Al melaju kan motornya menuju jalan kecil Karna tak mungkin lolos bila jalan sedang di tutup Dan Al memilih jalan tikus yang sudah ia biasa ia lewati Agar aman tanpa harus berurusan degan polisi juga petugas perhubungan Yang menutup akses jalan umum karna di lock down untuk protokol siaga covid
Iwan mampir ke bank sebentar sebelum pulang Untuk mencairkan uang pemberian Cristina padanya Karna ia butuh jaga jaga bila belum gajian Dan hampir dua jam Al menunggu Akhirnya ia bernafas lega lalu keluar menuju ATM terdekat untuk mengambil uang Setelah itu Al kembali memacu kendaraannya menuju bengkel Iwan
Di rumah bengkel Iwan merasakan badannya panas ia tak bisa bergerak Karna merasakan kepalanya berat Iwan hanya gelisah merasakan nyeri dan kaku leher Hingga matanya berkunang kunang tak bisa bangun .Kepalanya terasa sakit dengan gangguan sendi Yang membuat Iwan merasa ia sedang mengalami rasa sakit Seperti orang sekarat karna ingin mati Hingga ia hanya pasrah dengan perut sakit karna tidak makan dua hari
" Ya tuhan , apa aku akan mati " kata Iwan dengan air mata membasahi pipinya Membayangkan dirinya Yang belum sempat membahagiakan ibunya dirumah Yang tinggal bersama kakak perempuannya .
" Brak .....wan kamu di mana ? "Kata Al menuju kamar dan ...
" Astagfirullah aladzim wan " Kata Al kaget melihat temannya itu tak memakai pakaian hanya celana pendek dengan selimut di badan Lalu mendekati Iwan Dan merasakan panas tubuh Iwan
" Kenapa tak bilang kau sakit hah !!!" kata Al dengan cepat membongkar tas nya Mengambil jarum akupuntur dan cepat menusuk nya di titik luo hingga tangan dan dua antara tulang kaki Dan berlari kedapur untuk menyiapkan air putih dan madu .Setelah 30 menit menunggu panasnya mulai turun
" Kau gila wan , Kenapa tidak menghubungi ku " kata Al mencabut jarum Lalu mengangkat kepala iwan dan memberi madu dengan menyuapinya Dan meminum kannya air putih sedikit demi sedikit
" Aku tak kuat bangun Al " kata Iwan dengan suara lemah dan pelan
" Ya sudah minum lagi " kata Al kembali menyuapi madu Dan memeriksa denyut nadi Iwan Yang mulai stabil
" Syukurlah panasnya sudah turun " kata Al mengambil nasi bungkus yang tadi ia beli di warung Lalu menyuapinya pada Iwan pelan pelan .
" Aku lapar " kata Iwan makan dengan buru buru
"' Pelan pelan saja , itu karna kondisi mu tidak baik " kata Al Menatap Iwan dengan rasa iba karna kelaparan
" Apa aku harus di bawa kerumah sakit Al ?" kata Iwan menatap Al
" Tidak perlu , kau mau mati disana " kata Al menyuap Iwan lagi
"' Kenapa bisa begitu ?" kata Iwan menatap Al Sambil menguyah makanan nya pelan Merasa sudah sedikit lebih baik dari sebelumnya
" Kau akan jadi pasien covid Yang tidak covid saja langsung di covid kan Karna saking banyaknya pasien Hingga tak terurus karna para dokter kewalahan Lebih baik di rumah saja perawatan mandiri Karna disana juga kau akan di abaikan " kata Al Yang melihat pasien nya di rumah sakit banyak yang tak di perhatikan hingga meregang nyawa
" Bukan kan dokter bisa menanganinya " kata Iwan
" Iya kalo dokternya mau, yang panik dan tak berpengalaman mereka hanya membiarkan mu berada di brankar berhari hari Hanya di beri makan Karna saking banyak nya .Aku saja belum tidur Karna dokter seniorku hampir di covid kan oleh senior nya sendiri Padahal ia lemas karna hamil " jelas Al
" Astaga kenapa bisa begitu ?" kata Iwan kaget tak percaya
" Dokter juga bisa lelah wan , Apalagi mengurusi pasien puluhan orang. Panik dan stress bisa mempengaruhi kinerja dokter Dan mereka bukannya membantu menyembuhkan Malah mempercepat kematian .Karna saking lelahnya membuat pikiran orang tak sinkron dengan hatinya
Hingga gelap mata " kata Al kembali menyuapi Iwan
" Sudah , kalo sudah aku mau tidur sebentar . Minum ini !! " kata Al memberi satu botol vitamin c di tangan Iwan
" Ya " Kata Iwan mengambil botol vitamin dan menegaknya sampai habis Karna ia tak mau mati dan kalah oleh penyakit
"Untung kau cepat datang Al " kata Iwan merasa bersyukur Al cepat pulang Entah apa yang terjadi Kalo tadi temannya itu tidak pulang Pastinya ia sudah terbujur kaku Tanpa ada yang tahu ia mati di bengkel nya sendiri .
