Sudah lebih dari satu jam Freya mengurung diri di dalam kamar mandi. Begitu ia dan suaminya masuk ke dalam kamar, ia segera berlari ke dalam kamar mandi. Dan hal pertama yang membuat ia terkejut adalah penampilannya yang benar-benar mengerikan. Tapi sudahlah, ia juga sudah tidak ambil pusing, toh pernikahannya juga sudah selesai, dan sekarang yang menjadi masalah adalah bagaimana ia akan melewati malam ini bersama pria yang baru ia lihat wajahnya beberapa jam lalu. Walau Freya akui, suaminya adalah sosok pria dengan pahatan sempurna, perpaduan rahang yang tegas dan sorot mata tajam membuat pria itu terlihat sangat memesona. Jangan lupakan manik mata biru terang dan bibir penuh serta hidung mancungnya. Kulitnya yang kecoklatan membuat pria itu terlihat semakin gagah dan memesona. Freya yakin setiap wanita yang berpapasan dengan suaminya itu akan lupa bagaimana caranya untuk bernapas dan tentu saja itu tidak berlaku pada dirinya untuk saat ini karena di dalam hatinya masih ada seseorang yang sangat dicintainya. Sean Maxime mungkin tidak setampan pria yang sedang menunggunya di dalam sana, tetapi Sean juga bukan pria buruk rupa. Sean mempunyai kharisma tersendiri di matanya.
"Hentikan membandingkan kedua pria itu, Fre!" Freya segera menggelengkan kepalanya. "Tapi sepertinya wajah pria itu tidak asing, di mana aku melihatnya" Freya menggali ingatanya.
Tok.Tok.
Freya berjengkit kaget begitu mendengar suara pintu kamar mandi di ketuk, ia yakin itu suaminya. Memangnya siapa lagi yang berada di dalam kamar hotel ini jika bukan mereka berdua.
"Kau masih lama di dalam sana?" terdengar suara bariton suaminya.
Freya menggeleng, walau sadar suaminya tidak melihatnya.
"Kau tidak perlu membersihkan dirimu atau pun merasa gugup, karena kita tidak akan melakukan apa yang ada di pikiranmu" Freya melebarkan matanya mendengar penuturan telak yang disampaikan dengan sangat lempeng oleh pria di balik pintu itu. Freya tidak tahu harus merasa lega atau merasa malu, satu jam ia bertahan di dalam kamar mandi karena sedang memikirkan cara bagaimana caranya untuk kabur di malam pertamanya. Ayolah sekalipun suaminya pria tampan dan memesona yang pasti akan memberikan keturunan yang menggemaskan, tetap saja ia tidak ingin melakukannya dengan pria asing yang tidak ia cintai, terlebih ia masih tersegel dengan suci. Mahkotanya hanya milik orang spesial dalam hidupnya, ia menjaganya demi mempersembahkan hadiah terindah di malam yang spesial juga. Dan tentu saja malam ini bukan malam spesial baginya, ia terjebak dalam situasi yang tidak ia inginkan.
Tapi begitu mendengar apa yang disampaikan oleh pria di balik pintu itu, ia merasa tersentil. Ternyata bukan hanya dirinya yang tidak menginginkan malam ini. Pria itu juga sepertinya tidak berminat padanya. Harusnya ia sudah bisa menebak, bagaimana tidak pedulinya pria itu terhadap penampilannya saat di altar tadi. Lalu apa alasan pria itu menikahinya?
Freya membuka pintu kamar mandi, dan suaminya dengan tangan bersedekap menatapnya dengan wajah tanpa minat sama sekali.
"Setidaknya kau sudah terlihat seperti manusia" tukasnya seraya berbalik dan duduk di atas sofa sambil menyilangkan kakinya.
"Memangnya sebelumnya aku terlihat seperti apa?" Freya memilih duduk berseberangan dengannya.
"Kau dan aku sudah menikah, aku tidak peduli apa pun yang kau lakukan di luar sana, tapi satu hal yang perlu kutegaskan padamu, apa pun yang kau lakukan jangan sampai membuat keluarga Rodriquez malu" Suaminya memberikan ultimatum pertamanya dengan mengabaikan pertanyaannya.
Apa yang dikatakannya? dia membebaskanku tapi juga mengekangku dalam waktu bersamaan.
"Kau faham maksudku_"
"Freya Garcia" Freya menyebut namanya.
"Ya, kau tidak lupa namaku?"
"Aku tidak akan mungkin lupa disaat kau menyebut namamu lebih dari seratus kali Tuan Daniel Rodriquez" jawab Freya.
"Ya, Daniel bukan Sean" Ia segera beranjak dari tempatnya. "Besok kita akan kembali ke rumahku, aku minta jangan terlambat bangun" Daniel melangkahkan kakinya menuju pintu keluar.
"Kau mau ke mana?"
Daniel menghentikan langkahnya, "Aku akan tidur di kamar sebelah. Aku harap kau tidak kecewa karena belum waktunya aku dan dirimu harus melewati malam panjang penuh keringat" kembali pria itu mengeluarkan pernyataan telak dengan gaya santai yang membuat Freya ingin melemparnya dengan sendal yang ia kenakan.
"Kenapa kau menikah denganku?" Freya tidak bisa menahan rasa penasarannya. Ayolah, mungkin Freya tidak ingin melakukannya dengan Daniel, tapi Freya bukanlah wanita tidak menarik, ia bisa dikatakan cantik, menawan dan berkelas. Freya sungguh sangat memperhatikan penampilannya terlihat dari kulit putih mulusnya yang bak porselin mahal. Oke, ia akui suaminya Daniel, juga tidak kalah memukau, wanita mana pun yang ia inginkan dan tentu saja selain dirinya pasti bersedia menghangatkan ranjangnya. Tapi seorang pria tetaplah buaya, yang tidak akan melepaskan mangsanya begitu saja, jadi wajar saja jika Freya penasaran apa alasan dibalik pria itu menikah dengannya.
