Shanum menatap sekeliling ruangan mewah, bukan surga atau hotel. Aromaterapi bercampur desinfektan wanita itu menoleh ada jarum infus di tangannya. Lurus di hadapan nya ada tiga anaknya yang tertidur pulas di sofa panjang lebar, "Pasti mahal sewa kamar ini. Aku tak mau berhutang kepada wanita itu." Pikir shanum sambil melepas jarum dengan kasar .
Dia beringsut turun dan bug. Suara benturan tubuh nya yang lemah jatuh ke lantai membangun kan semuanya, Farhan membelalakkan matanya kala keluar dari kamar mandi.
Berjalan tergesa-gesa mengangkat nya ke kasur. " Kau masih lemas dan sakit Shanum jangan gegabah semau kamu sendiri!" Bentak Farhan.
"Apa? Kenapa kalian bawa aku ke sini ? Kenapa tak kau biarkan aku mati? Bukannya kalian akan meninggalkan aku? Tinggal bersama dengan wanita itu!" Sembur Shanum menggelegar tepat di telinga Farhan.
Mendengung Farhan menahan sakit telinga nya, memejamkan matanya menetralisir emosinya menggelegak, egonya terpancing.
"Kau sakit lambung akut, harus rawat inap agar sembuh. Kenapa telat makan? Kenapa kau sembunyikan dari ku?" Tanya Farhan melunakkan suaranya.
"Apa pengaruhnya? Kau capek kan mengurusi orang sakit? Jadi biarkan orang penyakitan ini mati dan berlalu dari mu! Bisa kan?" Teriaknya sambil tersenyum menyeringai lebar.
Liana menutup mulutnya gemetar tak pernah dia melihat ibunya yang dulu halus lembut dalam berkata-kata kini menjadi mengerikan juga ekspresi wajah nya. Galang memeluk Haris dan Haris tertegun melihat perubahan sang ibu.
"Jangan keras kepala, kamu harus dirawat dengan obat yang diberikan oleh dokter kau akan sembuh." Farhan mencoba membujuk Shanum.
Shanum tersenyum sinis lalu berkata," Jika aku tahu cinta palsu mu hanya bertahan sekian tahun seharusnya aku pilih Daniel Sturridge yang kaya raya, walaupun player setidaknya ia memberikan kemewahan dunia bukan penyakit seperti yang berikan kepada ku!" Ucapan Shanum dengan nada mengejek membuat Farhan emosi.
Plak. Tamparan keras mendarat di pipi pucat itu, "Lagi! Lagi ! Ayo lakukanlah! Biar kau puas menyiksa ku bangsat!" Teriak shanum sambil menyorongkan pipinya yang satu lagi tak lupa matanya melototi Farhan.
Lelaki itu shock mundur beberapa langkah lagi. "Maafkan aku Shanum. Maaf, " Ucapan lirih Farhan dengan penyesalannya tercetak jelas di wajahnya.
"Lakukan Farhan! Apa yang kau tunggu? Lakukan! Siksa aku, terkejut aku menderita lambung akut? Seharusnya kau pikir dulu sebelum bertindak! Yang capai bukan kamu saja, aku istri mu juga!" Teriak Shanum.
"Bukan kalian saja yang capai dan lelah akan kehidupan miskin ini! Aku juga bertahan lama dari sebelum bertemu dengan kamu! Lagipula kau berjanji akan setia!" Teriak Shanum.
"Cuih! Taik! Ludah mu kau jilat lagi! Pecundang! " Teriak shanum, meludahi lantai menghina suaminya itu.
Ia ingat saat di kamar kala lelaki itu mengucapkan kata talak bersamaan dia membuka amplop coklat besar itu, ya blanko perceraian yang sudah di tandatangani dia dan di cap catatan sipil.
Sekarang buat apa dia hormat kepada nya, bukan lagi siapapun baginya. Mereka sudah asing karena sudah ada kata talak, dan ia hanya menyesali perbuatan anaknya yang tak ingat kasih sayang nya.
Jadi sekalian aja buat jurang itu semakin lebar toh bukan dia yang dipilih kan? Batin Shanum perih. Mengingatkan kembali masa lalu rasanya tak ada gunanya itulah yang ada dibenaknya.
Mana mau dia mengiba merengek minta tolong jangan di tinggalin, tak mungkin. Biar mereka tahu bagaimana caranya hidup tanpa cinta, Shanum yang miskin ini sudah dibuang.
Hening. Suara derap langkah kaki mendekat masuklah dokter dengan perawat dengan peralatan dan obat juga ada petugas membawa makanan. Shanum melirik jam di dinding ternyata ini waktu makan siang.
