BAB 7

Sebuah mobil sedan berwarna hitam memasuki area gedung pencakar langit yang berada di pusat kota New York. Mobil mewah itu tepat berhenti di depan lobby. Seorang laki-laki muda dengan stelan jas berwarna hitam membukakan pintu bagian belakang.

Terlihat seorang laki-laki dewasa berusia sekitar tiga puluh lima tahunan turun, seraya mengancingkan blazer berwarna biru muda yang membalut tubuh atletisnya.

"Selamat pagi tuan Flint".

"Apa saja jadwal ku hari ini, Roland?"

Laki-laki bernama Roland segera melihat layar Ipad-nya. "Hari ini jadwal tuan sangat padat. Pukul sepuluh ada meeting dengan beberapa anak perusahaan. Pukul satu siang nanti pertemuan dengan asosiasi migas yang tuan pimpin. Pukul empat sore tuan harus menghadiri undangan tuan Kemal dari UEA, membahas kerja sama dengan perusahaan miliknya", ucap Roland menjelaskan dengan rinci.

Keduanya keluar dari lift lantai empat lima di mana ruangan Flint berada.

Roland membuka pintu ruang kerja bos-nya itu.

"Apa ada kabar dari Chicago, Roland? Kenapa kau tidak segera memberi tahuku apa yang terjadi di sana. Panggil segera mereka yang kau tugaskan menemui keluarga karyawan itu, aku ingin mendengar hasilnya", ujar Flint seraya duduk di kursi kerjanya.

"Wilson dan Henry yang saya tugaskan, tuan. Mereka berdua sudah bertemu langsung dengan putri tuan Morgan. Menurut Henry, putri tuan Morgan tidak mau menerima begitu saja bukti yang mereka bawa. Gadis itu malah balik mengancam. Ia tidak bersedia pergi dari rumah mereka, meskipun Henry sudah memberi tahu konsekuensinya akan berhadapan dengan anda", jawab Roland.

Flint menyandarkan punggung nya, sementara jari kanannya mengetuk-ngetuk sandaran tangan. Ujung bibirnya tertarik keatas. "Boleh juga nyali gadis itu, heh".

"Bagaimana dengan putrinya yang satu lagi? Apa kau sudah menjalankan perintah ku, Roland?"

"Ya tuan, saya sudah memberi kompensasi perusahaan yang bekerjasama dengan nona Kaylaa. Menurut informasi, nona Kaylaa tak terlihat batang hidungnya sejak perusahaan-perusahaan tersebut memutus kerjasama mereka".

"Good. Seperti biasa, kau bisa aku andalkan Roland".

*

"Akhirnya kita menemukan alamatnya, Kay", ucap Claire menatap gedung agensi tempat Kaylaa berkarier sebagai model selama ini.

"Apa namanya sama dengan yang di berikan Tory beberapa hari yang lalu?"

"Iya sama persis, lihatlah fotonya pun sama", ujar Claire memperlihatkan gambar yang di kirim melalui handphone miliknya. "Sebaiknya kita langsung menemui Tory".

"Iya. Kita jangan membuang waktu", jawab Kaylee.

Beberapa hari yang lalu Kaylee menghubungi Tory, mereka tidak pernah bertemu sebelumnya. Kaylee pun baru saja mengetahui bahwa Tory manajer Kaylaa.

Namun Tory tahu bahwa Kaylaa memiliki saudara kembar bernama Kaylee. Tory sempat kaget yang menghubunginya melalui handphone milik Kaylaa adalah Kaylee.

Apalagi begitu mendengar Kaylaa salah satu penumpang pesawat naas beberapa hari yang lalu.

Tory benar-benar sangat terkejut mendengar cerita Kaylee tentang kematian Kaylaa karena kecelakaan pesawat yang di tumpangi nya.

Hingga keduanya memutuskan untuk bertemu di kota Queen's. Banyak sekali yang ingin Kaylee tanyakan pada Tory salah satunya tentang pekerjaan Kaylaa dan kehidupannya di Queen's. Selama Kaylaa tinggal di kota tersebut tak sekali pun Kaylee mengunjungi saudaranya itu.

Bukan tanpa alasan, Kaylee paranoid naik pesawat. Sedangkan jika ditempuh melalui jalan darat memakan waktu cukup panjang, lima belas jam. Belum lagi kesibukan Kaylee. Sehingga komunikasi keduanya hanya melalui video call. Atau Kaylaa yang mengunjungi Morgan dan adiknya di Chicago.

Seperti sekarang saja, kondisi Kaylee mengalami jetlag. Namun ia tidak mau menunda pertemuan dengan Tory. Walaupun Claire mengajak Kaylee istirahat saja dulu di hotel tempat mereka menginap, namun Kaylee menolak ide tersebut.

...***...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***