Sesuai yang diperintahkan Daniel, Freya segera turun begitu jam menunjukkan jam makan siang. Ia akan menyapa nenek Daniel, sebelum ia pergi membeli ponsel baru untuk dirinya. Begitu sampai di ruang makan, ia sudah melihat Liora dan seorang wanita tua yang masih memperlihatkan dengan sangat jelas sisa-sisa kecantikannya disaat ia muda dulu. Ada kemiripin diantara Liora dan wanita itu.
Freya tersenyum manis begitu ia berdiri di hadapan keduanya yang langsung mendapat cibikan dan dengusan kesal dari Liora, tentu saja Freya tidak peduli sama sekali karena ia tersenyum bukan untuk wanita itu tapi pada wanita yang menjadi tetua di rumah ini.
"Selamat siang Nenek. Aku Freya, wanita yang baru dinikahi cucumu satu hari yang lalu"
"Hmm" wanita tua itu menganggukkan kepalanya sambil menatap Freya dengan tatapan menilai.
"Cantik" akunya jujur yang membuat senyum di wajah Freya semakin mengembang. "Tapi tidak tahu dalamnya" lanjutnya yang membuat senyum di wajah Freya memudar seketika. "Apa kau mandul?"
Pertanyaan frontal dan sensitif itu membuat mata Freya membulat sempurna. Dia baru dua hari menikah, bagaimana ia bisa tahu bahwa ia mandul atau tidak, dan jikapun rahimnya tidak ada masalah, ia yakin ia tidak mungkin hamil karena perkututnya itu sukanya mematuk bukan masuk ke dalam sangkarnya. Freya beranggapan bahwa suaminya lebih suka main pedang-pedangan. Dan sialnya hanya dia yang beranggapan Daniel gay, dan sialnya lagi anggapannya itu salah besar.
"Bagaimana aku bisa tahu?" gumam Freya menjawab pertanyaan sang nenek. "Tapi kalau dilihat dari silsilah keluarga dari pihak ibuku, sepertinya tidak mungkin bagiku menjadi seorang mandul karena ibuku beserta para saudaranya mempunyai keturunan yang sangat banyak, bahkan beberapa diantara mereka melahirkan anak yang bisa membentuk tim kesebelasan, Nenek. Begitu juga dengan keluarga dari pihak ayahku." Freya memberi penjelasan dengan wajah polosnya. "Jadi jika seumpamanya aku tidak hamil, itu artinya bukan aku yang bermasalah, melainkan pasanganku, Nenek" masih dengan wajah polosnya Freya melanjutkan kalimatnya yang sialnya membuat Liora dan neneknya melotot ke arahnya.
"Kau mengatakan kakakku yang mandul?"
Freya menggidikkan bahunya acuh, "Mungkin ya dan mungkin tidak. Aku tidak tahu, tapi yang pasti ada faktor lain di samping hal itu" jawabnya enteng.
"Jangan ragukan keperkasaan cucuku itu, dan aku tidak mau tahu kau dan Daniel harus segera mempunyai anak"
Freya terbelalak, punya anak? yang benar saja! Aku hanya akan mengandung anak dari pria yang kucintai dan tentu saja pria normal bukan Gay seperti si Daniel itu.
"Duduklah, dan makan ini" Nenek Daniel menyodorkan sayuran hijau, ikan salmon, biji labu dan juga kacang-kacangan terhidang di hadapannya. Dan Freya tidaklah bodoh, semua makanan itu adalah penyubur kandungan. Freya menghela napasnya, menatap iba kepada nenek tua yang sepertinya sangat menginginkan cicit di hari tuanya. Ia tidak tentu saja tidak akan keberatan memakan semua yang tersaji di hadapannya tapi yang menjadi permasalahannya itu akan memberikan harapan semu pada nenek tua itu, karena pad akhirnya Freya dan Daniel tidak akan pernah melakukan hubungan layaknya suami istri karena mahkota Freya hanya milik pria yang pantas menjadi suaminya dan tentu saja itu bukan Daniel. Karena baginya Daniel hanya menang di wajah saja, tapi tidak dengan moralnya yang anjlok. Oh Freya kau hanya tidak tahu saja bahwa pria yang kau anggap tidak sempurna itu adalah pria gagah perkasa. Perbanyaklah bersedekah agar kau tidak terjerat dalam pesonanya yang ditutupi oleh tipu muslihat.
🥀🥀
Freya menatap pantulan dirinya di cermin. Freya tersenyum puas dengan penampilannya. Celana hot pants dipadukan dengan kaos warna hitam polos yang kebesaran di tubuh kecilnya. Ia lalu mencepol rambutnya hingga penampilannya terlihat lebih segar. Freya mengoleskan sedikit lipstik di bibirnya agar wajah putihnya tidak terlihat pucat.
