Angle Devil Rose
...Happy Reading...
...❤️...
...********...
Kring, , , kring, , , kring,
Bunyi alarm sedari tadi terdengar di satu salah satu kamar dengan nuansa putih. Tidak ada tanda tanda orang itu akan bangun padahal ini adalah hari pertama dia masuk kuliah.
Kring, , , kring, , kring.
"Eemmmm".
Gumaman kecil keluar dari mulut gadis cantik yang masih terbungkus selimut.
Suara alarm kini masuk ke gendang telinganya yang membuat tidur cantiknya terganggu.
Dengan mata masih terpejam seperti ada lem di kelopak mata yang sama sekali gak bisa dibuka. Tangan gadis cantik itu berusaha meraih jam weker di atas nakas samping tempat.
Setalah menjangkaunya, gadis itu mematikan alarm itu lalu perlahan membuka mata untuk melihat jam sudah menunjukan pukul berapa.
Susah payah membuka mata, hal pertama yang terjadi seketika mata gadis itu terbuka lebar melihat jam sudah menunjukan pukul tujuh pagi.
"Sial gue kesiangan, , ".
Brak.
Seketika jam weker yang ada ditangan sudah berserakan hancur di atas lantai sekali lemparan saja. Sementara pelakunya sudah ngacir masuk ke kamar mandi yang melompat dari tempat tidur.
Dengan cepat kilat, gadis itu keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk kimono dengan rambut digulung acak.
Tidak ada waktu untuk lama lama di kamar mandi karena kepastian dia akan terlambat datang ke kampus. Apalagi sekarang hari pertama dia masuk kuliah.
Setelah memakai pakaian rapi dengan rambut digerai, gadis cantik itu langsung berlari turun untuk berpamitan kepada orang tuanya yang kepastian sudah tidak ada lagi di meja makan.
"Sayang jangan lari lari nanti kamu jatuh". Ucap wanita paruh baya yang masih terlihat cantik yang sedang membereskan piring kotor di meja makan.
"Buru buru mi udah siang". Jawab gadis itu dengan mencium tangan serta pipi sang mami, lalu berlari lagi keluar dari menuju pintu utama.
"Sayang sandwich nya buat sarapan". Teriak sang mami kepada anak gadisnya.
"Sarapan di kampus aja mi, udah siang". Balas gadis itu dengan teriakan juga yang sudah menghilang dari pandangan.
.
.
.
.
15 menit berkendara dari rumah ke kampus akhirnya gadis itu sampai dengan tepat waktu. Mobil Lamborghini masuk ke pekarangan kampus yang membuat semua mata tertuju kepada mobil yang baru masuk itu.
"Wah siapa tuh, kayanya anak baru ya".
"Iya dari dulu lihat anak anak masuk gak ada tuh yang pakai mobil itu kecuali Yuda cs".
"Mobil nya sama dengan Yuda cs, , ".
"Perempuan atau laki laki ya?? Gue penasaran".
Begitulah ucapan beberapa mahasiswa yang melihat kedatangan mobil baru yang mereka lihat di parkiran.
"GEA~ ".
Teriak salah satu gadis yang ada di palkiran setalah gadis cantik yang mengendarai mobil Lamborghini keluar.
Ya, dia Gea Xaviera Agatha. Gadis cantik pindahan dari luar negri yang akan melanjutkan kuliahnya di Orland university.
Gea baru kemarin tiba di Indonesia atas pemintaan nyokapnya dengan alasan tidak ingin jauh dari anak satu satunya. Awalnya Gea memilih sekolah di London sedari kecil karena alasan tertentu.
Dia keturunan Inggris-Indonesia. Dari ayahnya yang berasal dari London. Inggris. Sejak kecil Gea tinggal di Indonesia dan memutuskan untuk sekolah di London tinggal dengan sang nenek.
Tapi sekarang, nenek dari ayahnya sudah meninggal dunia dan meminta Gea untuk tinggal di Indonesia bersama dengan orang tuanya tanpa ada penolakan lagi.
.
.
.
.
