Sepertinya Daniel mempunyai kebiasaan baru sejak pernikahannya bersama Freya, menghela napas. Ya, lagi dan lagi untuk kesekian kalinya Daniel menghela napasnya setelah meletakkan Freya di atas ranjangnya. Bau alkhol yang menyengat tercium dari napas Freya yang terlihat teratur karena sudah terlelap dalam tidurnya. Daniel mengusap wajah Freya, menyingkirkan beberapa rambut yang menutupi wajahnya. "Maafkan aku" lirihnya. Ya, sepertinya ia harus mengakhirinya. Seperti yang dikatakan Will, apa kesalahan Freya. Dan kerapuhan wanita itu sungguh membuatnya tidak nyaman. Hal yang sama dulu ia rasakan saat pertama kali bertemu dengan Clara. Rasa iba yang berakhir dengan rasa sayang, hingga akhirnya mereka memilih menikah.
Cintamu tidak sekokoh yang terlihat, dude!
"Sial, ucapan Will benar-benar menggangguku" rutuknya sambil berjalan ke toilet. Jangan berlayar kalau kau takut gelombang. Sepertinya Daniel perlu kata-kata itu untuk mengambil sikap. "Ciihh,,, aku bahkan mulai meragukan diriku" Daniel menyugar rambutnya frustasi. Daniel menanggalkan pakaiannya lalu menyiram tubuhnya dengan guyuran shower. "Rasa tidak nyamanku mungkin karena rasa bersalahku, ya mungkin seperti itu" Daniel meyakinkan dirinya sendiri. Ia pun mematikan showernya, melilitkan handuk di pinggulnya lalu keluar dari toilet dengan keputusan akan mengakhiri semuanya sebelum terlambat.
"Oh Shit!!" pekik Daniel begitu melihat Freya menanggalkan semua pakaiannya hingga menyisakan dalamannya saja. "Apa yang kau lakukan" Daniel segera menarik selimut dan melilitkannya di tubuh Freya.
"Panas" Freya menyingkirkan selimut dari tubuhnya. "Oh Daniel, kau baru selesai mandi" Freya menatapnya dengan tatapan lapar. "Wow, tubuhmu sangat indah, Daniel" tangan nakalnya meraba dada berotot Daniel, membuat Daniel terbelalak.
"Hentikan" Daniel menahan tangan Freya.
"Haiiss,,lepaskan" Freya menepis tangan Daniel. Ia melototi Daniel, dengan memanyunkan bibirnya. "Aku hanya merabanya sedikit. Aku tidak akan memakanmu" rengeknya dengan wajah menggemaskan membuat Daniel harus menahan napasnya, tidak, tepatnya menahan hasratnya. Tangan nakal Freya kembali menjamah dadanya, bahkan kini mengusap lembut perut kotak-kotak milik Daniel.
"Freya" erangnya dengan suara tercekat.
"Kau menyebut namaku?" tanyanya dengan wajah polos. "Aku fikir kau tidak ingat namaku. Tubuhmu sangat indah Daniel, wajahmu juga sangat menawan, kau terlalu menyia-nyiakan ketampanan yang kau miliki dengan ketidak normalanmu" racaunya dengan tatapan prihatin yang tak berarti. "Aku yakin di luar sana banyak yang menginginkanmu, ayolah Daniel, bersama Will kau tidak akan tahu apa itu namanya surga dunia" racaunya makin tak jelas.
"Kenakan pakaianmu" Daniel melepaskan tangan Freya dari tubuhnya. Ia pun memungut baju Freya, dan berusaha membantu Freya untuk mengenakannya, tapi Freya segera menepisnya hingga bajunya kini kembali tergeletak di lantai.
"Panas. Aku mau mandi" Freya segera melepaskan tali pengait branya membuat Daniel kalang kabut. Ia kembali dengan segera mengambil selimut dan melilitkannya di tubuh Freya yang hampir memperlihatkan asetnya.
"Wanita ini benar-benar kacau kalau mabuk" umpatnya. "Jangan bertelanjang di hadapanku, Nona!"
"Hmm, kau terlihat normal kalau berbicara seperti itu" kekeh Freya, tangannya menangkup wajah Daniel, kini wajah keduanya sangat dekat sehingga bisa merasakan napas masing-masing. "Napasmu bau sekali" Daniel mendorong kepala Freya dengan meletakkan jari telunjuknya di dahi wanita itu.
"Matamu juga indah, suamiku. Hmm, sayang sekali jika kau tidak normal" Freya membalik tubuhnya, ia kembali menaiki ranjangnya dan langsung terlelap begitu saja.
Daniel bernapas lega melihat hal itu, ia tidak tahu apa yang terjadi jika sampai Freya melepas semua yang melekat di tubuhnya. Apakah ia akan bertahan? Sungguh Daniel pun tidak kuasa menjawabnya.
"Setiap pria normal pasti mempunyai sisi iblis, bukan?" Daniel menyemangati dirinya sendiri, bahwa reaksi yang diberikannya adalah naluri seorang lelaki normal, bukan karena ia mempunyai rasa berbeda terhadap wanita itu. "Akan kubunuh kau, Will" Daniel merutuki sahabat tercintanya karena sudah membuat otaknya tidak berjalan waras. Kutukan pria itu kini malah menghantuinya.