"Sempurna" Freya menyelempangkan tas kecilnya lalu bergegas keluar kamarnya.
"Hai"
Freya memutar bola matanya jengah melihat dua sosok yang sangat menyebalkan menurutnya. Anna dan Liora sedang menatapnya dengan wajah meremehkan. Entah apa kesalahannya hingga kedua sahabat itu selalu melayangkan tatapan sinis ke arahnya.
Mengabaikan sapaan saudara tirinya, ia melewati keduanya begitu saja.
"Aku datang untuk menyapamu, kau malah berlalu begitu saja. Bukankah sikap itu sangat sopan?" Anna menarik sebelah tangannya. Freya menatap sekilas tangan yang memegang tanganya itu hingga akhirnya ia menghempaskannya dengan sedikit kasar.
"Aku bahkan tidak ingin melihat wajahmu, jadi berhenti berbasa basi di hadapanku. Itu memuakkan!"
Freya melanjutkan langkahnya, tapi langkahnya kembali terhenti karena kini Lioara yang menghalangi jalannya. Freya mendengus, kedua sahabat itu memang suka sekali merecoki hidupnya.
"Antarkan ini ke perusahaan kakakku, berikan langsung kepadanya karena ia membutuhkannya dengan segera" Liora menyodorkan sebuah amplop besar berwarna cokelat.
"Kenapa harus aku yang mengantarnya?" Freya menatap amplop tersebut tanpa berniat untuk mengambilnya.
"Aku dan saudaramu ingin pergi berkencan dan bersenang-senang"
"Aku juga ada urusan" Freya menepis tangan Liora.
"Jangan membantah!" Liora menarik tangan Freya dan memberi paksa amplop tersebut.
"Kenapa kalian berdua sangat pintar membuat suasana seseorang menjadi buruk" Freya menatap keduanya dengan wajah kesal.
"Salahkan dirimu yang menjadi parasit dimana-mana" sarkas Anna dengan senyum mengejek lalu bertos ria dengan Liora begitu melihat wajah pias Freya.
"Dasar benalu" tambah Liora tidak kalah sengit.
"Aku penasaran bagaimana rasanya mencabik mulut besar milik kalian berdua? Haruskah aku merobeknya?" Freya menatap keduanya dengan tajam dan dingin.
Anna dan Liora kompak tergelak, "Saudaramu benar-benar mengerikan, Ann"
"Dia bukan saudaraku, aku tak sudi memiliki saudara benalu sepertinya" kembali mereka kompak tertawa lalu pergi meninggalkan Freya dalam keadaan emosi.
"Kau terlihat tidak akur dengan saudaramu"
Freya menoleh dan mendapati Nenek Daniel sedang berjalan ke arahnya.
"Seperti yang kau dengar dia bukan saudaraku, Nenek. Dan aku hanya tidak akur dengannya tapi juga dengan cucu perempuanmu" akunya jujur tanpa sungkan. Nenek tua itu tertawa atas sikap terang-terangan yang ditunjukkan oleh Freya. Terlihat bahwa wanita itu tidak suka mencari muka.
"Ya, aku bisa melihatnya dengan jelas" tukasnya. "Kau ingin pergi?"
Freya menganggukkan kepalanya, "Aku ingin membelikan ponsel baru dan aku harus mampir di kantor cucu laki-lakimu untuk mengantarkan ini" Freya mengangkat tangannya yang memegang amplop coklat tersebut.
"Baiklah, pakai salah satu mobil yang ada di bawah" ucap nenek Daniel sebelum akhirnya pergi.
Freya segera turun dan menuju garasi milik keluarga suaminya itu. Dan wow..mata Freya menatap kagum pada deretan mobil mewah yang berjejer di dalam garasi tersebut.
"Seleranya luar biasa jantan, gagah, perkasa!" decak Freya kagum melihat beberapa mobil sport mewah yang di luncurkan hanya beberapa unit tersebut tepatnya limited edition. Matanya kemudian tertuju pada mobil berwarna silver yang ada di dekatnya kemudian memutuskan untuk membawanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 243 Episodes
Comments
hartatik hartatik
minta satu BLH ga
2022-08-24
0
El'
neneknya baek kayaknya mulai tertarik dengan freya (walaupun belum kasih keturunan)
2021-06-10
0
♥️💕 MomSha 🌹🌹💕❤️
gimana yah freya nanti aetelah tahu kalo daniel sudah menikah dengan clara?apa nanti di kantor bakal ada kejutan buat freya?
2021-06-05
0