Bab 16

Di rumah sakit, kini dua keluarga sedang di landa kepanikan. Bagaimana tidak, putri dan menantu dari dua keluarga itu sedang berjuang antara hidup dan matinya di dalam ruang operasi.

"Argh sial." jerit Felix sambil memukul tembok yang ada di hadapannya. Dia merasa menjadi seorang kakak yang gagal karena tidak bisa melindungi adik perempuannya.

"Mama takut pa" bisik Mama Karen pada suaminya. wanita paruh baya itu begitu takut saat ini, putri yang dia besarkan dengan tangannya sendiri kini sedang berjuang antara hidup dan mati. Hatinya menjerit sakit saat mengingat semua penderitaan putri kebanggaannya itu.

"Sabar ma, Sofia anak yang kuat." Hibur papa Michael, dia merasa saat ini dunianya seakan runtuh. Putri kesayangannya sedang terbaring tidak berdaya sedangkan dia tidak bisa melakukan apapun untuk putrinya itu. Tapi di sisi lain dia harus kuat agar bisa menguatkan keluarganya yang saat ini sama sedihnya seperti dirinya.

"hiks hiks, dia putri Mama satu-satunya pa. Mama nggak akan maafin diri Mama sendiri kalau sampai sesuatu yang buruk terjadi sama Sofia." tangis Mama Karen semakin kuat, papa Michael tidak bisa melakukan apapun untuk menghibur istrinya itu karena diapun merasakan hal yang sama. Jadi papa Michael hanya memeluk erat istrinya sambil sesekali menepuk-nepuk punggung istrinya itu. Mereka bahkan melupakan putri mereka yang satu lagi dan menganggap kalau putri mereka hanyalah Sofia saja.

Sedangkan Alexander tidak mengatakan apapun, dia hanya diam menangis di depan ruangan operasi. Dia merasa khawatir, takut juga menyesal. Andai saja dia menemani Sofia tadi, ini semua pasti tidak akan terjadi.

Alexander tidak akan pernah memaafkan dirinya sendiri jika terjadi sesuatu yang buruk pada istri tercintanya itu.

"Ini semua karena kamu Alexander, andai saja kamu tidak mementingkan meeting sialanmu itu adikku tidak akan seperti ini. Andai saja kau menemaninya ke mall tadi, dia pasti tidak akan kecelakaan seperti ini." Bentak Reynard kakak pertama Sofia. Pria pendiam itu akhirnya mengeluarkan semua kekecewaannya pada Alexander.

"Semua adalah salahmu, berkali-kali kau menyakiti adikku itu. Kau bahkan berselingkuh dengan wanita murahan itu. Kau pikir aku tidak tau dengan apa yang kau lakukan selama ini. Aku diam karena Sofia sangat mencintai dirimu. Apa hebatnya kau, kau hanya pria bajingan yang bisanya hanya menyakiti adikku saja. Sekarang lihat, karena salahmu keadaan adikku harus seperti ini." Murka Reynard sambil mencengkeram kerah kemeja Alexander dengan kuat. Dia merasa sangat kecewa pada Alexander karena sudah menomor duakan adiknya, dia merasa marah pada Alexander karena selama ini dia sudah berselingkuh di belakang istrinya. Raynard tau kalau Alexander sering ke rumah Nadine untuk melampiaskan hasrat seksualnya tapi dia selalu diam karena Sofia sangat mencintai Alexander. Dia diam saja karena tidak ingin membuat adik kesayangannya itu sedih.

Berkali-kali Alexander terus menyakiti Sofia, Pria itu bahkan dengan tega menghamili wanita lain di saat statusnya adalah tunangan Sofia. Dia sangat ingin menjauhkan Sofia dari Alexander, tapi dia sadar kalau Sofia sangat mencintai Alexander.

Selama ini Sebenarnya Reynard sangat mencintai Sofia, Tapi Reynard selalu memendam perasaannya pada adiknya itu dan hanya menjaganya dari jauh saja. Dia menyadari kalau sampai kapanpun Sofia hanya menganggap dirinya sebagai kakaknya saja.

"Maaf." lirih Alexander

BUK

"Bajingan brengsek." tiba-tiba Felix datang dan langsung memukul rahang Alexander.

BUK

"Seharusnya kau tidak usah menikahi adiknya kalau tidak bisa membahagiakan dirinya."

BUK

"Seharusnya kau melindungi adikku karena saat ini dia sedang mengandung anakmu. Kau memang pria bajingan." Teriak Felix penuh amarah. Felix memang berbeda dengan saudaranya yang lain, Felix memiliki temperamen yang sedikit buruk.

