Daniel melepaskan jas, dasi dan kemejanya lalu berjalan ke arah walk-in closet mengambil sebuah kemeja putih polos lalu jas dengan warna navy kemudian tidak lupa mengambil dasi dengan warna yang senada dengan jas miliknya.
Setelah mengenakannya ia segera keluar dan melihat Freya masih berdiri di tempatnya sejak pria itu mengabaikan pernyataan konyolnya yang masih saja menganggapnya seorang Gay. Yang benar saja? Tapi daripada menjelaskan hal yang menurutnya tidak penting itu, Daniel lebih memilih membiarkan Freya berfikir sesuai apa yang sudah difikirkan wanita itu tanpa berniat untuk meluruskannya. Dengan begitu, tidak mungkin bagi Freya untuk jatuh hati padanya. Daniel adalah pria yang mempunyai kepercayaan diri yang tinggi, ia tahu betul kelebihannya dan ia sadar bahwa ia memiliki semua apa yang diinginkan oleh wanita dari seorang pria sejati sepertinya. Dan ya, dengan penuh percaya diri ia bahkan bisa menyatakan bahwa ia adalah pria sejati. Pria yang memiliki harta, tahta dan tentu saja wanita. Jika ia mau, ia yakin dengan sekejap ia bisa membuat seorang Freya luluh di bawah kendalinya dengan pesona yang ia miliki. Tapi seperti yang dikatakannya tadi ia adalah seorang pria sejati, seorang pria sejati tidak akan melukai wanita yang dicintainya. Daniel sangat setia terhadap pasangaannya. Tentu saja pasangannya di sini bukanlah Freya, melainkan wanita lain yang membuatnya rela berada di dalam pernikahan konyol yang tidak diinginkannya itu. Daripada harus kehilangan wanita itu, ia lebih memilih berkorban mengikuti apa yang diperintahkan oleh wanitanya itu. Ucapan wanita itu adalah perintah baginya. Ia benar-benar tunduk pada wanita itu dan hanya dia satu-satunya wanita yang memenuhi hatinya, sehingga ia bahkan tidak mempunyai celah untuk melihat kekurangan wanita itu, bahkan jika wanita itu memiliki kekurangan, ia akan melakukan apa pun untuk menutupi kekurangan tersebut agar wanitanya terlihat sempurna. Oh Daniel, perbanyaklah berdoa, agar kau tidak terjebak dalam permainan takdir yang kalian ciptakan.
"Kau mau bekerja?" tanya Freya begitu melihat Daniel sudah dalam keadaan rapi.
"Hmm"
"Kalau begitu aku bisa menikmati ranjangmu dengan tidur seharian" Freya bertepuk tangan seakan itu hal paling menyenangkan.
"Turunlah saat jam makan siang, temui dan sapa tetua rumah ini."
"Ibumu?"
"Nenek"
"Baiklah, aku akan bersikap baik" Freya tersenyum manis. "Hmm, apa aku boleh menggunakan telepon rumah milikmu?"
"Kau ingin menghubungi siapa?"
"Kekasihku" jawabnya tanpa merasa sungkan sama sekali seakan dirinya bukan wanita bersuami tepatnya istri dari pria yang bertanya kepadanya itu.
"Kemana ponselmu?"
"Aku membantingnya hingga hancur" jawabnya jujur.
"Ponsel yang malang" ringis Daniel dengan tatapan meremehkan. "Apa kesalahan ponsel itu disaat kekasihmu bertindak seperti pengecut" sarkasnya yang membuat Freya memutar bola matanya jengah.
"Jangan lakukan itu, aku tidak ingin kekasihmu menghubungi rumah ini" Daniel memberi peringatan.
"Kau mengatakan aku bebas melakukan apa pun" protes Freya. Sungguh ia sangat merindukan kekasihnya itu dan untuk membelikan ponsel baru ia sudah tidak mempunyai uang lagi, begitu Ayahnya memaksanya menikah ia memutuskan untuk tidak berhubungan lagi dengan keluarganya, ia bahkan meninggalkan semua fasilitas yang diberikan oleh Ayahnya termasuk mobil, dan beberapa kartunya.
"Bukan berarti kau bisa seenaknya melakukan kebebasanmu di rumahku" jawaban telak yang membuat Freya tak bisa berkata-kata.
"Kalau begitu berikan aku uang untuk membelikan ponsel" pintanya tanpa tahu malu seraya menengadahkan sebelah tangannya.
Daniel tergelak, dan menatap Freya tidak percaya. Wanita di hadapannya ini selalu di luar dugaan.
"Aku tidak mempunyai uang sama sekali dan aku juga tidak mempunyai properti yang bisa kujual. Aku meninggalkan semua fasilitas yang diberikan Poulsen kepadaku, begitu aku menikah denganmu" jelasnya dengan tenang dan tanpa beban sama sekali. Tidak ada penyesalan yang terlihat di wajahnya saat ia menanggalkan semua kemewahan yang diberikan oleh keluarganya. Mungkin jika itu wanita lain, menjadi miskin adalah mimpi buruk bagi mereka. Tidak bisa menggunakan make up mahal, tidak bisa mengenakan barang-barang branded, kesengsaraan nyata yang sesungguhnya menurut mereka.
