Daniel bersedekap menyaksikan pertikaian antara Freya dengan adik perempuannya, Liora. Sebenarnya tidak bisa disebut pertikaian karena dari apa yang dilihat Daniel, adiknya lah yang terlihat mencari gara-gara sedangkan Freya terlihat sangat tenang menanggapi Liora. Daniel mengakui kemampuan Liora yang menurutnya sangat pintar mengendalikan emosinya. Baru beberapa jam mengenal wanita itu, tapi Daniel benar-benar belum bisa menebak karakter wanita itu sebenarnya seperti apa. Penilaian pertamanya saat pertama kali melihat Freya di altar adalah pribadi yang sangat lemah dan rapuh. Tipe wanita yang sangat membosankan dan tentunya gampang membuat pria sepertinya jenuh.
Seakan membantah penilaiannya itu, Freya menunjukkan sikap yang kemudian berbanding terbalik dengan apa yang sudah dinilainya. Wanita itu menunjukkan sikap beraninya dengan mempertanyakan perceraian mereka saat seharusnya mereka menghabiskan malam pertama. Oke, wanita ini keras kepala, kembali ia memberikan penilaian terhadap Freya, lalu hal mengejutkan pun terjadi yang hampir saja membuat recana mereka berantakan. Untung saja hal itu tidak terjadi, karena Freya tidak melihat apa yang ia takutkan, dan sepanjang perjalanan ke rumahnya wanita itu ternyata cukup cerewet, dan percayalah Daniel tidak suka wanita cerewet.
Daniel kembali memusatkan perhatiannya pada Freya disaat ia mendengar Liora memberi penegasan tentang statusnya, dan hal ini membuat Daniel juga merasa kesal terhadap adiknya itu.
Daniel bernapas lega, ketika melihat Freya sepertinya tidak terlalu memedulikan ucapan Liora, sebaliknya Freya menyikapinya dengan tenang dan memberikan jawaban telak yang membuatnya juga tanpa sadar menyunggingkan senyumnya.
Ketenangan Freya, membuat Liora semakin geram hingga membuatnya semakin ingin menjatuhkan Freya. Dengan ucapan pedas dan tanpa hati, Liora menyentil perasaanya dengan menyinggung hal sensitif yang membuat kekasih dari adiknya itu terlihat marah. Dari cara Erick menatap Freya, Daniel tahu pria itu memiliki perasaan istimewa terhadap istrinya itu.
"Liora tahu ia dipermainkan, tapi ia memilih untuk menutup matanya. Adikku yang malang" gumamnya dengan masih memantau ketiganya.
Daniel mengernyit begitu melihat raut wajah Freya begitu adiknya dan kekasihnya brengseknya itu meninggalkan Freya. Daniel termangu menatap wajah Freya yang terlihat sangat menyedihkan, tapi wanita itu masih berusaha untuk terlihat tegar. Adiknya benar-benar keterlaluan.
"Kau yakin tidak akan tertarik denganku jika di dunia ini hanya akau satu-satunya pria yang ada"
"Aku yakin kau juga tidak berharap aku tertarik padamu"
"Ya, kau cukup tau diri. Kau bukan seleraku"
"Hmm, aku tahu. Seleramu hanya sekelas pisang ambon" ledeknya dengan tatapan mengejek.
"Aku tidak menduga ternyata hubunganmu dengan Liora, cukup akrab" Daniel melangkahkan kakinya kembali ke arah tangga yang diikuti oleh Freya.
"Ya, sangat akrab" sarkas Freya seraya mendelik kesal, ia tahu pria itu sedang menyindirnya. "Karena hubungan kami yang sangat akrab, aku jadi dibuat penasaran oleh ucapannya" Freya menghentikan langkahnya seraya menoleh ke arah Daniel yang terlihat tetap melangkahkan kakinya, tidak memedulikan Freya yang sedang berhenti. Freya mencibik kesal. "Jadi katakan kapan tepatnya kau akan membuangku?!"
"Kau tadi terlihat begitu tenang, sehingga aku berfikir kau tidak peduli dengan hal itu." jawab Daniel tanpa menghentikan langkahnya. Freya segera mempercepat langkahnya untuk menyusul Daniel.
"Aku memang tidak peduli, tapi tetap saja aku harus mempersiapkan diriku sebelum aku benar-benar dibuang" gumamnya.
Daniel menghentikan langkahnya, memutar tubuhnya dan menatap wajah Freya yang terlihat tenang dan santai saat mengucapkan kata menyedihkan itu. Yang diucapkannya adalah fakta, bahwa Daniel memang akan membuangnya begitu Daniel mendapatkan apa yang diinginkannya.
"Kau tidak marah mengetahui kenyataan bahwa aku akan mencampakkanmu?" Daniel menatap wajah polos itu dengan begitu lekat, menelisik perubahan di raut wanita itu, tapi Daniel tidak menumukan apa-apa selain wajah tenang dan datar, seakan dicampakkan bukalah hal yang mengerikan. Biasanya para wanita akan menjerit histeris begitu mengetahui mereka hanya dipermainkan dan dimanfaatkan, tapi tidak dengan Freya, ia tahu pernikahan ini ada niat terselubung tapi tetap saja ia mampu menyikapinya dengan tenang. Daniel sungguh penasaran apakah ia akan tetap setenang ini jika tahu apa yang diinginkan oleh Daniel.