Setelah mengenakan pakaiannya, Daniel kembali memastikan Freya apakah sungguh sudah terlelap dalam tidurnya. Ia menarik selimut, hingga menutupi leher wanita itu. "Dasar gadis kelinci" Ia menyentil hidung Freya. Garis bibirnya terangkat hingga membentuk sebuah senyuman. Senyum di wajahnya memudar berganti dengan wajah terkejut karena Freya tiba-tiba membuka matanya. Freya tersenyum, dan percayalah Daniel sampai terhenyak melihatnya. Senyuman itu memang sangat menawan, membuat ia terpana seketika.
Bagaimana bisa sebuah senyumannya terlihat begitu indah.
Belum pulih keterkejutan dan kekagumannya atas senyum Freya, Freya kembali melakukan hal tak terduga, Freya menangkup wajah Daniel, menariknya mendekat ke wajahnya. Freya memberikan satu kecupan kilat di bibir Daniel, "Terima kasih sudah menemaniku malam ini" ucapnya tulus, lalu melepaskan tangannya dari wajah Daniel, lalu memiringkan tubuhnya membelakangi Daniel. Sementara Daniel masih dengan posisinya dengan tubuh yang mendadak kaku. Satu kecupan itu memberikan reaksi yang luar biasa. Ia bahkan bisa merasakan tubuhnya seakan tersengat aliran listrik.
🦜🦜
Freya memijit pelipisnya. Ia merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya. "Sepertinya aku benar-benar mabuk semalam" gumamnya. Freya memaksakan diri untuk duduk. Menyadari dirinya kembali berada di atas ranjang Daniel, ia segera menoleh ke samping. Kosong. Lalu dimana Daniel? Freya mengedarkan pandangannya, dan menemukan sosok Daniel sedang tertidur di atas sofa dengan kaki yang menggantung.
"Jadi dia sepanjang malam tidur dengan kaki yang menggantung seperti itu? Itu pasti sangat tidak nyaman" Freya merasa tidak enk hati. Ia segera menurunkan kakinya, mengernyit begitu melihat kaki mulusnya terpampang nyata. Pupilnya hampir saja meloncat keluar begitu melihat pakaiannya berserakan di lantai. Freya segera mengintip ke balik selimut yang menutup tubuhnya, dan benar saja, ia hanya mengenakan celana dalamnya saja, karena branya juga sudah lepas sebelah dari tangannya.
"Apa yang terjadi." Freya segera melilitkan tubuhnya dengan selimut. Ia berjalan tergopo-gopoh ke arah Daniel.
"Hei Daniel bangunlah" Freya mengguncang bahu Daniel.
"Hmm" gumam Daniel, tanpa membuka matanya.
"Bangunlah!" pinta Freya semakin mengencangkan guncangannya di tubuh Daniel. Daniel segera membuka matanya. Begitue melihat wajah Freya ia segera duduk.
"Ada apa?" suara Daniel terdengar serak khas bangun tidur.
"Aku baru bangun dan mendapati diri tidak mengenakan pakaianku"
"Lalu?" Daniel mengernyit bingung, jelas saja ia bingung karena Freya sendiri yang menanggalkan pakaiannya di hadapan Daniel.
"Kenapa bisa" Freya menatapnya penuh selidik.
"Tentu saja bisa, kau menanggalkannya sendiri" Daniel juga terlihat memijat pelipisnya. Ia baru tertidur beberapa jam yang lalu, dan sekarang kepalanya sugguh sakit akibat kurang jam tidur. Kecupan wanita itu membuatnya tidak bisa tidur sepanjang malam.
"Kau yakin aku yang menanggalkannya?"
"Lalu kau yang berharap aku yang menanggalkannya?" Daniel menatap Freya, tepatnya menatap bibir Freya. "Hmm, maksudku buat apa aku menanggalkannya" lanjut Daniel seraya mengangkat tatapannya. Kini manik mereka beradu, "Will?" mungkin sekarang Daniel sudah tidak waras dengan membawa nama Will, seakan menegaskan anggapan ketidak normalannya.
"Oh, ya..kau kan pria tidak normal. Buat apa kau menelanjangiku, ini pasti kegilaanku. Sesungguhnya aku bukanlah peminum yang ahli" ringis Freya.
"Kau sungguh sangat berani meminum sampanye, disaat tubuhmu tidak bisa mentolerir alkhol"
"Maafkan atas kekeliruanku. Aku sudah berfikir yang aneh-aneh. Aku fikir kau menggerayangi tubuhku, yang benar saja, tubuhku yang tidak seberapa ini tidak mungkin meningkatkan libidomu bukan? kali ini aku beruntung kau tidak normal"
Dan aku tidak bisa tidur sepanjang malam membayangkan tubuh indahmu itu, gadis kelinci.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 243 Episodes
Comments
Ummi Ime 🙈
,🙈🙈🙈
2022-07-05
1
Bunda Saputri
Ceritanya bagus sekali..
2021-08-09
0
Ihsan Kamil
buat lah di sini daniel yg ga sempurna buat dia mandul thor sama kaya judul nya hehehe....
2021-06-21
0