Senyuman Penyemangat

Diruangan Xavier Dirgantara.

Di dalam hati Aileen dia sudah menyiapkan kata kata untuk bos nya itu agar tidak terjadi kesalahpahaman pagi tadi.

Tubuh Xavier membelakangi Aileen, karena dia sedang melihat pemandangan dari kaca jendela ruangan nya yang besar itu, melihat keramaian kota yang sangat padat.

"Selamat siang Pak, aku Aileen" ujar Aileen suara nya terdengar oleh Xavier dari belakang.

Xavier hanya tersenyum mendengar gadis itu berbicara, "ada perlu apa kamu kesini?" Sindir Xavier yang belum juga menoleh ke arah belakang.

"Bukan nya tadi Bapak yang .."

"Iya saya yang nyuruh kamu kesini," ujar Xavier menunjukan wajah nya kepada Aileen dan berjalan ke arah gadis itu.

"Hai Aileen, asisten pribadi seorang Xavier Dirgantara" ujar nya sambil melipatkan kedua tangan di dada.

Aileen hanya menundukan kepala karena merasa malu dengan kejadian pagi tadi dirinya sangat tidak sopan kepada Xavier, "gausah tegang, gue bukan mau makan lo kok" ujar nya membuat mata Aileen berbinar jika pria itu mengatakan lo gue, bukan aku kamu dan saya seperti meeting tadi.

"Ah iya" sahut Aileen malu.

Menjulurkan tangan nya ke arah Aileen, "kita belum kenalan secara pribadi" ujar Xavier membuat Aileen tersenyum manis.

Aileen menerima juluran tangan itu dan mengenggam tangan Bos nya, "gue Xavier, jika berdua lo bisa panggil gue Xavier. Kalau buat di depan semua karyawan panggil gue kaya mereka" saran Xavier membuat Aileen tersenyum ternyata Xavier sebaik ini benar apa kata Arga, jika Xavier hanya menggeretak saja agar semua karyawan tunduk kepada dia.

"Nama ku, .."

"Saya , aku dan kamu gitu? Gaaakan lo gue nih? Malu dong dari tadi gue kepedean" ujar Xavier.

...

...

"Ah nama gue Aileen Grizzella, lo bisa panggil gue Aileen .." jawab nya sambil melepaskan tangan karena sejak tadi berpegangan.

"Oke Zella," sahut nya.

"Hah kok zella sih?" Heran Aileen mengerutkan dahi nya, baru pertama kali ada yang menyebut nama nya Zella.

"Jadi mau dipanggil Aileen aja nih?" Tanya nya.

"Oh yaudah Zella aja, kalau di depan semua karyawan panggil gue Aileen aja ya" ucap Aileen sekarang malah terlihat akrab dengan bos baru nya itu.

"Oke duduk," ucap Xavier langsung saja Aileen duduk di depan bos nya dan memandang Xavier dari dekat, begitu sempurna wajah tuan nya itu.

"Ini tugas lo jadi asisten pribadi gue, baca dulu" ujar Xavier.

Membaca semua peraturan dan apa saja yang tidak boleh dilakukan serta yang boleh dilakukan oleh Aileen. Dia merasa bingung ini bukan tugas asisten melainkan seperti larangan seorang kekasih.

...

...

"Kek nya tugas begini harus pacar lo yang jalanin deh, masa gue harus pakein dasi setiap hari ke lo?" Heran Aileen.

"Hmm, mulai kurang ajar" sindir Xavier membuat Aileen mengigit bawah bibir nya malu.

"Ini yang di lakuin asisten pribadi perempuan, beda lagi kalau cowok. Jadi semua lakukan jangan bantah" tegas Xavier.

"Btw umur lo berapa?" Tanya Xavier.

"Umur gue 20 tahun, baru mau ulang taun bulan depan" ujar Aileen.

"Hah? 20 taun? Baru mau 20 apa gimana?" Tanya Xavier penasaran.

"Baru mau 20," sahut nya.

"Gue aja umur 30 taun, tapi .."

"What the ****? Lo umur 30? Tua banget!" Cibir Aileen membuat ujung mata Xavier menyipit dan menatap tajam ke arah nya.

"Heh bocil, gue umur 30 aja ga keliatan. Malah kek seumuran sama lo! Gausah bilang gue tua" tegas Xavier menunjuk ke arah Aileen.

