuh bantuan kamu, aku di bunuh ayahku sendiri, dia menggorok leherku seperti ini, hanya karena aku punya gangguan psikis dan mungkin ayah sudah lelah mengajakku berobat dan aku tak kunjung sembuh Keyla" Arwah Amel menatap Keyla dengan sorot mata pilu.

"Apa yang bisa aku lakukan Amel? Katakan saja" Keyla mulai berniat membantu arwah Amel yang gentayangan itu.

"Ku mohon tunjukkan keadilan atas kematian ku, dan kembalikan arwah ku ini jalan yang seharusnya supaya aku bisa istirahat dengan tenang keyla ku mohon" Arwah Amel meneteskan air matanya.

...***...

Beberapa siswa datang dan masuk ke parkiran, ternyata langit sudah mulai terang jam sekolah sudah akan dimulai, arwah amel tiba-tiba hilang dari hadapan Keyla.

"Hey Gadis cupu, ngapain lo ngomong sendiri disana? " Monic dan geng-nya datang kemudian tertawa terbahak-bahak melihat keyla yang berdiri mematung sendiri ke arah pojok parkiran.

"Dia udah gila kali mon" Salah satu teman Monic, dina meledek.

Keyla langsung berlari meninggalkan monic dan geng-nya dari parkiran itu menuju gerbang sekolah.

Keyla sampai di kelas nya, gadis itu menaruh tas nya lalu pergi ke perpusatakaan.

"Gue harus temuin artikel itu sekarang!!" Gumam gadis itu sambil berlari menuju perpustakaan.

"Eh Rico, pacar lo gila ya, hahahaha tadi dia ngomong sama tembok di parkiran" Monic meneriaki Rico yang baru saja datang dan memarkirkan motornya.

"Maksud lo apa? Pacar gue? Gue gak punya pacar" Balas Rico sembari membuka pengait helmnya.

"Lah? Bukannya lo sama keyla pacaran ya?!, tapi kalian gak cocok Keyla terlalu cupu buat lo Co" Monic tertawa terbahak-bahak bersama geng-nya. Cowok itu berjalan mendekati Monic dan geng-nya. Mereka berhenti tertawa melihat Rico yang berjalan mendekati mereka, cowok dengan postur badan yang tingginya mencapai 184 cm, baju putihnya yang belum di masukkan ke celana, bahkan kancing baju bagian atasnya masih terbuka. Monic mulai gemetar, gadis itu menelan ludah.

"Lo bilang apa tadi?! " Rico mengangkat dagu monic dengan jarinya.

"Jangan sebut keyla degan sebutan cupu paham?!" Tegas Rico kemudian pergi meninggalkan Monic dan geng-nya nya disana.

Sesampai di kelas Rico melihat tas keyla yang sudah ada di atas bangku.

"Lah? Tumben tuh anak duluan dateng sama gue, tapi dia dimana ya?" Gumam Rico, sambil memperbaiki seragamnya yang masih rada acak-acakan.

Keyla mulai berkeringat mencari-cari koran yang dia baca seminggu yang lalu di perpustakaan, koran itu berisi artikel yg berjudul The magic water.

"Keyla" Suara seoarang lelaki yang memanggilnya dari pintu masuk perpustakaan.

Keyla seketika menoleh, Bryan yang memanggilnya.

"Sibuk banget, nyari apa? "

Tanya Bryan sambil berjalan mendekat menuju posisi keyla berdiri.

"Hai Bryan, gue nyari koran" Balas keyla tanpa menoleh Bryan"

"Koran? buat apa key? " Bryan penasaran.

Rico yang selesai merapikan seragamnya kemudian keluar dari kelas, dia tau keyla dimana.

"Lo dateng pagi cuma buat ketemuan sama Bryan di perpustakaan?" Suara Rico terdengar dengan nada jutek sambil bersender di pintu masuk perpustakaan memperhatikan keyla yang dibantu Bryan mencari koran.

"Apasih lo Co? Dateng-dateng malah nuduh gue yang enggak-enggak! " Balas keyla sambil menatap Rico dengan tatapan kesal karena langsung di tuduh yang enggak-enggak.

"Ini bukan?" Bryan menyodorkan koran kepada Keyla.

"Wah iya ini, thanks ya Bryan udah bantu gue" Keyla tersenyum senang.

"Ya udah gue ke kantin dulu ya Key, mau beli sarapan" Bryan pamit dan pergi meninggalkan Keyla.

Rico yang masih berdiri mematung di pintu masuk perpustakaan mengepalkan tangannya saat Bryan lewat disampingnya.

Rico memang orang yang sangat posesif sekalipun itu sama sahabat, apalagi dia tau Bryan orangnya seperti apa, dia hanya takut kehilangan satu-satunya teman se-frekuensinya selama ini yaitu Keyla.

Keyla berjalan mendekati Rico

"Udah selesai marahnya? " Keyla meledek sambil tertawa kecil di samping Rico.

"Seneng banget lo habis ketemu Bryan" Rico bergumam.

"Gue gak sengaja ketemu Bryan tadi gue nyari koran tiba-tiba dia dateng" Keyla menjelaskan kemudian pergi ke kelas. Keyla mulai membaca ulang artikel itu. The magic water adalah air ajaib yang bisa di gunakan untuk melebur arwah-arwah gentayangan. lokasi air itu ada di kota seberang, tepatnya di kaki gunung. Disana di jelaskan The magic water itu bisa digunakan untuk melebur arwah-arwah gentayangan asalkan digunakan oleh manusia yang mempunyai indera keenam atau mata ke tiga. Keyla ingat dengan tatapan pilu arwah Amel tadi pagi, dia pasti sangat sedih dibunuh oleh ayah kandungnya sendiri, dan ternyata maksud mama Amel yang kemarin adalah ini, puterinya tidak akan bisa beristirahat dengan tenang jika kematiannya seperti ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!