"Tentu saja aku membutuhkan sesuatu darimu" akunya jujur dan lagi dengan wajah datar tanpa ekspresi sehingga sulit bagi Freya mengartikan jawaban itu.
"Apa yang kau butuhkan?" tanya Freya dengan wajah tidak bersahabat, seperti dugaannya Daddy pasti sengaja menjualnya kepada pria ini demi kepentingan mereka bersama.
"Tidak semua pertanyaan butuh jawaban bukan?" Daniel menjawabnya dengan pertanyaan, membuat Freya memutar bola matanya jengah.
"Tapi pertanyaanku itu butuh jawaban Rodriquez!" geram Freya.
"Kau tidak bisa memaksaku untuk memberikan jawaban yang kau inginkan."
Freya berdecak kesal, "Apakah kita akan bercerai? dan kali ini aku harap kau menjawabnya tanpa membuatku merasa kesal."
"Tentu saja. Kita akan bercerai begitu aku mendapatkan apa yang kuinginkan."
"Istirahatlah, aku tidak ingin direpotkan hanya karena untuk membangunkanmu" Daniel segera berbalik meninggalkannya.
Freya menghela napasnya, jawaban Daniel membuatnya kepikiran. Jawaban itu tenang tapi penuh misteri. Sungguh Freya sangat penasaran apa yang diinginkan pria itu dari dirinya.
🐁🐁
Flash Back
Freya memasuki rumahnya dengan sesekali bersenandung kecil. Suasana hatinya sedang bahagia, ia baru saja pulang berkencan bersama kekasih terkasihnya, Sean Maxime. Ia melihat Ayah-nya beserta keluarganya sedang berkumpul di ruang utama. Freya tetap melangkahkan kakinya mengabaikan orang-orang yang sedang memperhatikannya seakan mereka memang tidak terlihat.
"Freya" panggilan Ayah-nya membuat ia menghentikan langkahnya, Freya berbalik dengan menunjukkan wajah malasnya secara terang-terangan. Ia memang tidak akur dengan Ayah-nya dan keluarganya. Freya bersedekap menunggu Ayah-nya berbicara. Ia tidak ingin membuang-buang suaranya hanya untuk sekedar bertanya ada apa Daddy memanggil dirinya.
Frederich terlihat menarik napas dalam, "Duduklah dulu" pinta Ayah-nya seraya menepuk ruang kosong di sampingnya
"Aku lelah, jika ada yang ingin Ayah katakan, katakan saja" Freya menggelengkan kepalanya.
Kembali Frederich menghela napas, ia menatap istri dan putrinya sebelum akhirnya kembali menatap Freya.
"Freya, dua hari lagi kau akan menikah"
Freya mengerjapkan mata beberapa kali, tampak mencerna apa yang baru saja ia dengar dari mulut sang Ayah.
"Ayah sudah menerima lamaran dari keluarga Rodriquez" lanjut Frederich dan kali ini Freya membulatkan matanya. Rodriquez, bukan Maxime.
"Apa maksudmu?" tanyanya mengabaikan kesopanan dalam dirinya.
Frederich bungkam, Freya mengalihkan tatapannya kepada Ny.Poulsen yang baru beserta putrinya secara bergantian. Freya tidak mendapatkan jawaban, melainkan tatapan sinis meremehkan.
"Menikahlah demi keluarga ini, Freya" imbuh Ayah-nya dengan berat hati.
"Keluarga mana yang kau maksud, Ayah? dan kenapa harus aku. Aku sudah mempunyai kekasih dan kau mengenalnya dengan baik. Aku hanya ingin menikah dengannya, bukan dengan pria pilihanmu yang tidak kukenal sama sekali" murka Freya.
"Kalau begitu hubungi kekasihmu, dan suruh dia mendatangiku untuk melamarmu"
Freya segera mengambil ponselnya tanpa menunggu lama, dan menekan nomer kekasihnya dan sial, panggilannya tidak tersambung. Freya melakukannya lagi dan lagi, dan hasilnya sama. Padahal baru beberapa menit yang lalu mereka bersama.
"Sepertinya kekasihmu mengabaikanmu" sindir Anne dengan wajah iblis.
"Tutup mulutmu!" sengit Freya.
"Dua hari lagi Freya, kami sudah menerima lamarannya" tukas Frederich kembali.
"Aku bukan bonekamu, Ayah. Bukan orang yang bisa kau perintahkan begitu saja. Jika memang Rodriquez itu penting buatmu, kau masih mempunyai seorang putri jika kau lupa" Freya melayangkan tatapan sinisnya pada Anna. "Dan jika kau tidak ingin mengorbankan putri tercintamu itu, sebaiknya kau saja yang menikah dengannya, mungkin dengan senang hati aku akan memanggilnya Mommy" pungkasnya tanpa rasa takut sama sekali, lalu berbalik mengabaikan wajah merah ketiga orang tersebut.
Ada apa denganmu Sean? kenapa nomormu mendadak tidak bisa dihubungi?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 243 Episodes
Comments
..
berasa dejavu kaya sdh pernah baca novel ini😳😳
2022-09-29
0
Ummi Ime 🙈
Jangan² pacar Freya disukai saudari tirinya Anna makanya Freya yg dinikahkan dan Anna sama si maximaL..😂🙈🤭
2022-07-04
2
ani nurhaeni
ingat freya.. bahagia menanti muu
sabar laaahhh
2021-07-20
0