"Hmm, baiklah mari kita bersahabat mulai sekarang?" teriak Freya seraya mengangkat gelasnya ke atas. Freya memanyunkan bibirnya menatap Daniel dan Will dengan tatapan kesal karena mereka tak kunjung mengangkat gelas mereka, disaat Freya sudah memberi isyarat untuk bersulang.
Daniel menghela napasnya, ia berdecak lalu menatap Freya sembari menggelengkan kepalanya. Daniel kemudian mengambil gelasnya tanpa minat, "Apa lagi yang kau tunggu, angkat gelasmu " perintahnya kepada Will, "Turuti saja maunya, anggap kita lagi menghiburnya"
"Tapi aku masih tidak percaya dia menganggap kita Gay, oh God! bahkan lidahku terasa kelu saat mengucap kata laknat tersebut" Will menatap Freya tidak percaya. "Dan dari mana otak cantiknya itu bisa berfikir seperti itu" kini matanya ia alihkan pada Daniel, orang yang dituduh menjadi pasangan Gay-nya.
"Itu terjadi begitu saja"
"Dan kua hanya diam, tidak membenarkan" ingin rasanya ia melempar Daniel ke laut karena telah membiarkan kejantanannya diragukan. Ayolah Will sesungguhnya adalah pecinta wanita. Dimana-mana ada wanitanya, hidup tanpa wanita baginya sama saja dengan neraka, dan anggapan Freya sungguh merusak kemaskulinannya. "Ya Lord, semoga tidak ada yang mendengar ini" erangnya seraya mengambil gelas miliknya lalu mengangkatnya ke atas dan mendentingkannya ke gelas milik Freya. Freya seketika tersenyum lebar begitu mendengar dentingan di gelasnya. Will bahkan sampai terpana melihat senyum milik wanita itu.
"Perhatikan pandanganmu, Dude" Daniel memberi tatapan peringatan pada Will yang hanya ditanggapi Will dengan kekehan.
"Mau bertaruh?" tantang Will, dengan tatapan mengejek.
"Aku tidak tertarik" Daniel menyesap minumannya, ia kembali menghela napasnya begitu melihat Freya menelengkupkan wajahnya di atas meja. Rasa bersalah pun menyerang relung hatinya. Kerapuhan wanita itu ada kaitan dengannya. Jika pengkhianatan kekasihnya sudah membuatnya terpuruk, bagaimana nantinya jika kenyataan yang lebih pahit ia ketahui kembali. Bagaimana wanita itu akan menghadapinya. Daniel lagi-lagi menghela napasnya, tanpa sadar tangannya terulur mengusap kepala Freya.
"Kenapa mereka tega" gumaman Freya membuat Daniel kembali menarik napas.
"Haruskah aku mengakhirinya, Will?" tanyanya tanpa mengalihkan tatapannya dari wajah Freya.
"Ya, sebelum kau jatuh cinta padanya dan membuat semuanya berantakan"
Daniel mengangkat tatapannya kepada Will ia berdecak lalu mendengus, "Aku tidak mungkin jatuh cinta padanya, aku sudah mempunyai istri jika kau lupa"
"Ya, aku tahu. Tapi cintamu terhadap Clara tidaklah sekokoh yang terlihat, dude" imbuhnya dengan santai tapi mampu membuat Daniel terdiam sesaat.
"Apa kau peramal?"
"Mau bertaruh?" Will kembali menantang Daniel.
"Kau tahu kenapa aku membiarkan kesalah fahaman ini terjadi? Maksudku membiarkannya berfikir bahwa kita sepasang kekasih?"
"Oh, hentikan itu" erang Will dengan raut jijik.
"Aku tidak ingin membuatnya jatuh cinta padaku, mungkin membuatnya berfikir bahwa aku pria tidak normal, bisa membentengi perasaannya...."
"Kau terlalu besar kepala" Will dengan segera menyela ucapan Daniel. "Sudah kukatakan mari bertaruh, kau yang akan jatuh pada pesonanya, dan itu tidak akan lama" Will tertawa mengejek, ia sangat yakin dengan penilaiannya. Dan ia cukup mengenal Daniel seperti apa, ya walau ia akui selama ini Daniel hanya bersama Clara, dan tidak pernah menyeleweng sama sekali, bukan berarti ia adalah pria sempurna yang hanya menetap pada satu wanita, Will sangat yakin itu. Ayolah, pria adalah makhluk serakah yang tidak cukup hanya dengan satu wanita. Daniel jadi pria baik budi hanya karena selama ini Clara belum mendapat saingan yang tepat, dan sialnya wanita itu sendirilah yang membawa wanita lain ke dalam rumah tangga mereka, wanita yang akan melengsernya bukan karena wanita itu sendiri, melainkan Daniel sang suami yang berubah haluan. Ya, itulah yang ada dalam fikiran William. Dan sebelum itu terjadi, ada baiknya mereka menghentikannya bukan. Selain membuat Freya merasa semakin terpuruk nantinya, rumah tangga mereka juga tidak akan terganggu.
"Kau terlihat seperti sedang mengutukku, kawan"
"Aku mengingatkanmu"
"Itu tidak akan terjadi"
"Semoga saja" Will menggangkat kedua bahunya dengan tidak acuh, ia kemudian terkekeh begitu melihat tangan Daniel yang masih mengusap lembut kepala Freya.
"Aku hanya perlu menunggu dan menonton" lanjutnya yang langsung mendapat tatapan tajam dari Daniel.