"Malang sekali hidupmu" Daniel berdecak seraya mengeluarkan salah satu black card miliknya.
Freya mengambilnya tanpa merasa sungkan sama sekali, "Aku akan mengembalikannya begitu aku mendapatkan pekerjaan"
"Anggap saja itu bayaran atas apa yang akan kau berikan padaku"
"Bukankah Ayahku sudah mendapat bayaran atas diriku" kembali Freya melayangkan kalimat menyakitkan dengan gaya yang sangat tenang sekali. Tidak ada kegetiran dalam suaranya. "Aku akan tetap mengganti sebanyak yang kugunakan" pungkasnya kemudian.
"Keras kepala!" Daniel pun segera pergi begitu mengucapkan hal tersebut.
🦄🦄
"Kau mau kemana?"
Daniel menghentikan langkahnya, begitu mendengar pertanyaan Freya "Aku akan tidur di kamar sebelah. Aku harap kau tidak kecewa karena belum waktunya aku dan dirimu harus melewati malam panjang penuh keringat" jawab Daniel dengan santainya membuat Freya mendengus kesal.
"Ucapanmu seakan aku sangat menanti malam pertama ini. Pergilah aku ingin istirahat" usirnya dengan mengibaskan sebelah tangannya.
"Aku ada di kamar sebelah kiri kamar ini jika kau penasaran"
"Aku tidak peduli" Freya naik ke atas ranjang seraya membaringkan tubuhnya. Daniel pun segera keluar dari kamar tersebut dan segera masuk ke kamar yang ia maksud. Begitu ia membuka pintu, tangannya sudah ditarik dengan paksa lalu tubuh besarnya di dorong ke dinding, dan seseorang segera menyerang bibirnya dengan rakus. Daniel tersenyum di tengah kerakusan wanitanya itu. Ya, ia adalah Clara Rodriquez. Rodriquez? Ya, Clara adalah istri dari Daniel.
"Calm down Baby" ucapnya seraya mengusap lembut rambut Clara.
"Aku merindukanmu" napas Clara masih tidak teratur akibat ciuman liarnya.
Daniel segera mengangkat wanita itu dalam gendongnnya, "Aku lebih merindukanmu" Daniel memberikan satu kecupan singkat di bibir menggoda milik istrinya itu. "Ingin mandi bersama?" Daniel mengerling nakal.
"Tentu saja" Clara kembali menyerang bibir Daniel, dengan posisi Clara yang berada di dalam gendongan Daniel dan bibir yang saling bertaut, Daniel membawa mereka ke kamar mandi. Sepasang suami istri itu bercumbu di bawah guyuran shower.
"Selamat atas pernikahanmu" kekeh Clara begitu mereka sudah selesai melakukan hal menyenagkan di kamar mandi dan sekarang Clara sedang duduk di pangkuan Daniel sambil pria itu mengeringkan rambut panjang Clara dengan telaten dan penuh hati-hati.
Daniel ikut tergelak mendengar ucapan istrinya tersebut, seakan itu adalah sesuatu yang sangat lucu. "Jangan mengatakan hal konyol. Kau membuatku terlihat buruk"
"Apa istrimu cantik?"
"Hanya kau yang paling cantik" Daniel meletakkan hairdryer di atas nakas.
"Buatlah wanita itu segera hamil, agar kita bisa bersama lagi"
"Bersabarlah" Daniel menghela napasnya. "Istirahatlah, kau terlihat sangat kelelahan" Daniel membantu Clara membaringkan tubuhnya.
"Aku masih menginginkanmu" bisik Clara dengan suara manja dan menggoda hingga akhirnya mereka pun melakukannya kembali.
Daniel merasakan sesuatu yang berat menimpa tubuhnya. Dengan mata yang masih mengantuk ia memaksanya untuk membukanya secara perlahan.
Tangan kekar? Daniel segera mengumpulkan nyawanya dengan sempurna ketika menyadari tangan itu bukan milik istrinya.
"Apa yang kau lakukan di sini?" geram Daniel begitu melihat William, sahabatnya yang sedang memeluknya dengan nyamannya.
"Inikah sambutanmu setelah aku datang langsung dari penerbangan menuju ke sini hanya untuk memberimu ucapan selamat atas pernikahan keduamu"
"Di mana Clara?" Daniel melepaskan tangan Will dari atas perutnya.
Will mengambil jam tangannya di atas nakas, "Dia sudah pulang 2 jam yang lalu"
"Kenapa dia tidak membangunkanku?" Daniel segera mengambil ponselnya.
"Dia tidak ingin mengganggu tidur nyenyakmu, katanya kau terlalu bersamangat semalam hingga menghabiskan 6 ronde permainan" Will berdecak kagum atas stamina yang dimiliki oleh sahabat brengseknya yang kini memiliki istri 2 itu.
"Di mana istri mudamu?"
"Di kamar sebelah"
"Wanita yang malang" pungkasnya penuh iba.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 243 Episodes
Comments
paty
freya jgn baper sm daniel
2023-09-02
0
🍃⃝⃟𝟰🫦•𓆩𝐃𝐄𝐒𝐒𓆪♐𝐀⃝🥀
jahat bener
2022-10-28
0
..
krn Clara tdk bisa hamil dn dia bukan wanita yg baik😑
2022-09-29
1