"Kenapa di lepas Nyonya, ini demi kesembuhan Anda." Suara dokter lembut memasang alat lagi ke tangan nya Shanum.
"Aku ingin pulang saja Dok, tak mampu aku bayar ganti rugi biaya rumah sakit. Aku miskin, karena miskin ini suamiku baru saja menceraikan aku kemarin." Ucap Shanum
"Aku mau sakit atau mati pun kan bukan tanggung jawabnya bukan begitu dokter!" Ucap lemah lembut memasang wajah memelas ke arah dokter juga perawat.
Bahkan petugas pengantar makanan berusaha bertahan mencuri dengar pembicaraan mereka. "Bahkan anak-anak juga bilang bosan hidup miskin, makanya ikut dia." Jelas Shanum.
"Nanti istri baru nya kasih bunga, mana mewah kamarnya, aku cuma guru TK mana cukup buat bayar sewa kamar ini dan jasa Anda Dok?" Lanjut shanum.
"Astagfirullah, jahat sekali keluarga mu mbak." Celetuk si pengantar makanan. Sang dokter berdehem mencoba tidak berkomentar . Sedangkan di perawat terisak," Mbak jika butuh tempat kost telpon aku ya, aku bantu carikan yang murah. Ada murah kok di tempat kost aku " Ucap si perawat.
Wanita itu memberikan kertas dilipat dan ikut berlalu mengikuti sang dokter yang hanya berdiam diri lalu mengangguk pamit keluar tanpa suara .
"Mbak bisa datang ke tempat aku jadi kita berdua bisa hemat kost mbak." Wanita penghantar makanan itu juga menyelipkan kertas berisikan nomor telepon.
Sepeninggalan mereka shanum tersenyum sinis," Lihatlah orang miskin ini masih ada yang mau menerima jadi tak perlu bersimpati pada ku. Aku tak butuh!" shanum merebahkan tubuhnya dan menutup tubuhnya hingga ke kepalanya.
Farhan berjalan' keluar dari kamarnya. Anaknya kembali ke sofa duduk di sana dengan diam saling memandang satu sama lainnya.
Farhan duduk di taman, sendirian mengingat kembali Shanum yang marah dan menatapnya benci. Wajahnya yang cantik dan teduh kini berubah menjadi merah padam, menatapnya penuh permusuhan.
Kalimat nya kasar, sungguh tak percaya tapi nyatanya dia mengejeknya di depan umum mengatakan tentang rumah tangga mereka.
Tapi memang benar ia sudah menjatuhkan talak tapi kenapa secepat itu ia berubah. Kenapa tidak seperti istri nya yang lemah lembut dan penyayang. Kemana Shanum yang dikenalnya itu? Pikiran Farhan berkecamuk.
Sementara itu Shanum memakan coklat dan buah berikut obatnya di meja secara diam-diam. Ia melirik anaknya sedang tertidur pulas dia melihat ponselnya Farhan dan membuka aplikasi ojek online dan memesan nya lalu membayar biaya lewat aplikasi sekaligus lalu menutup transaksi.
Ia membawa obat nya dan berjalan menuju pintu keluar dari kamarnya perlahan-lahan pasti dia membawa ponselnya Farhan dan akhirnya ia berhasil meninggalkan rumah sakit tersebut.
Walaupun sedikit lemah ia berusaha untuk pergi dan mengucapkan terima kasih pada tukang ojek karena sudah sampai dengan selamat. Ia membuka pintu rumah dengan kunci cadangan yang ada di pot bunga kesayangan nya
Kebiasaan kecil yang tidak pernah ada yang mengetahuinya, suami atau anak-anak. Ia bergegas menuju ke kamar mengambil buku nikah dan surat ijasah dan KK untuk mengurus perceraian juga berkas yang diberikan Farhan.
Mengambil uang simpanan dan pakaiannya, ia berganti pakaian terlebih dahulu lalu terakhir kalinya merobek satunya foto pernikahan mereka. Meninggalkan foto Farhan dan anaknya saja lalu ia keluar dari rumah itu.
Meletakkan ponsel farhan di meja makan lalu mengembalikan kuncinya di tempat semula. Bergegaslah dia pergi membawa satu koper dan tas jinjing saja naik taksi online menuju ke motel murah untuk malam ini.
Farhan kebingungan mencari keberadaan Shanum di bantu anaknya berpencar mencari informasi terkait shanum yang menghilang.
Farhan menahan nafas kala sekuriti memperlihatkan vidio cctv-nya Shanum naik ojek meninggalkan rumah sakit. Setelah mengurusi administrasi mereka langsung pulang ke rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Hafizah Putri Nya Hafiz
sedih banget 😭
2023-11-27
0