"Lah parah bilang gue bocil lagi," geram Aileen.

"Emang lo bocil, beda sepuluh taun sama gue. Palingan juga gue SMA lo baru masuk TK!" Cibir Xavier membuat Aileen memanyunkan bibir nya.

"Oh jadi lo bahas umur?" Sindir Aileen.

"Ya kan lo duluan yang bilang gue tua, dasar gadis aneh!"

Aileen bangkit dari tempat duduk nya, "dah ah gue cabut dulu" malas Aileen lalu Xavier reflek menarik tangan Aileen sehingga gadis itu jatuh kepada pelukan hangat Xavier.

Dada nya yang sangat bidang, sorotan mata yang sempurna tampan dan gagah. Mampu membuat hati Aileen berdebaran sangat kencang.

Gue akuin Aileen emang cantik banget, batin Xavier.

^ Pandangan pertama ketika aku melihat seorang gadis dengan mata yang sayu, wajah yang menenangkan dan mampu membuat hati ku ini berdebaran sangat kencang ketika melihat nya, gadis yang memiliki mata indah dan aura yang terpancar sempurna ^

Tuan Xavier gamau lepasin gue apa ya? Kek semakin di pererat ga si? Batin Aileen.

Ceklek pintu terbuka reflek Xavier mendorong Aileen sehingga terjatuh ke lantai membuat Rey terkejut dan mendekat ke arah Aileen.

"Its okay Aileen?" Tanya Rey asisten pribadi tuan Xavier yang masih berumur 31 tahun.

Aileen menatap Xavier dengan tajam, namun pria itu malah memalingkan wajah ke arah lain karena malu sudah berpelukan dengan Aileen dan dilihat oleh Rey asistennya.

"Biar aku bantu Leen" ujar Rey mengenggam tangan Aileen.

Aileen bangkit dibantu oleh Rey, "tuan, kenapa anda .."

"Tidak perlu dibahas, ada keperluan apa kemari?" Tanya Xavier.

"Ini ada dokumen dari Jenny, dia juga gamasuk hari ini karena sakit." Ungkap nya.

Xavier hanya tertuju kepada Aileen yang sedang membersihkan debu di rok pendek nya itu.

"Tuan?" Heran Rey karena bos nya menatap terus ke arah Aileen.

"Gimana?" Tanya kembali Xavier.

"Jenny mengirimkan dokumen ini" Ucap nya terpotong kembali.

"Oh okeoke, boleh pergi" ujar nya.

"Aku juga ga pak?" Tanya Aileen sudah kesal kepada Xavier.

Xavier hanya menganggukan kepalanya lalu Aileen pergi dari sana merasa kesal karena sudah di dorong oleh Xavier disaat jantung nya berdebaran sangat kencang.

"Kesel kesel, awas ya lu Xavier kalau gaada orang gue bakalan bejek bejek lu" kesal nya.

Arga tidak sengaja mendengar perkataan Aileen barusan, "kenapa Aileen?" Tanya nya penasaran.

"Kamu ada masalah sama Pak Xavier?" Tanya nya kembali.

"Gaada," tegas Aileen.

"Gausah boong leen, kamu kenapa?" Tanya nya bingung.

"Argaaaaaaa," manja Aileen sudah menganggap Arga sebagai kakak nya, karena dia berbeda empat tahun dengan pria itu.

"Iyaaa Aileen," sahut Arga dengan merdu.

Dia menatap Arga dengan sendu, "gabisa jelasin gue, intinya gue lagi kesel aja" jujur Aileen.

"Yaudah gausah dipikirin, semangat dong masa cemberut begitu." Ucap nya lalu kedua jari telunjuk Arga ditempelkan ke pipi aileen untuk menarik bibir nya agar tetap tersenyum.

Aileen mencoba tersenyum paksa kepada Arga disaat hati nya sedang kesal kepada Xavier, "nah cantik kan" puji Arga.

~ senyuman yang mampu membuat hari hari ku semakin berharga, dia adalah penyemangat hidupku. Tanpa nya aku tidak tahu hidup ku seperti apa, dia adalah pelangi disaat hujan badai turun dia datang membawa keindahan ~ Arga Baskara

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!