Mendengar namanya dipanggil. Gea berjalan ke arah 2 gadis cantik yang sedang melambaikan tangan dengan heboh ke arah dia.
"Aakkhhh akhirnya lo datang juga.. sekian lama gue nungguin lo balik ke sini". Pekik salah satu gadis itu langsung memeluk Gea dengan erat.
"Kamila gue gak bisa nafas".
"Hehe maaf gue kangen sama lo". Cengengesan Kamila/Mila melepaskan pelukan itu.
"Lo gak tahu aja kelakuan dia jemput gue pagi pagi buta buat datang ke kampus cuma ingin cepat ketemu sama lo". Keluh gadis satunya yang berwajah dingin tanpa ekspresi bernama Jessica.
"Kenapa kalian gak datang ke rumah gue aja. Ngapain nunggu disini??". Ucap Gea heran.
"Cantiknya aku. Gimana kita mau datang ke rumah Lo kalau alamatnya juga kita gak tahu".
"Oh iya sorry gue lupa". Ucap Gea menggaruk tengkuk leher yang tidak gatal.
Mila benar, memang mereka bertiga sahabatan sedari kecil tapi Mila dan Jesica tidak pernah main ke rumah Gea dengan alasan tertentu.
Mereka bertiga selalu bertemu di sekolah atau ketika ada kerja kelompok, rumah Mila lah yang menjadi tempat mereka berkumpul.
Setelah lulus sekolah dasar barulah gea pindah ke London. Tapi saat mereka berjauhan mereka selalu tukar kabar satu sama lain tanpa ingin putus persahabatan.
"Nanti pulang kampus gue ajak kerumah deh". Lanjut Gea yang merasa bersalah.
"Oke, tapi hari ini kita ada janji jadi lain kali". Tolak Mila halus.
"Btw lo gak kangen sama gue Je??". Tanya Gea menatap ke arah Jesica.
"Nggak". Ucap Jesica langsung meninggalkan mereka masuk terlebih dahulu. Gea dan Mila yang mendengar itu hanya tertawa ngakak. Mereka berdua tahu akan sifat sahabat yang satunya ini sedari dulu.
Ketiga gadis itu berjalan masuk ke dalam kampus dengan banyak orang menatap ke arah Gea cs.
Di kampus itu Jesica dan Mila memang dikenal dengan gadis yang susah dideketin atau jarang bergaul dengan siapapun. Mereka selalu menolak setiap cewek yang ingin bergabung atau menjadikan mereka sahabat.
Tapi sekarang. Mereka bersama dengan gadis cantik yang baru datang ke kampus dan bisa dibilang anak baru.
Masuk ke ruang kelas bertepatan dengan dosen yang juga masuk. Akhirnya mereka langsung belajar dengan tenang memperhatikan dosen yang sedang mengajar di depan kelas.
Gea, Jesica dan Mila mengambil jurusan yang sama yaitu manajemen bisnis. Mereka bertiga sama sama anak tunggal di keluarga nya yang dituntut menjadi penerus orang tuanya nanti.
Dengan banyak tuntutan itu tapi mereka melakukannya dengan ceria dengan berjalannya waktu mungkin mereka akan sibuk masing masing.
.
.
.
.
Berada di kelas selama 3 jam mata kuliah pertama membuat Gea bosan. Ditambah dengan perutnya yang sudah keroncongan sedari pagi karena tidak sarapan saat berangkat tadi.
"Gue lapar banget tahu gak. Kenapa tu dosen malah tambah mata kuliah sih. Gak ngerti banget kalau gue belum sarapan". Keluh Gea disepanjang jalan.
"Kenapa suruh lo gak sarapan pagi tadi".
"Gue kesiangan". Ucap Gea dengan cemberut. "Ini lagi kenapa kantinnya pake jauh banget sih".
"Berisik,, bisa diem kagak". Ucap Jesica yang sudah mulai terganggu.
"Bodo amat mulut mulut gue kenapa lo yang ribet".
"Tapi gue denger".
"Kalau gak mau denger tutup aja telinga lo pakai batu". Celetuk Gea membuat Mila tertawa ngakak.