" Mhem ,.. " dehem Al Yang tak bisa menahan rasa kantuknya lagi Lalu lelap dengan nafas teratur Karna sangat lelah
" Astaga , kasihan kau Al " kata Iwan yang ikut memejamkan matanya .Dan bangun jam 11 45 .
" Al ...... Al ...... Al bangun " panggil Iwan Yang masih lemah .
Ugh .....Al melihat jam tangan nya Lalu duduk di sisi ranjang Sambil mengumpulkan nyawanya kembali
" Aku harus kembali jam satu aku sudah harus bekerja lagi "' Kata Al beranjak untuk mandi lalu sholat dan makan .Sambil merebus herbal di panci kecil. Setelah selesai ia menuangkan nya ke dalam gelas. Dan membawanya ke kamar Dan menaruhnya di meja dekat Iwan
" Ini herbal untuk mu minum ini setelah makan Aku merebus telur untuk mu di panci biar dingin dulu " kata Al Sambil berpakaian lalu kembali kedapur .Dan masuk kekamar dengan membawa telur rebus 10 butir di piring
" Aku pulang dini hari .Akan ku usahakan bisa pulang cepat . Minum ini biar panas mu stabil. Jangan mandi dulu Dan ini madu untuk kau minum setiap habis minum herbal " Kata Al meletakan nasi bungkus untuk Iwan
" Terimakasih bro " kata Iwan .
" Sama sama , hubungi aku bila panas mu naik " Kata Al menatap temannya itu Karna Iwan terpapar covid hingga ke jantung nya..
" Ya Al " Kata Iwan yang mulai bisa duduk setelah rasa pusing nya hilang
Lalu Al pun berangkat kerja Karna tak mungkin ia meninggalkan tugas nya Setelah mendapatkan Sip nya Dan Al harus menyelesai tugasnya Agar ia tak diremehkan orang lain lagi Karna ia ingin membuktikan pada Evelyn ia bisa berdiri sendiri di atas kakinya .
**********""
Di rumah sakit Al kembali memeriksa pasiennya Dan Al meminta perawat Dita untuk merebus herbal untuk berjaga jaga Bila ada pasien yang parah. .
" Al ada pasien koit lagi dari bangsal 3 pengawasan dokter Dian " bisik Deni
" Lalu " kata Al menatap wajah Deni
" Tadi dokter Andi ingin menukar pasien kita yang sehat dengan pasien nya Yang sakit Tapi keburu ketahuan dokter Eka jadi di kembalikan lagi " Kata Deni pelan
"' Dokter yang kreatif , karna ingin dapat apresiasi ia mencari celah Agar terlihat hebat Tapi sayang tak pakai otak " kata Al tersenyum sinis
" Biasa, untung kita bukan asuhan nya Kalo tidak kita bisa dapat masalah " kata Deni Yang sudah banyak tahu sifat teman temannya maupun senior mereka Mana yang baik dan mana yang curang
Yang membuat Deni dan Al cukup hati hati dalam bekerja .Bisa bisa mereka jadi kambing hitam bila sedikit saja melenceng dari tugas Bukan hanya malu yang didapat Tapi juga nama baik mereka di tak bisa pertahankan
Setelah berkeliling Deni dan Al kembali memeriksa dan mengecek ulang data pasien Agar mereka bisa membandingkan peningkatan pasien yang terjangkit wabah virus Yang membuat mereka harus hati hati dalam memberi dosis obat
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 328 Episodes
Comments
Isabela Devi
semangat 💪💪
2024-04-29
1
Nurul Hikmah
ayo semangat ya thor 👌👌👌👌
2023-10-18
5