"Pergilah kau, sialan!"
Will tergelak, tapi ia pun segera berdiri. "Baiklah aku pergi, renungi ucapanku kawan. Sebelum semuanya terjadi, akhirilah! Tidak seharusnya kau mengikuti permintaan konyol istrimu itu. Ayolah, kita adalah pria. Harusnya ucapan kita yang jadi perintah. Kau benar-benar membuatku malu"
"Enyahlah!!"
Will semakin tertawa puas. "Tapi percayalah, Dude. Aku menginginkan yang terbaik untukmu. Aku tidak ingin rumah tanggamu hancur, dan aku tidak ingin wanita itu terluka" Will melayangkan tatapannya pada Freya. "Apa kesalahannya?" gumamnya.
"Kau tertarik padanya?" desis Daniel.
"Aku bukan pria yang mau merebut milik orang lain, terlebih itu sahabatku" pungkasnya dengan wajah serius. "Tapi jika kau melepasnya, aku bukan pria bodoh yang akan membiarkannya begitu saja. Tentu saja aku akan mengejarnya" Will mengerling jenaka. "Dia cantik, Men!"
"Sepertinya kau sedang mengajak ribut, William Smith"
Will mengangkat kedua tangannya tanda menyerah, ia lagi-lagi tergelak, "Oke fine, aku pergi. Dan kau jangan memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan di ketidak sadarannya"
"She is my wife"
"Oouuhhh...yeah...she is your wife" tawanya semakin kencang. "Satu bulan. Aku bertaruh satu bulan, Daniel"
"Apa aku perlu menendang pant*atmu agar segera pergi!!"
Will segera pergi begitu mendengar ancaman Daniel. Daniel menatap Freya dengan lekat, ucapan konyol Daniel sungguh membuatnya tidak nyaman, "Maafkan aku" lirinya, mengusap wajah Freya dengan lembut.
"Daniel" panggil Freya begitu mereka sedang berada di mobil.
"Hmmm"
"Apa kau mempunyai seorang Ayah?"
"Tentu saja, jika aku tidak mempunyai ayah bagaimana aku lahir ke dunia ini" jawab Daniel dengan melirikkan matanya sekilas ke arah Freya yang terlihat masih menutup matanya dengan meletakkan tangannya di atas kepalanya.
"Kau benar juga. Apa Ayahmu baik?"
"Dia ayah yang tegas dan bijaksana"
"Kau beruntung" Satu bulir bening kembali membasahi wajah Freya. Gadis itu kembali menangis membuat perasaan Daniel kembali tidak nyaman.
"Apa kau mempunyai kekasih?"
Aku bahkan mempunyai istri, jawabnya membatin.
"Akh ya, aku lupa. Will adalah kekasihmu!" kekehnya. Daniel hanya bungkam membiarkan Freya dengan fikiran konyolnya.
"Kekasihku berselingkuh dengan putri dari wanita yang merusak kebahagiaan ibuku hingga mengantarnya kepada kematian"
Daniel menoleh cepat ke arah Freya. Apa maksud wanita ini. Ibunya sudah meninggal? jadi pria itu berselingkuh dengan saudara tirinya yang merebut ayahnya?
"Mereka mengkhianatiku selama 2 tahun" Daniel meminggirkan mobilnya. Terlalu banyak yang tidak ia ketahui tentang wanita itu. Racauan Freya sepertinya perlu ia dengar. "Dan aku menjadi kekasihnya selama 3 tahun. Sebelum menjadi kekasihnya, aku adalah sahabatnya" Freya menegakkan tubuhnya. Ia mengusap kasar air matanya. "Sean adalah sahabat yang baik, dia selalu ada saat aku membutuhkannya. Dia saksi betapa aku sangat terluka atas pengkhianatan yang dilakukan oleh ayahku bersama ibunya Anna. Tapi kenapa dia tega melakukan hal yang sama?" air matanya kembali jatuh. Tatapannya nanar tertuju ke jalanan. Freya menghela napasnya, tangannya mengusap kasar air matanya, ia pun memalingkan wajahnya ke samping, "Haruskah aku menyusul ibuku?" gumaman Freya sungguh sangat menyentil Daniel. Ia terpaku atas ucapan gadis itu. "Ibuku mati karena depresi, ia mengkonsumsi obat tidur berlebihan hanya karena ingin bisa tidur untuk melupakan kepenatan dan sakit hatinya. Sepertinya ia sangat mencintai ayahku hingga ia tidak sanggup menerima pengkhianatannya. Bahkan kehadiranku tidak mampu menjadi penawar dan alasan untuk dia bertahan hidup" Freya memutar kepalanya, kini ia menatap Daniel, menatap tepat di manik matanya. Sakit. Daniel merasakan nyeri di ulu hatinya saat melihat betapa rapuhnya sorot mata wanita itu. "Tidak ada yang menginginkanku, Daniel. Tidak ada."
Dan percayalah seketika hati Daniel mencolos, Daniel segera menarik wanita itu ke dalam pelukannya dan pecahlah sudah tangisan Freya. Ia mengangguk sejadi-jadinya di pelukan suaminya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 243 Episodes
Comments
YuWie
malah meh ditambah di hamili trus ambil anaknya, buang dirimu fre
2023-06-10
0
cleo_aay
termewek mewek
2023-04-28
0
Erni Sasa
😭😭😭😭😭😢😢weeehh meweek aku
2022-10-31
0