"Arghhhhh bajingan." Teriak Felix sambil menampar pipinya Alexander hingga membuat Alexander limbung.

Dia sudah terlihat seperti pria gila saat ini.

"Apa yang Abang lakuin." Raka langsung menghentikan tindakan Felix yang saat ini sudah membuat Alexander babak belur. Alexander bisa mati jika Felix tidak di hentikan.

Orang tua Alexander hanya diam saja, mereka tidak bisa membela putra mereka saat ini. Karena mereka sendiri juga merasa sedikit kesal pada Alexander, apalagi Ibu Alexander. Dia sangat kesal dengan putra tunggalnya ini, andai saja dia menemani istrinya tadi ini semua tidak akan terjadi dan cucunya tidak akan berada dalam bahaya seperti ini. Padahal itu adalah cucu yang sudah sejak lama dia nantikan kehadirannya.

"Bang sekarang bukan saatnya kita untuk ribut dan berantem kayak gini. Sebaiknya kita semua berdoa supaya operasi Sofia baik-baik aja." Nasehat Raka pada kedua kakaknya yang saat ini di landa emosi.

"Abang ngerasa jadi kakak yang buruk buat Sofia, Abang nggak berguna. Abang nggak bisa jagain dia. hiks hiks hiks." Pecah sudah tangisan Felix.

"Sofia wanita kuat, dia pasti baik-baik aja." Hibur Raka sambil memeluk kakak keduanya itu.

Hingga tiba-tiba mereka di kagetkan dengan keluarnya beberapa perawat dari ruang operasi itu dengan keadaan panik.

Ketakutan semakin melanda dua keluarga itu, bahkan Karen langsung pingsan karena terlalu khawatir pada keadaan sang putri.

Sedangkan Ibu Alexander histeris, dia sangat takut terjadi sesuatu yang buruk pada cucu pertamanya itu. Wanita itu bahkan lupa pada kedua cucunya yang lain.

"Apa yang terjadi?" tanya Reynard pada salah satu perawat. Tapi perawat itu tidak menjawab dan langsung masuk kembali di ruangan operasi.

°°°°°°°

Hingga setelah beberapa jam berlalu, saat dokter yang mengoperasi Sofia keluar. Semua keluarga langsung mengerubungi dokter itu.

"Bagaimana keadaan istri saya dok?" tanya Alexander

"Jangan diam saja bajingan, cepat jawab bagaimana keadaan adik saya." Bentak Felix sambil mencengkram kerah kemeja dokter Adrian.

"Operasinya berhasil, bayinya laki-laki dan sangat sehat. Untuk berat badan bayinya juga cukup karena saat ini kehamilan pasien juga sudah mencapai 9 bulan. Sedangkan untuk sang ibu, saat ini dia sudah berhasil melewati masa kritisnya. Hanya saja kabar buruknya karena benturan yang kuat pada tulang belakang pasien membuat pasien kemungkinan akan mengalami kelumpuhan permanen. Untuk selanjutnya kita akan menunggu pasien sadar terlebih dahulu." Ujar dokter Adrian menatap satu persatu keluarga Sofia.

mendengar hal itu membuat semua orang yang ada di depan ruangan operasi Sofia shok. Alexander bahkan langsung terduduk di lantai dengan tatapan mata kosongnya.

"Ini semua salah aku." ucap Alexander dalam hati.

"Hiks hiks hiks, aku suami yang gagal. Maafin suami kamu ini Sofia. Maaf aku gagal jagain kamu." lirih Alexander terisak pelan.

"Abang gagal lindungin kamu dek." Batin Reynard lirih. Dia terduduk di kursi tunggu sambil mengusap kasar wajahnya.

"Bangun sialan. Ini semua salah Lo. Arghhhh." jerit Felix sambil berusaha membangunkan Alexander yang saat ini terlihat seperti pria linglung.

Mendengar putri keadaan putri mereka, hati orang tua mana yang tidak terpukul dan hancur. Michael memeluk sang istri yang kini histeris, dia merasa menjadi ayah yang benar-benar gagal sekarang. Putri kecilnya yang selalu dia jaga itu kini sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja.

Bagaimana dia harus memberitahu putrinya itu nanti jika kini dia lumpuh. Rasanya Michael tidak sanggup melihat kesedihan putrinya itu nanti. Putrinya itu sudah banyak menderita, dulu pria yang dia cintai harus di rebut oleh wanita lain yang sayangnya adalah adiknya sendiri dan sialnya lagi wanita itu juga merupakan putri Michael.