Hanya Gea yang berani dengan Jesica sedari dulu. Bukannya dia tidak berani tapi saat melihat tatapan Jesica yang sangat tajam membuat Mila tidak biasa membuka mulut untuk berdebat.
Gea berjalan terlebih dahulu meninggalkan Jesica dan Mila tapi bukannya jalan lurus, Gea malah belok membuat mereka kebingungan.
"Gea lo mau kemana?? Kantin disana??". Teriak Mila sambil menunjuk ke arah kantin.
"Gue mau ke toilet dulu, Lo gak bisa baca tuh tulisan". Ucap Gea lalu pergi masuk ke dalam toilet yang ada disana.
Di dalam toilet, Gea hanya cuci tangan tanpa melakukan apapun. Lalu keluar lagi masuk ke area kantin mencari keberadaan kedua sahabatnya yang sudah masuk terlebih dahulu.
"GEA". Teriak Mila mengangkat tangan yang membuat seluruh mahasiswa yang ada di kantin menatap ke arah mereka semua.
"Ck malu maluin kenapa gak teriak pakai toa aja sekalian biar seluruh kampus denger". Batin Gea menatap Mila dengan tatapan tajam.
Mila yang melihat itu hanya# bisa nyengir tanpa dosa mengacungkan dua jari pertama minta maaf.
Walaupun Gea tidak seperti Jesica, tapi tatapan Gea akan lebih menyeramkan ketika sedang marah. Dua kali lipat menakutkan dari Jesica.
Maka dari itu Mila maupun Jesica gak pernah membuat Gea marah dengan alasan apapun itu. Mereka akan melakukan apapun agar tidak membuat Gea marah.
"Nih gue udah pesan buat lo, bakso spesial dan es teh manis". Ucap Mila setelah melihat Gea duduk di hadapan dia dan disamping Jesica.
"Makasih".
Bukannya makan, Gea malah bangkit lagi menuju ke arah penjual yang memang mila kebingungan. Sementara Jesica asik memakan bakso di hadapannya tanpa ingin tahu. Atau mungkin Jesica sudah tahu apa yang akan Gea lakukan.
Beberapa menit kemudian Gea kembali ke tempat duduknya membawa satu piring nasi goreng dan air mineral.
"Lah kalau lo mau pesan itu ini biar buat gue aja ". Ucap Mila ingin mengambil mangkuk yang berisi bakso di hadapan Gea. Tapi mangkuk itu langsung diambil Gea untuk dijauhkan dari Mila.
"Gue makan nasi karena belum sarapan. Bakso ini milik gue bukan milik lo".
Mendengar itu Mila langsung menatap Gea dengan tidak percaya. Dia lupa kalau sahabat yang satunya ini doyan makan tapi tubuhnya tetap ideal tanpa ada kata diet.
Sedangkan untuk dirinya. Setalah makan banyak keesokan harinya pasti akan diet sampai berat badannya turun ke angka sebelumnya.
Gea menghabiskan nasi goreng itu lalu berlanjut dengan bakso. Tapi baru memakan bakso yang besar, perut Gea udah merasa kekenyangan alhasil dia berikan saja sisanya kepada Mila.
.
.
.
.
.
Sore hari pulang dari kampus. Ketiga gadis cantik itu berpisah di palkiran kampus dengan tujuan masing masing.
Awalnya Gea ingin ikut tapi nyokapnya tiba tiba menelpon agar menjemputnya yang sedang arisan. Alhasil Gea langsung pergi agar maminya tidak mengomel terus.
Gea yang ada perjalanan menuju tempat yang maminya share Lok merasa kesusahan. Mungkin karena dia baru pulang dari London jadi gak tahu jalanan di sekitar sana.
"Dimana sih!". Keluh Gea menjalankan mobil nya dengan kecepatan sedang mencari alamat yang nyokapnya kirim.
Tapi saat di pertigaan mobil Gea ingin membelokan mobilnya tapi dari arah berlawan melesat mobil yang sama dengan warna yang berbeda mendahului Gea.
Chitttt, , ,
Bhug, , ,
.
.
To be continued, , , ,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Dede Mila
baca
2024-05-25
0