"Kau cukup memberi tahuku kapan tepatnya aku tidak dibutuhkan lagi, dengan begitu aku tidak akan merasa diabaikan. Aku cukup tahu diri saja dan pergi dengan tenang. Percayalah dicampakkan tanpa pemberitahuan, itu sangat mengerikan. Jadi tolong memberi tahuku sebelum kau benar-benar membuangku" pungkas Freya
"Aku tidak takut dicampakkan, aku hanya takut diasingkan" imbuhnya lagi.
"Di mana perbedaan dari dua kata tersebut, bagiku artinya sama saja. Sama-sama kau sudah tidak berguna lagi"
"Ya, memang terlihat sama, tapi bagiku itu berbeda. Dicampakkan bukan berarti aku tidak menarik, aku hanya dibuang oleh orang yang tidak bisa menerima keberadaanku lagi. Tapi jika diasingkan, aku tidak dibuang, hanya saja aku dibiarkan begitu saja, diabaikan tanpa ada yang peduli dengan apa yang kurasakan, dan percayalah itu sangat menyakitkan disaat kau diasingkan karena ada seseorang yang lebih baik darimu, itu sangat menyentil perasaanku, seolah aku memang terlihat buruk yang tidak layak mendapat perhatian"
Daniel terhenyak mendengar penuturan Freya, ucapan wanita itu begitu dalam, ada emosi tersirat dalam kalimat yang ia sampaikan tersebut, walau wajahnya terlihat tenang dan teduh saat menyampaikannya tapi Daniel bisa merasakan itu adalah ungkapan hati terdalamnya.
Apakah ia memang diabaikan oleh keluarganya seperti yang dikatakan Liora tadi? Ck..kenapa aku harus merasa terganggu dengan ucapannya.
"Kau banyak bicara membuat kepalaku pusing" Daniel memutar tubuhnya kembali, lalu melanjutkan langkahnya.
Freya masuk ke dalam sebuah ruangan yang ia lihat dimasuki oleh Daniel. Ternyata ruangan itu adalah sebuah kamar yang sangat mengagumkan, kamar yang jelas menunjukkan kemaskulinan pemiliknya. Freya mengedarkan pandangannya, terlihat sebuah ranjang mewah dengan ukuran king size, juga sebuah sofa besar yang bisa dijadikan sebagai tempat tidur juga dan Freya bersyukur mendapati keberadaan sofa tersebut, setidaknya ia tidak akan tiur di lantai dan tidak mungkin juga mereka tidur di atas ranjang yang sama, bukan karena takut Daniel akan menggerayanginya, tapi Freya takut pria itu akan menendangnya dengan tidak bermoral disaat ia dengan beraninya menaiki ranjangnya.
Freya berjalan mendekat ke arah jendela yang terlihat sangat besar, dan pemandangan yang terlihat dari sana juga sangat indah. Pemandangan tersebut langsung terhubung ke halaman yang terlihat seperti taman yang dipenuhi dengan banyak bunga. Dan Freya bisa menebak, pemandangan matahari tenggelam juga pasti akan sangat mengagumkan jika dilihat dari kamar Daniel.
Freya berbalik begitu mendengar suara dari balik punggungnya, Daniel baru saja keluar dari sebuah ruangan yang sebelumnya Freya duga hanya sebagai dinding kaca, siapa sangka dibalik dinding itu ada sebuah ruangan.
"Apa masih ada ruangan di sana?"
"Ruangan kerja dan tidak siapa pun bisa masuk ke dalam sana, termasuk dirimu. Kau mengerti?" Daniel memberikan tatapan peringatan.
"Memangnya ada rahasia apa di dalam ruangan itu?" Freya mengabaikan peringatan Daniel, bertanya dengan gaya santainya tanpa beban.
"Rahasia yang tentu saja tidak boleh kau ketahui, Nona"
"Dan aku tidak penasaran sama sekali" pungkasnya yang membuat Daniel menaikan alisnya seakan tidak percaya dengan ucapan Freya.
"Dan satu lagi" Freya menjeda ucapannya untuk melihat reaksi Daniel, apakah pria itu bersedia mendengar kalimat yang akan disampikannya atau tidak. Dan melihat Daniel yang masih bungkam dan masih berada di posisinya membuat Freya menyimpulkan bahwa Daniel sedang menunggu kalimatnya, dan ya itu memang benar adanya, Danie memang sedikit penasaran dengan apa yang akan disampaikan oleh Freya.
"Jangan mengambil hati atas ucapan yang aku katakan tadi, karena percayah aku tidak bersedih atau terluka saat kau mencampakkanku kelak, sebaliknya aku bahkan akan berterima kasih padamu karena sudah membebaskanku. Aku tahu kau tidak akan pernah tertarik padaku, karena aku pun demikian. Aku ini wanita normal, sedangkan kau pria tidak normal, kau Gay yang menyukai sesama jenis, jadi aku tidak akan terluka padamu"
Apa yang dikatakan wanita bodoh ini?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 243 Episodes
Comments
YuWie
yo makane ngomongo tbo Dan dan
2023-06-10
0
Ummi Ime 🙈
Benar kata Freya..dicampakan lebih baik daripada diasingkan.,
semoga ada org yg bisa membantu Freya.
2022-07-04
1
Mbok Wami
kya,a aku sukaa sama freya nih lanjut thor
aku like faforit
2021-11-07
0